Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

XII. Rahasia

"Gimana perasaanmu berhasil masuk dalam rumah megah itu?" tanya Keenan sesaat setelah menyuap mulutnya dengan daging matang.

Tidak butuh waktu berhari-hari menunggu keputusan dari pihak pewawancara untuk memilih siapa dari para pendaftar yang akan lolos. Sofia menunggu dalam mobil bersama Keenan, dan tidak berselang lama masuk sebuah pesan di emailnya mengenai penerimaan dirinya.

Ada rasa puas hati dengan hasil ini, Keenan mengajak Sofia merayakannya di tempat mereka biasa bertemu. Walau tidak mewah, anggap saja makan siang bersama untuk mengatasi perut yang kelaparan.

"Nggak ada perasaan istimewa. Tapi, ketika aku memasuki rumah itu, sepertinya banyak rahasia di dalamnya," sahut Sofia yang hanya memesan minuman segar saja. Katanya, ia masih kenyang dengan sarapan pagi tadi.

"Rahasia seperti apa maksudmu?" Dari arah belakang, Wendy datang langsung mengajukan pertanyaan. Sepertinya ia memiliki telinga panjang yang mampu mendengar dari jarak jauh.

"Kenapa kamu di sini?" tanya Keenan seperti tidak suka dengan kehadiran Wendy beserta Arsen dan Farrel. Kalau dilihat-lihat, mereka ini seperti tidak terpisahkan. Satunya pergi, duanya langsung ngikut. Antara kompak atau memang tidak punya teman lain.

Sofia tidak mempermasalahkan sama sekali kehadiran ketiganya. Ia malah menarik kursi di sampingnya untuk diduduki Wendy. Kelihatannya Sofia suka dengan Wendy karena cara kerjanya yang cepat.

"Kamu pasti nggak tahu kalau Wendy itu menempelkan alat pelacak di tubuhmu," gurau Arsen, membuat Keenan segera memeriksa seluruh bagian tubuhnya.

"Percaya kok pada omongan Arsen. Pasti imanmu kurang kuat," cibir Farrel.

Sofia melanjutkan percakapannya sembari memandang Wendy. Mengabaikan ketiga lelaki di hadapannya yang sepertinya akan mulai akrab dengan cara saling mengejek antar satu sama lain.

"Rumah itu terlalu luas dengan beberapa ruang tersembunyi. Aku nggak tahu aku salah menafsirkan atau memang demikian adanya. Salah satunya aku temui saat masuk dari pintu samping, di sana ada sebuah ruangan depan pintu hitam yang dijaga oleh seorang pengawal. Aku nggak tahu apa fungsinya di sana. Maksudku, kalau memang dia memang pengawal rumah, kenapa berdirinya bukan di depan pintu masuk, kenapa malah di depan pintu hitam itu? Toh, di depan pintu lain nggak ada.

"Dan, seperti yang aku sampaikan sebelumnya pada Keenan. Rumah itu kosong. Hanya ada beberapa pengawal dan para pelayan yang mondar-mandir. Tidak ada tuan rumah, istrinya atau bahkan anaknya."

Wendy, Keenan, Arsen, Farrel sangat fokus mendengarkan apa yang Sofia lihat di rumah Jarvis. Namun, ada satu yang janggal dari apa yang dilihatnya.

"Nggak akan ada anak di rumah itu. Pak Jarvis nggak pernah punya anak!" pungkas Keenan dengan pasti.

"Ada. Aku melihatnya." Atensi keempatnya berhasil kembali direbut oleh Sofia. "Di salah satu ruang, aku melihat Pak Jarvis berfoto dengan salah seorang gadis cantik yang mungkin usianya terpaut nggak bergitu jauh dari kita."

Hening. Mereka tidak tahu harus merespons seperti apa. Wendy sendiri sudah mencari tahu terlebih dahulu mengenai keluarga Jarvis, dan secara hukum ia memang tidak memiliki keturunan. Lantas, anak siapa yang dilihat Sofia dalam foto itu?

"Kamu yakin Pak Jarvis yang ada dalam foto itu?" Arsen mengonfirmasi ulang dan Sofia mengangguk mantap. Ia percaya pada penglihatannya bahwa ia tidak salah lihat.

Keenan mengusap dagunya, berpikir tentang apa yang diucapkan Sofia. Farrel memandang ke arah luar jendela, berharap ilham dari Tuhan akan membantunya mencerna apa yang diceritakan oleh Sofia barusan.

Arsenlah yang akhirnya berhasil memecahkan keheningan itu dengan celetukan, "Gimana kalau misal anak yang difoto itu adalah salah satu anak yang diculik?"

Farrel kini bisa membalaskan dendamnya untuk memukul kepala Arsen. "Untuk apa seorang anggota dewan menculik anak-anak itu? Kalau pun dia mau punya anak, tinggal adopsi. Kurasa itu lebih mudah dilakukan, dari pada harus melakukan kejahatan yang dapat mencoreng nama baiknya," bantah Farrel tidak setuju dengan Arsen.

Keenan tersenyum dan tiba-tiba tertawa, mendapatkan tatapan aneh dari orang sekelilingnya. "Wah, aku baru tahu kalian sangat cerdas. Pantas saja kalian berkumpul dalam tim ini. Kuakui, Dewa nggak salah pilih anggota." Ia menepuk-nepuk pundak Arsen dan Farrel secara bergantian.

"Apa maksudmu?" tanya keduanya hampir bersamaan karena tidak mengerti.

"Aku pernah bilang, kan, bahwa sopir itu akan membawa kita pada dalangnya. Gimana kalau pemikiran Arsen tadi benar? Aku nggak menyalahkan alasan yang disebut Farrel, itu logis untuk manusia normal. Tapi, kita nggak tahu Pak Jarvis ini menyembunyikan rahasia apa sampai bisa bertindak sejauh ini. Who knows?" simpulnya sambil mengangkat bahu.

"Apa nggak terlalu jauh kalau kita menuduh Pak Jarvis?" Sofia mulai merasa sedikit risih dengan kesimpulan Keenan.

"Dalam melakukan penyelidikan, kita harus mengumpulkan berbagai macam kemungkinan. Terbaik sampai terburuk. Kita nggak boleh berpihak sama sekali. Hanya karena dia orang terpandang kita nggak boleh memasukkannya dalam daftar pelaku? Apa alasannya? Dia nggak mungkin bertindak demikian? Lupa apa yang aku sampaikan sebelumnya? Ingat! Semakin tinggi jabatan seseorang, semakin mudah dia melakukan kejahatan dan memanipulasinya."

Sofia terdiam. Ia tidak menyahut bukan karena tidak memiliki kalimat bantahan, tapi memang itu benar adanya. Banyak dilihat berita berseliweran, pelaku kejahatan banyak dari kalangan pemerintahan dan mendapat perlindungan dari kalangan mereka tersendiri. Inilah yang menyebabkan negara ini kacau. Tidak adanya keadilan yang benar-benar adil.

"Maaf aku terlambat."

Tring!!!

Gelas yang baru saja dipegang Sofia jatuh ke lantai dan pecah di saat itu juga saat melihat siapa yang mendatangi meja mereka. Lelaki yang telah dilupakannya. Lelaki yang membuatnya harus bertahan seorang diri. Lelaki yang tidak pernah tahu bahwa Sofia selama ini terluka karena caranya.

👀👀👀
Untuk chingu yang mau baca lebih cepat, bisa langsung ke akun Karyakarsa ya 🔎

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro