Double fuck
[Name] melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk kimono membalut tubuhnya, surai hitam sebahunya basah dan acak-acakan, harum wangi shampo favoritnya menguar.
Mulutnya mengeluarkan decakan kesal saat maniknya menangkap seseorang dengan santai berleha-leha di atas ranjang tidurnya, “Enak sekali ya?” sindirnya sambil berjalan ke arah meja rias lalu meraih hair dryer dan mulai mengeringkan rambutnya.
“Capek tau~ sini pijit aku!” surai pirang yang biasa di tata asal-asalan ke atas kini jatuh menutupi dahi, kedua maniknya sedikit menyipit menatap gerak-gerik sang gadis yang terlihat samar-samar karna buram.
“Nanti, sabar!” ucap [Name] mematikan hair dryer lalu menyambar sebuah pelembab wajah dan mengaplikasikan gel berwarna pink itu ke wajahnya.
Matahari telah tenggelam setengah jam yang lalu, bulan menggantikan perannya menyinari bumi.
“Bahuku pegal sekali~!”
“Hm.”
“Pingangku rasanya ingin meleyot.”
“Hm.”
“Lututku sepertinya akan copot.”
“Iya-iya! Sebentar!” [Name] menyambar lip balm lalu mengoleskan ke bibirnya secepat kilat, kemudian gadis itu berjalan ke arah ranjang dengan raut tak ikhlas.
Kim Jung Goo, pemuda itu tersenyum bahagia, ia memposisikan dirinya tengkurap di atas kasur lalu menggunakan sebuah guling sebagai bantal kepala.
“Pijat yang kuat ya, sayang~!”
Plak!
•••
“Ke bawah sedikit!”
“Sini?”
“Kelewat! Ke kiri sedikit!”
“Sini?”
“Geser ke kanan sedikit!”
“Sini?”
“Terlalu ke bawah, ke atas!”
“Sini?!” urat kesal mulai terukir di pelipis [Name].
“No! Ke atas sedikit!”
“Sin-”
“Ah! Iya! Di situ! Tekan!”
[Name] mengeryitkan keningnya, ia mengepalkan tangannya lalu menggunakan kepalan tangannya itu untuk menekan titik yang dimaksud si menyebalkan.
Krek!
“Ah~”
Desahan lega sontak lolos selang sedetik bunyi tulang terdengar, [Name] memasang raut ngeri, “Gila! Pergi ke tukang pijit sana! Kalo salah urat gimana?” ucapnya tiba-tiba, takut ia menekan tempat yang seharusnya tak ditekan.
“Tidak usah, cepat lanjutin~!” Jung Goo mengubah posisi kepalanya menghadap ke kanan, pemuda itu memejamkan matanya kembali setelah membuka kelopak matanya beberapa saat.
[Name] lanjut memijit punggung sahabatnya itu dengan hati-hati, “Kedipkan matamu tiga kali jika sesuatu buruk terjadi!”
“Hm~”
•••
Lenguhan panjang terdengar, lalu tak selang lama sepasang kelopak mata itu terbuka menampakkan sepasang manik berwarna hitam segelap malam.
Menolehkan kepalanya kaku ke bawah melirik sesuatu berat menimpa perutnya yang telah terbentuk sempurna, kaget begitu kaget, sang gadis pujaan tertidur dengan menggunakan perutnya sebagai bantal. Kupu-kupu sontak terasa berterbangan di dalam perut, terasa begitu geli.
Menggigit bibir bawahnya kuat-kuat menahan pekikan gemas.
Jemari kasarnya terulur mengusap surai hitamnya yang terurai menutup sisi wajah ayunya, penuh hati-hati dan begitu pelan.
“Oh.. double fuck~”
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro