Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#4

Mega berarak. Mengepul. Menggabak. Membentuk prasangka akan datangnya titik-titik air dari tempat peraduan. Suasana begitu kelam. Meski bukan itu yang diminta. Semesta memang canggih. Bisa mempengaruhi kondisi hati ini. Dengan cara yang luar biasa. Tetapi tidak diinginkan adanya.

Rerumputan bergoyang. Dielus oleh angin pagi nan dingin. Diserbakkan oleh sayap-sayap burung gagak yang mencoba melintasi awang-awang.

Gadis di sebelahku mengelus lengannya yang dilapisi jaket berbahan katun, sesambil mendengus pelan. Gas tipis terlihat mencuat dari dalam bibir merah mudanya. Mempertegas hawa menusuk yang tengah dirasa.

Sedangkan seorang pria maskulin di sebelahnya, menatap silu ke depan. Ditemani senyum tipis di wajah. Dia membuka mulut, agak lama sebelum mengutarakan sesuatu.

“Dia pernah menyemangatiku. Menghiburku. Saat itu. Di saat aku kecewa akan hasil lemparanku. Di saat teman-temanku menyalahkan aku atas segalanya.”

Dia berbalik. Lalu beranjak sembari mengangkat sebelah tangannya. Menggunakan gestur tanda perpisahan. Meninggalkan kami, yang hanya tersenyum guna mengiringi kepergiannya.

Atmosfer hening mengetuk. Menyerempet masuk di antara kami berdua. Entah kenapa arus udara yang begitu menyejukkan bagiku membuat tak ada niatan untuk mengakhiri suasana ini. Suasana kebersamaan yang kembali menghinggapi kami ... bertiga.

Tapi aku acuhkan pemikiran itu setelah teringat akan satu hal. Sesuatu yang semenjak dulu ingin aku sampaikan padanya, pada gadis di sebelahku ini.

“... Terima kasih, Sora-chan.”

Dia memiringkan sedikit kepalanya. Membentuk sikap heran. Ya itu wajar, mengingat kalimatku barusan mengandung banyak arti.

“Saat aku dilempari bola bisbol kala itu, kau yang meminta Hikari untuk menolongku, kan. Berkat kejadian itu ... hidupku menjadi lebih baik. Terima kasih, Sora.” Aku tak kuasa menahan senyum lebar. Dituntut oleh perasaan senang bercampur lega yang sudah memegang kendali atas ragaku.

Terlihat samar-samar olehku kalau ia merona. Mungkin yang barusan aku lakukan membuatnya tersipu. Benar-benar, menambah penjelajahan atas imajinasiku semakin dalam dan dalam.

Setidaknya, aku ingin membuatnya bahagia.

“Sejak dulu, aku ... hanya terdiam ... tidak bisa berbuat apa-apa saat melihat Hideo-kun ditindas. A-aku ... kala itu ... hanya ingin ... melakukan sesuatu....”

Dia menunduk. Poni dari rambut hitam panjangnya menyembunyikan sebagian besar paras anggun itu. Perlahan, aku berusaha menggapai tangannya. Hingga telapak tangan kami bertautan. Saling berbagi setitik kehangatan, melawan cuaca yang mulai membabi buta. Melihat wajahnya yang merekahkan senyum hangat, tak khayal membuatku melakukan hal serupa.

“Ayo pergi. Sawashiro Sora-san.”

Kami pun beranjak. Meninggalkan jejeran batu nisan. Menyibak kenangan lama. Kenangan di saat tangan itu menyentuh lembut dadaku. Sentuhan yang menghidupkan kembali nyala api yang sempat redup. Karena aku yakin, cahaya yang engkau titipkan ini akan terus bersinar di sanubari para penerimanya. Terus menerus, hingga ajal menjemput.

.

.

Some days just pass by and some days are unforgettable.

We can’t choose the reason why.

But we can choose what to do from the day after.

So with that hope, with that determination.

Let’s make tomorrow a brighter and better day.

 

Be The Light

-TAMAT-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro