✎ 30. Fall
Daun-daun mulai berjatuhan, musim mulai berganti.
(Name) menatap langit sambil termenung
"(Name)."
Laki-laki berambut putih dengan anting hanafuda berdiri di depan (Name) sambil melambaikan tangannya di depan wajah (Name)
"Yuhuu ada orang?"
"..."
"(Nameeeee)."
(Name) masih merenung namun matanya tetap bersinar
"Mikirin apa sih? Kayaknya seru."
Ekspresi wajah (Name) berubah drastis dan tiba-tiba dia bersin "HATCHO!" (Name) menggaruk hidungnya yang gatal
"Kowe ki Lanang Yo?"
(Name) kaget tiba-tiba ada seseorang berdiri di dekatnya
"Ohh Izana, udah selesai beli minumannya?"
Kurokawa Izana, laki-laki yang sedang dalam fase rehabilitas itu memiliki rambut putih dengan warna kulit yang hampir sama dengan (Name) dan tak lupa anting hanafuda di telinganya
"Nih, ku belikan untuk mu."
"Tapi aku tidak minum sake." Jelas (Name) saat melihat kaleng yang di pegang Izana "sore wa haromu desu."
"Eh salah, nih." Izana memberikan jus rasa kesemek pada (Name)
"Tapi itu asem... Gak papa lah, rejeki anak Soleha."
Kini mereka berdua duduk di pinggiran jembatan sambil melihat matahari terbenam
"Tadi kau sedang melamunkan apa?"
"Hm? Aku cuman mikirin nanti ending jjk tuh sad ending atau enggak? Kasian Gojo-sensei, aku gajadi husbuin Sukuna."
Izana terkekeh saat mendengar penuturan (Name)
"Jangan tertawa, itu tidak lucu!"
Izana menatap (Name) "Segitu sedihnya hm? Itukan cuman anime."
"Diam kau normies."
Semilir angin berhembus lembut membawa dedaunan dan menerpa mereka berdua, Izana dari tadi hanya menatap (Name) yang memasang wajah murung
"Kau bakal tambah jelek kalau jutek gitu." Ucap Izana mencoba menghibur (Name)
"Aku memang jelek, dan makasih udah ingatin."
"Kau cantik." Ucap Izana sambil memegang dagu (Name) untuk memaksa (Name) menatap kearahnya "kalau di lihat dari lubang sedotan." Sambung Izana sambil tersenyum
Dugh!
(Name) menyundul dahinya ke dahi Izana
"Muji tuh yang ikhlas dikit kek."
"Lah? Benerkan? Apalagi kalo sambil pejam, beuhh cuantik sekali!" Ucap Izana sambil memejamkan matanya
(Name) menggeram kesal dan mencolokkan kedua mata Izana dengan kedua jarinya
"Berisik Lo uban!"
Izana tertawa sambil memegang lengan (Name) yang tadi dia gunakan untuk mencolok matanya
"Hahaha gitu dong... Kau lebih baik berisik dan cerewet seperti itu dari pada murung."
"Tapi orang-orang banyak nyuruh aku diam, soalnya aku terlalu berisik."
"Tidak perlu dengarkan perkataan orang-orang, itu berarti dia iri padamu." Jelas Izana sambil menatap kearah langit
"Telinga itu fungsi utamanya untuk mendengar, kalau aku tidak mendengarkan perkataan orang-orang bagaimana aku bisa dapat informasi penting coba? Nanti aku kalau ngumpul sama temen ngeghibahin apa coba kalau gaada topiknya?"
"Iya deh iya aku yang salah." Izana menghela nafas panjang "Kalau begitu kenapa kau tidak balas dendam saja?"
"Bunuh orang tuh dosa loh, lagi pula kau pikir aku tipe orang yang bisa bunuh orang apa? Gak ya!" Elak (Name)
"Aku tidak menyuruhmu bunuh orang kok, lagi pula badan sekecil dan selemah ini bisa apa coba? Di dudukin gajah aja udah remuk tuh badan." Izana menatap (Name) dengan tatapan aneh
"Heh! Aku memang tidak kuat tapi tidak lemah ya! Lagi pula manusia mana yang gak penyet kalo di dudukin gajah yang gedenya melebihi gaban?!"
Izana tertawa melihat ekspresi wajah (Name), dia selalu dibuat tertawa oleh (Name) mau bagaimanpun situasinya
"Kau cocok jadi pelawak (Name)."
"Anak anj--"
Izana terus tertawa membuat wajah (Name) memerah menahan marah
'pengen ku jitak!!!!'
"Ck! Moga aja keselek lalat baru tau rasa!"
"Ciee ngambek... Idih ngambekan." Ejek Izana "iya iyaa maaf... Jangan ngambek lah, ntar ku potong jadi 5 loh."
"Itu ngebujuk atau ngancam sih?"
"Hehe." Kekeh Izana "Coba kau balas dendam dengan merubah dirimu."
"JADI ANIMEK?!!!" Tanya (Name) dengan antusias
"Bukan itu dasar otaku." Izana menjitak dahi (Name) pelan "Ubah penampilan mu, misalnya kau kan selalu mencepol rambut mu. Bagaimana kalau di gerai atau di ikat sedikit?"
(Name) menatap datar Izana "kalau bisa sih pengen banget, tapi yaa rambut ku bagus diawal aja ntar pas udah agak lama nih rambut malah mekar terus anak rambut ku yang kriwel-kriwel malah berdiri."
Izana menatap (Name) sambil berfikir keras "sini ikut aku."
Izana berdiri dan berjalan pergi dengan (Name) yang mengikutinya dari belakang. Sementara itu, sedari tadi ada seseorang yang mengikuti mereka sejak awal
"Sepertinya dia menyukai mu juga, (Name)." Gumam laki-laki itu "Apa kau tidak puas hm? Aku bahkan sampai jatuh hati padamu, dan bukan aku saja Orang nomor 3 bonten, penasihat bonten, sahabat karib penasihat bonten bahkan si bungsu Haitani pun juga sama."
Laki-laki dengan tato di kedua punggung tangannya itu berhenti dan bersembunyi saat Izana dan (Name) berdiri di sebuah ruko
"Sepertinya aku perlu menghukum mu, (Name) sayang." Ucap Hanma sambil menjilat bibir bawahnya
(Name) yang berdiri di depan ruko langsung merinding dan memeluk tubuhnya sendiri setelah itu celingak-celinguk melihat sekeliling 'apaan tuh tadi?!! Merinding!'
⋆⛧*┈┈┈┈﹤୨♡୧﹥┈┈┈┈*⛧⋆
Matahari telah tenggelam, bulan telah muncul tanpa ditemani sang bintang
Koko duduk sambil meletakkan bento dan buah-buahan segar setelah itu menyalakan dupa, dia sedang berziarah rutin ke makam Inui Akane
Koko mengatupkan kedua telapak tangannya dan mulai berdoa, selama beberapa menit Koko berdiri disana hingga dupa yang dia tancapkan tadi habis
"Besok aku akan kesini lagi, jaa ne Akane-san." Koko berjalan pergi dari sana
Inupi datang tanpa di ketahui Koko, dia menatap makam kakaknya yang bersih, penuh makanan
"Kau tau kak? Dia itu laki-laki bodoh penggila uang dan terlalu bucin dengan mu kak, bahkan dia mencampakkan dan berprilaku buruk pada orang yang menyukai dia apa adanya." Gumam Inupi
"Aku waktu itu hanya berharap Koko menghargai perasaan (Name) walau Koko masih menyukai mu, kak."
Inupi menatap makam kakaknya sekali lagi dan melenggang pergi.
Semilir angin lembut berhembus menerpa Inupi
'Sheishuu wa ii ko dane.'
Inupi berhenti berjalan dan menatap ke belakang, entah kenapa dia mendengar suara kakaknya saat angin melewatinya. Dia juga mengingat (Name) sering memujinya seperti itu sambil tersenyum senang
"Kalian berdua benar-benar mirip." Gumam Inupi sambil tersenyum setelah itu pergi dari sana
Di perjalanan, dia tak sengaja melihat (Name) yang membuang sampah
"Oh iya, kalau tidak salah apartemennya ada di dekat sini." Gumamnya
(Name) terlihat mengenakan Hoodie hitam oversize dan headphone kucing diatas kepalanya. Inupi ingin beranjak pergi dari sana hingga tak sengaja dia melihat sekelebat bayangan seseorang bersembunyi dibalik tembok, sesekali dia melihat cahaya kecil yang berkali-kali hidup mati
Melihat itu, Inupi berjalan memutar untuk menciduknya.
"Oy!"
Inupi memegang bahu orang itu dan mengambil ancang-ancang untuk memukulnya, namun orang itu menghindar dan menendang Inupi setelah itu berlari menjauh
"BRENGSEK! BERHENTI KAU!!!"
Inupi melihat sebuah pipa besi di depannya, dia mengambil pipa besi itu dan melemparkannya ke depan hingga mengenai tungkai kaki orang tadi
Brak! Plang!
Inupi langsung menduduki orang itu dan membuka masker serta topi yang dipakainya
"Haitani Rindou?!!"
"Minggir!"
"Kemarikan kamera tadi!"
"Hah?! Apa pedulimu?!"
"Apa lagi yang kalian rencanakan hah?!!" Inupi menarik kerah baju Rindou kuat
"Itu bukan urusanmu!!" Rindou membogem wajah Inupi
"Teme!!--"
"Apa yang kalian lakukan?"
Rindou dan Inupi berhenti saat seseorang tiba-tiba datang
"Sheishuu? Apa yang terjadi?"
"(Name)?"
(Name) terkejut melihat Rindou yang tergeletak di tanah dengan Inupi yang mencoba memukulnya
"Dia memotretmu diam-diam." Jelas Inupi sambil mencoba menahan Rindou agar tidak kabur
"Brengsek ka--"
(Name) berjongkok dan menyodorkan tangannya "Kemarikan, atau ku panggil polisi."
Rindou berdecak sebal, dia menendang Inupi dan langsung berdiri. Inupi ingin menahan Rindou namun terhenti saat Rindou mengeluarkan kamera miliknya dan memberinya pada (Name)
"Doumo."
Inupi menggenggam erat bahu Rindou dan menatapnya tajam "kali ini apalagi yang kalian rencanakan?!"
Rindou menatap tajam Inupi dan menyingkirkan tangannya kasar
"Jangan berbicara denganku."
"Ha'i, kore." (Name) mengembalikan kamera milik Rindou "aku sudah menghapus semua fotoku, kalau kau melakukan itu lagi aku akan melaporkannya pada polisi." Ujar (Name)
"(Name)! Kenapa kau tidak langsung saja melaporkannya?!"
"Sheishuu ini dah malam loh, aku ngantuk plus malas ketemu orang." Jelas (Name) sambil menguap lebar
Melihat itu Inupi langsung menutup mulut (Name) "Tutup mulutmu kalau nguap! Kau cewek!!"
(Name) terkekeh pelan "yasudah, aku mau balik ke apartemen dan kalian jangan berisik ganggu tetangga lagi main aja!"
"(Name) apa aku bisa bicara sebentar denganmu?"
(Name) menoleh kearah Rindou "besok aja, pas sekolah jam istirahat pertama."
Rindou tampak murung "tapi kau janji kan?"
"Tidak." Jawab (Name) cepat
Rindou mengeratkan kepalan tangannya "baiklah, kalau begitu aku akan menunggu di samping gedung olahraga."
"Terserah kau saja."
(Name) berbalik dan berjalan menjauh "aku pulang dulu ya Shei, jaa ne."
"Jaa."
Inupi menatap kearah Rindou "Kan, percuma saja kalau kau cari muka seperti itu."
Setelah mengatakan itu Inupi melenggang pergi dari sana meninggalkan Rindou sendirian
"Ck!"
Rindou hendak berjalan pergi namun dia tak sengaja melihat sebuah kalung yang tergeletak di tanah
"Ini? Punya (Name)."
Rindou mengambil kalung tali dengan liontin berbentuk layang-layang biru muda
"Oh? Talinya sudah putus."
Rindou mengikat kalung itu dan menyimpannya di saku celana
"Sekalian saja besok ku kembalikan."
Rindou pergi dari sana, namun siapa sangka jika ternyata ada beberapa orang yang sejak tadi memperhatikan mereka
"Aku benci mengakuinya, tapi rencana Kisaki berjalan lancar." Ucapnya "Dan kau? Apa kau masih di pihak kami?"
Hanma terkekeh pelan sambil menghembuskan asap rokoknya "Hm? Ntahlah, aku hanya tidak sabar melihat apa yang akan terjadi ke depannya nanti."
(Y/N) mengalungkan lengannya di leher Hanma dan menyentuh rahang Hanma dengan sangat sensual "Aww~ jadi apa kau akan mencampakkan ku?"
Hanma menarik pinggang (Y/N) dan mencium bibirnya "Kau ingin aku menjawab seperti apa Hm?"
"Kau pilih aku atau (Name)?" Tanya (Y/N)
"Tentu saja, aku pilih
(Name)." Jawab Hanma sambil kembali melumat bibir (Y/N)
TBC
Hai
Bye
Jum'at, 17 Februari 2023
Laili-chan03
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro