Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5. "Pesta Halloween, Dibuka!"

"Pesta halloween, dibuka!"

Berapa banyak jeritan kebahagian, dari para murid SMA Staffon yang saat ini dihebohkan dengan pengumuman berita terbaru di mading sekolah. 

"Happy grilfriends, Viola!"

Sayangnya, langkahnya terjeda. Viola mendongak ke arah sumber suara. "Seharusnya, hari boyfriend dong. Gimana, lo udah diucapin cewek lo, belum?"

Detik itu juga, Jess mencelah, "Happy boyfriends, sanbae!"

Kesempatan itu, ia kenakan untuk meninggalkan senior tersebut. Terimakasih, Jes!

Viola tak sabar dengan pengumuman update terbaru dari pesta hallowen, yang selalu dilaksanakan setiap satu tahun sekali tersebut. Ia pun mencelah kerumuman sekitar berapa banyak murid-murid telah memenuhi area mading. 

"Gimana? Udah dapet?" Jes bertanya-bertanya. Kedatangan Viola kembali dengan muka lesunya membuatnya bertanya-tanya.

Sama saja, kali ini Viola juga tak mendapat apa-apa. Meski telah menyerobot kerumuman. Sebagaimana antusias para murid lain juga tidak kalah penasaran sama sepertinya.

Kedatangan Mon diantara kedua gadis itu dengan membawakan hasil gambar poster pesta halloween yang saat ini sedang dibicarakan--Mon telah mengambil start dari kamera digitalnya tanpa berdesak-desakan.

Viola hampir menjerit sangking bahagianya. Lalu ia meraih ponsel milik Mon lebih memperjelas dengan mengirimkan di ponsel miliknya. Ia tak sabar menanti hari itu tiba.

***

To: Darco
(pictures)
Sent.

Viola telah mengirim poster hallowen di roomchat Darco. Lalu memasukkan ponselnya kembali di dalam saku.

Ketiga gadis itu saat ini sibuk membaca surat layang tanpa pengirim. Sebagaian surat mengucapakan happy girls day dari secret admirer mereka masing-masing.

Viola menjauhkan tumpukan surat itu dari mejanya. Menghiraukan Mon dan Jes yang masih pada tumpukan surat-surat tersebut tertuju dengan nama mereka masing-masing. Tampaknya kedua temannya itu mendapatkan sebuah surat yang begitu menarik antusias mereka masing-masing. 

"Di antara mereka. Mana yang paling tampan?" bisik Jes memilih surat yang memberanikan menulis nama si pengirim lalu mengulurkan lima surat yang dipilih kepada Viola. Viola pastinya lebih mengenal mereka daripada dirinya dan juga Mon. Jika Mon ..  ya, begitulah.

Viola memperlihatkan nama dari kelima pengirim surat yang Jes pilih. Lalu berkomentar, "Mereka dari kelas seberang, semua." Hanya itu yang Viola katakan dengan sedikit penjelasan dari yang ia ketahui.

"Jess. Vyy! Ada yang juga yang ngajak gue ke pesta halloween minggu depan," pinta Mon setelah terdiam cukup lama. "Jomblo, nggak semenyedihkan itu kok," geliknya sendiri terkekeh kecil.

Jes meraih satu surat yang tertuju untuk Mon selagi membaca suratnya. Ia sudah menduga, bahwa temannya itu menghabiskan waktu ufaedah untuk membalas surat layang dari sebagaian tanpa pengirim itu.

To: Mon
Can you go to the halloween party with me?

"Can you go to the halloween party with me?" Jes membacanya dengan lantang dengan nada yang dibuat-buat.

"Yes, I aggre!"

Kemudian kedua gadis itu tertawa bersama.

Lalu Jes memperlihatkan balasan apa yang telah di tulis oleh Mon di dalam surat tersebut.

Replay to your letter
Will you look bad?

Balasan macam apa itu?!

Mon memang sudah gila!

Mon memang akan membalas setiap surat yang tertuju kepadanya. Mau manis? Kasar? Atau sebagai bahan lelucon? Tentunya, apa yamg akan dibalasnya menjadi sangat random.

Beda dengan Jes, ia lebih menyukai jika surat yang didapatkan tertera dengan nama si pengirim. Ia lebih menghargai nama si pengirim memberanikan diri menyebut namanya untuk surat yang tertuju untuknya.

Tidak, bagi Viola. Ia hanya membaca surat layang dari secret admirer-nya. Tak berniat membalas satu pun surat yang tertuju utuknya. Lebih tepatnya, ia hanya sekedar menghargai apa yang mereka berikan.

Tipe kalian lebih menyukai siapa?

Dari situlah perbedaan mereka bertiga dari anggota 'Trio Flaours' dalam hal surat menyurat.

***

Pesan terakhir dari guru yang memasuki kelas X-A adalah memberitau larangan, bagi seluruh siswa-siswi di kelas tidak diperkenakan keluar dari area ruangan kelas pada saat mata pelajaran jam kosong. Tentu hal itu membuat kacaunya murid SMA Flarest ruangan kelas X-A tidak terkendalikan.

Disana ada Darco, yang hanya menyumpel telinganya mengenakan headphone yang terpasang di kedua gendang telinganya.

Darco sebisa mungkin menghindari kerumuman. Bahkan ketika pertama kali memasuki SMA Flarest di ruangan kelas, lelaki itu mengeser tempat duduknya berada di deret terdepan seorang diri.

Jeritan dan dorongan dari teman-teman sekelasnya seketika membuat lamunan Darco terhenti sejenak. Hampir saja, ia mengumpat kasar karena berani menganggunya. Sayangnya, fokus lelaki itu teralih dengan binatang kecil yang mengemaskan dimatanya. 

Ayolah! Itu hanya seekor hamster kecil yang malang. Bagaimana mereka berteriak ketakutan?

Darco refleks mendekati binatang hamster tersebut. Diantara keramaian teman satu kelasnya saling berteriak ketakutan. Apalagi para siswi, memiliki teriakan setara dengan VCD Player. Lalu keluar dari ruangan kelas. Tak peduli, jika peraturan tak memperbolehkanya.

Usai mendapatkanya, Darco hanya berfokus memainkan hamster tersebut berjalan lambat di telapak tangannya yang basah.

Tak lama, seseorang gadis salah satu kawan satu kelasnya menghampirinya, Darco hanya mendongak tak mengeluarkan kata apa-apa dengan tatapan yang dingin mempertanyakan apa tujuan lawan bicaranya saat ini menghampirinya.

"Nggak! Gue nggak mau deket-deket sama tuh hewan," tolak Rane menjaga jarak dengan hamster yang berada di gengaman Darco.

Rane, adalah siswi pertama yang Darco kenal di SMA Flarest. Karena kedudukannya sebagai ketua kelas X-A, ruangan kelas pembelajaraan yang ia tepati saat ini.

Rane sedikit menunduk memperlihatkan hamster yang masih ditangan Darco itu. Meski ia takut mendekat, siapa juga yang tak gemash dengan hamster kecil mengemaskan tersebut?

"Kakinya sakit?" Rane bertanya-tanya mengamati hamster tersebut merasa kasihan. Sebagaimana kondisi kakinya yang terlihat tidak dalam keadaan sehat. 

Darco menaikan alisnya. Ia juga tak mengerti.

"Padahal, sebelumnya. Gue rasa sebelumnya, dia masih baik-baik saja," ujar Rane ikut sedih. "Lo jaga baik-baik, ya? Kasihan," lanjutnya menegur Darco dengan menepuk pundak lelaki bertatapan datar tersebut.

💅 TBC 💅

Ga ada yang nungguin?

Yaaodah, sih

next, ga?!🌽
.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro