Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

✎ 34. H-1 tragedy

Takeomi dan Rindou sedang berada di dalam mobil menuju bandara, sudah satu Minggu lebih dikit (Name), Izana dan Kakuchou di Indonesia.

Saat mereka masih di perjalanan tiba-tiba mobil yang di setir oleh Takeomi tak sengaja menabrak seseorang, hingga mengakibatkan semua orang melihat dan langsung menolong si korban yang membuat beberapa orang menghakimi Takeomi dan Rindou yang baru saja keluar mobil untuk melihat keadaan si korban

"HEY! KALAU MENYETIR ITU YANG BENER!"
"DASAR SAMPAH MASYARAKAT!"

Banyak orang-orang memaki mereka, Rindou menatap mereka dengan tatapan tajam yang membuat mereka terdiam

"G-Gawat... Bukankah mereka anggota Bonten?"
"Hah? Yang bener?"
"Bonten? Organisasi kriminal itu?"
"Bahaya... Cepat lapor polisi."
"Kau gila? Kau akan di buru mereka jika kau melaporkan mereka?"
"Fuh hah biar aku yang telpon polisi karena aku adalah ksatria sihir fuh hah."

Banyak orang-orang yang mulai takut melihat Rindou, siapa yang tidak kenal Rindou sih? Si bungsu dari Haitani Bersaudara yang kharismatik, pembunuh, penjudi, pembuat onar, ganteng plus ̶s̶u̶a̶m̶i̶ ̶L̶a̶i̶l̶i̶

"Tidak apa-apa... Dia hanya patah leher dan rahang, mungkin dia akan sembuh besok." Takeomi mengangkat gadis yang tak sengaja ia tabrak tadi dan melemparkannya ke tepi jalan. Takeomi langsung menepuk tangannya untuk membersihkan tangannya karena prinsip hidupnya berubah 'Yang boleh menyentuhku hanya (Name), wanita lain skip.'

"Ayo masuk, atau kita akan terlambat menjemput ist-- maksudku (Name)." Takeomi masuk ke dalam mobil diikuti dengan Rindou

Di pesawat

(Name), Izana dan Kakuchou berada di dalam pesawat kelas 1, (Name) duduk diantara mereka bertiga dan dia sedang tidur sambil ngorok dan ngences

Kakuchou menatap (Name) sambil tersenyum 'cantiknya~' ucap Kakuchou di dalam hati dan sesekali mencium pipi (Name) pelan agar tidak terbangun

Izana sedari tadi hanya menatap peliharaan barunya Asep, ayam warna pink yang dia beli di pasar kamis bersama ayah (Name). Sebenarnya membawa hewan ke dalam pesawat itu di larang namun bukan Izana kalau dia tidak bisa melakukan apa yang dia ingin lakukan. Izana mengelus kepala Asep

Tiba-tiba ada suara dari pramugari dan pilot yang mengatakan bahwa sebentar lagi mereka akan mendarat di bandara. Kakuchou langsung membangunkan (Name)
"(Name) bangun... Kita sebentar lagi akan sampai." Kakuchou membangunkan (Name) pelan

(Name) membuka matanya, matanya masih mengantuk, Kakuchou mengambil sapu tangannya dan membersihkan iler (Name) yang ada di bibirnya. Tiba-tiba Kakuchou teringat saat dia mencium bibir (Name) ketika (Name) tidur di kamarnya yang membuat wajah Kakuchou memerah

"Ada apa Kakuchou?" Tanya Izana saat melihat wajah Kakuchou memerah

Kakuchou tersentak kaget "a-ah i-iler (Name) kena baju ku tadi."

"Hah?! Beneran? Maaf Uchou! Ga sengaja." (Name) langsung melek mendengar perkataan Kakuchou

Kakuchou tersenyum "tidak apa-apa." Kakuchou membelai kepala (Name)

"Haahh padahal aku masih pengen tinggal di Indonesia, bisa ngeronda, berenang di air banjir, mancing sambil rebahan, makan lontong, disana juga banyak yang pakai motor, banyak buah-buahan enak, banyak orang yang jualan lewat depan rumah.. kapan-kapan kalau kau pulang ke Indonesia lagi ajak aku ya (Name)." Izana memegang kedua tangan (Name) dan mendekatkan wajahnya ke wajah (Name)

"Tapi gak janji." Ucap (Name)

Izana tersenyum senang "itu baru ratu ku." Izana mencubit hidung (Name) "ngomong-ngomong keluarga mu sangat baik, ramah dan hangat. Mereka selalu berbicara dengan bahasa halus, aku harap aku bisa lahir di keluarga mu."

Raut wajah (Name) langsung berubah 'saking baiknya aku malah berharap sebaliknya.' gumam (Name)

Kakuchou menoleh "ada apa (Name)?" Tanya Kakuchou

(Name) langsung tersenyum "Tidak apa-apa."

⋆⛧*┈┈┈┈﹤୨♡୧﹥┈┈┈┈*⛧⋆

Ran sedang berada di rumah sakit untuk menjenguk Kirara, dia kini sedang berjalan sendirian di lorong rumah sakit namun tiba-tiba seorang dokter memanggil namanya

"Haitani-san."

Ran menoleh dan menatap dokter itu dengan sleepy eyes nya
"Apa?"

Sang dokter memberikan sebuah surat pada Ran "Saya pernah melihat anda dengan pasien (Name), kalian sepertinya sangat dekat jadi saya titipkan surat ini padanya. Dan bilang ke (Name) kalau dia tidak sendirian, jika ada apa-apa dia masih bisa berkonsultasi pada saya." Ucap sang dokter sambil tersenyum dan pergi masuk ke ruangannya

Ran mengangguk dan membaca surat kesehatan milik (Name), senyuman miring tercetak di bibirnya "hee~ menarik~"

Ran kemudian membawa surat itu pulang dan melupakan tujuan utamanya datang ke rumah sakit.

Kirara yang menunggu di dalam ruangan VVIP hanya termenung "Ran-kun kenapa lama?" Gumamnya sambil menatap keluar jendela rumah sakit menatap matahari yang perlahan turun ke timur

Sebuah motor melaju dengan kecepatan penuh melewati para pengemudi mobil, walaupun dia melajukan motornya dengan ugal-ugalan tapi herannya dia tetap selamat. Tak sengaja dia melihat (Name) berbicara berdua dengan Mochi di bangku taman, Ran langsung mengerem mendadak dan melakukan freestyle dan mendarat dengan sempurna di kotak pembatas parkiran dan membuat tukang park iran tercengang

Di tempat (Name), kini Mochi dan (Name) hanya duduk diam sejak satu jam yang lalu menatap pohon beringin yang berbuah kesemek dan memiliki bunga bangkai di setiap sisi pohon tersebut

"(Name)... Sebenarnya... Em..." Mochi merasa gugup karena tak enak, wajahnya sedih dan matanya menatap kaki (Name) yang tidak menyentuh tanah karena tubuhnya pendek sedangkan bangku taman cukup tinggi

(Name) menoleh sambil tersenyum "iya?"

"Aku minta maaf untuk semuanya, aku sudah jahat padamu... Aku juga tidak tau kesalahan ku apa soalnya aku jarang masuk di cerita ini, serasa NPC." Mochi sesekali menggaruk tengkuknya

(Name) terkekeh "tidak apa-apa, lagi pula kau juga tidak salah apa-apa kok." Aku tersenyum sambil mencubit pipi Mochi pelan

Mochi menatap (Name) dan tersenyum senang "terimakasih (Name), ini untuk action figure mu yang pernah rusak... Aku dengar dari Takeomi kalau hampir semua action figure kesukaan mu hancur." Mochi memberikan sebuah paper bag pada (Name) yang membuat (Name) tersenyum sumringah

"Beneran? Untuk aku? Tapi action figure mahal... Aku gamau terima, lebih baik kasih ke orang lain saja." (Name) menggeleng dan mengembalikan paper bag itu pada Mochi namun pegangan (Name) pada paper bag sangat erat, biasalah... Mau tapi malu

Mochi tersenyum dan mencium dahi (Name) "untuk mu saja."

(Name) mematung dan memegang dahinya 'anjir... Baru aja sampe di jepang tapi udah kangen Abang sepupu aja.'

"E-eh... M-maaf (Name)."

(Name) tersenyum dan menggeleng "terimakasih Kanji-san."

Wajah Mochi langsung cerah, matanya penuh dengan kebahagiaan ketika (Name) memanggilnya dengan nama aslinya "sama-sama (Name)."

Mereka langsung tertawa bersama namun tiba-tiba Ran berjalan mendekat "wah wah~ lihat siapa disini? Ada pengkhianat Bonten yang baru dan orang stres sok kuat."

Raut wajah (Name) berubah, Mochi langsung berdiri dan menatap tajam Ran "Aku tidak mempermasalahkan jika kau mengataiku karena aku sudah tidak terikat lagi dengan perjanjian Mikey, tapi jangan sekali-kali kau menghina (Name)!"

(Name) memasang wajah terharu ketika Mochi berdiri di hadapannya dan membela (Name), (Name) menatap punggung lebar Mochi 'angkat aku jadi adik mu Kanji-san...' batin (Name)

"Siapa peduli? Sekali benci tetap benci, dan aku tidak akan pernah berhenti membenci gadis sialan itu." Ucap Ran dengan nada sarkas

(Name) menatap tajam Ran 'awas lu ya!'

"Kanji-san... Lebih baik Kanji-san pergi, biarkan aku dan Annabelle waria ini berdua." Aku tersenyum pada Mochi

"Hah?! Apa kau bilang?!"

"Tapi (Name)! Jika aku pergi bagaimana denganmu? Dia Haitani Ran! Aku saja masih lemah di banding dia apalagi kamu." Mochi menatap khawatir (Name)

(Name) memberikan kunci apartemen pada Mochi "Jika tidak ada orang di apartemen ku, kamu tinggal pakai kunci itu saja dan katakan pada ireng agar menemui ku di jembatan yang ada tamannya."

"Baiklah..." Mochi mengangguk "Awas saja kalau kau menyakiti (Name)! Aku tidak akan tinggal diam!" Mochi berjalan pergi meninggalkan (Name) dan Ran

Saat (Name) masih melambaikan tangannya pada Mochi yang sudah tidak terlihat lagi, Ran langsung mengayunkan baton miliknya kearah kepala (Name) dengan sangat kuat namun (Name) langsung berjongkok dan melepas sendal swallow maroon miliknya

"Heh~ Refleks yang sempurna." Ucap Ran sambil menyeringai

(Name) menoleh dan menatap aneh Ran "apa maksudmu? Aku hanya melepaskan sendal ku."

Ran mengeluarkan sebuah surat dari sakunya "kau tau? Sepertinya aku ingin memakai ide dari Haruchiyo waktu itu." Ran menyeringai pada (Name) "ekhem... Berdasarkan hasil dari--"

(Name) langsung merasa deja vu dan langsung meninju perut Ran sambil mengambil dan meremas kertas itu. (Name) menatap tajam Ran "Ni surat punyaku, jadi kau tidak punya hak untuk membacanya!"

Ran meringis dan memegang perutnya "yahh udah kebaca." Ran tertawa mengejek

(Name) sibuk cari jalan keluar supaya gaada sesi baku hantam dengan Ran karena dia lagi capek baru sampe di jepang masa iya langsung baku hantam, mending ngejulid... Eh? Ngejulid?

(Name) menyeringai "yaudah deh kalo udah kebaca, toh itu cuman selembar kertas dari psikolog bukan selembar kertas ancaman dari bos yang dulu atau surat dari rumah sakit soal kewarasan pacarmu yang bisa dibilang kadang gila kadang stres." (Name) tertawa sambil menutup mulutnya "ups... Keceplosan, seharusnya aku ga ngungkit masalah itu. Nanti jadi beban pikiran anak orang yang di tinggalin bapaknya wkwkwk."

Ran terkejut mendengar perkataan (Name) "apa?"

"Eh? Maaf mulutku ember banget, tapi gak papasih kan disini cuman ada kita berdua." (Name) tersenyum sambil menepuk bahu Ran. Kemudian (Name) mengambil sapu tangan hitam dan mengelap tangannya yang baru saja memegang bahu Ran

"Dari mana kau tau?" Ran menatap tajam (Name), matanya terbelalak kaget ketika melihat sapu tangan yang di gunakan (Name), terdapat lambang Yin dan Yang. Ran langsung maju ke depan dan mencoba menarik hoodie yang digunakan (Name) namun (Name) langsung mundur dan memasang kuda-kuda bertahan

"Don't come near me or I'll punch you." (Name) menatap tajam Ran dan masih memasang kuda-kuda bertahan jaga-jaga jika Ran ngajak baku hantam

Ran menatap (Name) dengan tatapan malasnya "dari mana kau mendapatkan sapu tangan itu? Dan bagaimana kau bisa tau soal surat ancaman? Jangan-jangan kau--"

"Aniki."

(Name) dan Ran langsung menoleh kearah Rindou yang berdiri di belakang Ran "Kirara mencarimu Aniki, kau tau kan jika kau tidak menjenguknya sehari saja dia akan menjadi gila?"

Ran menatap Rindou dan menghela nafas "kau benar..." Kemudian dia menatap tajam (Name) "kau berhutang jawaban dengan ku, j*lang."

"Hutang? Sorry ya aku gaada hutang dengan siapapun kecuali dengan bibi-bibi penjaga kantin." Jelas (Name) sambil mengorek telinganya dengan jari kelingking

"Ayo Aniki, tinggalkan saja dia sendirian disini." Rindou menarik tangan Ran untuk menjauhi (Name)

"Ya, kau benar. Tidak ada gunanya aku meladeni orang stres." Ran berjalan di samping kiri Rindou

Rindou menoleh ke belakang sebentar dan melambaikan tangannya

(Name) langsung melambaikan tangannya kearah Rindou dan tersenyum hingga matanya menyipit

⋆⛧*┈┈┈┈﹤୨♡୧﹥┈┈┈┈*⛧⋆


Selama di perjalanan menuju rumah sakit, Ran dan Rindou mendengar suara berisik yang berasal dari gang di depan mereka. Karena penasaran mereka berdua mencoba melihat apa yang terjadi di sana

Mata merek bertiga bertemu, Ran dan Rindou menatap Izana yang tidak menggunakan anting hanafuda duduk diantara 15 orang yang baru saja di hajarnya

"I... Zana?"

Izana menatap tajam Ran sambil memakan kuenya "apa?" Dia berdiri dan berjalan menghampiri Ran dan Rindou. Izana berdiri di hadapan Ran "Jangan bilang kau lupa tentang surat ancaman dari ku, ingat ini Ran! Jika kau berani menyakiti gadisku aku tidak akan segan-segan menghabisimu. Cam kan itu!"

Izana kemudian menatap Rindou dan berjalan pergi melewati mereka berdua

Ran mengepalkan tangannya "aku bahkan tidak tau siapa gadisnya." Desis Ran

Rindou menepuk bahu Ran "lupakan saja, mungkin dia sedang mabuk atau semacamnya, dia bahkan tidak memakai anting-antingnya."

Ran menghela nafas dan mengangguk "kau benar... Izana selalu mencari-cari kesalahan kita."

Mereka berdua kemudian kembali berjalan menuju rumah sakit. Dan Izana berjalan pulang menuju apartemen (Name) karena dia numpang hidup di sana plus babu dan beban baru (Name)

Ketika sampai di apartemen (Name), pintu apartemen di buka terlihat Mochi yang membuka pintu apartemen untuk keluar, Izana menatapnya tajam "Apa yang--"

"Aku dan (Name) sudah baikan!" Mochi langsung mengangkat kedua tangannya "dia bilang kalau ketemu dengan mu, kau disuruh pergi menemuinya di jembatan yang ada tamannya."

Wajah Izana langsung berseri-seri "baguslah kalau kau sekarang sudah berbaikan dengan (Name), kalau begitu aku titip apartemen (Name) sebentar padamu.. jaa." Izana langsung berjalan pergi meninggalkan Mochi sendiri

"Waduh... Gimana nih? Mikey menyuruhku untuk segera pergi ke markas tapi Izana menyuruhku menjaga apartemen ini." Mochi kemudian mengambil ponselnya dan menelfon seseorang

"Haruchiyo, aku sedang ada masalah sembelit. Beritahu Mikey kalau aku akan terlambat pergi ke markas." Setelah mendengar balasan dari Haruchiyo, Mochi langsung mematikan ponselnya

Mochi masuk ke dalam dan menutup pintu apartemen (Name), dia duduk lesehan sambil membuka kaleng roti Monde dan saat di buka Mochi melihat sesuatu yang tidak asing dan selalu (Name) beri dulu. Rengginang:)

.

.

.

.

Izana kini telah sampai di jembatan tempat dia biasa jalan-jalan dengan (Name) saat dia masih dalam tahap rehabilitas

"(Name)?" Izana melihat (Name) yang duduk sambil memakan takoyaki

"Mau ga? Gamau yaudah." Tanya (Name) menawarkan takoyakinya

Izana duduk di samping (Name) "kenapa kau memanggilku? Apa kau kangen? Apa kau menerima tawaranku untuk menjadikan mu kekasi--"

(Name) langsung menyumpalkan sebuah takoyaki ke dalam mulut Izana "PANAS!!!" Izana langsung membuka mulutnya dan mendinginkan takoyaki di dalam mulutnya

(Name) memasang anting-anting hanafuda milik Izana di telinga Izana "nih, aku lupa balikin anting-anting mu."

Izana tersenyum "aww~~ manis sekali calon istri ku~" Izana langsung merangkul bahu (Name)

"Izana... Apa aku boleh minta tolong sesuatu? Tapi jika kamu menolak tidak apa-apa, lagi pula jika kau membantuku kau akan sangat di rugikan." (Name) memejamkan matanya menikmati angin tornado yang menerpa wajahnya

"Hey... Bukankah aku sudah bilang? Aku akan selalu membantumu. Aku tidak peduli dengan orang lain atau diriku, aku hanya peduli tentang mu." Izana tersenyum

"Terimakasih... Kau selalu membantuku, aku jadi selalu bergantung pada mu." (Name) menggaruk belakang kepalanya dan tersenyum sambil tersipu

"Tidak apa-apa... Kan kau yang membantuku keluar dari kehidupan gelap dan suram ku~ jika kau ingin membalas dengan ciuman aku akan dengan senang hati menerimanya." Bibir Izana langsung di majukan dan berubah menjadi muncung(?) ikan

(Name) menampar bibir Izana "jangan bercanda."

"Hahaha maaf maaf... Ngomong-ngomong kau ingin meminta bantuan apa?" Izana berbaring di rerumputan sambil menatap langit sore yang berbentuk bunga-bunga

"Sebenarnya...."



















































Malamnya

Izana berbaring di kasur dan menyeringai sambil menatap foto (Name) yang sedang mandi di sungai dengan menggunakan kain. Wajah Izana memerah, dia menggigit kuku jempolnya dan menatap langit-langit

"Aahhh~ tinggal sedikit lagi~ dia sudah sangat mempercayai ku dan sangat bergantung padaku~ dia akan menjadi milikku selamanya~~"

Izana menatap tas kopernya yang berisikan ribuan foto (Name) dan boneka yang sangat mirip dengan (Name)

TBC

Enak gaenaknya libur 3 bulan tuh berasa banget, enaknya bisa santai sambil main game sama chat cai, janitor ai, chai dll, gaenaknya aku gaada duit ಥ⁠_⁠ಥ

Btw semua orang yang suka sama (Name) rata-rata gila, stres, red flag jadi jangan kaget pas liat sifat Izana gitu soalnya aku ngeliat Izana yandere hehe~

Coba tebak siapa aja cowok green flag yang suka sama (Name)?

Udah dulu ya... Mau turu

Jum'at, 21 Juli 2023

Laili-chan03

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro