Prolog
Halo, cerita ini naik ya, tapi nggak tau bakalan gimana kelanjutannya
Nayo belum bisa di lanjut, gak ketemu temen itu bener-bener susah nyari ide yang pacaran rasa temen yang temen rasa pacaran jadi di tunda dulu... Oiya, belum bisa buat cerita romance ya jadi mau nyoba nyoba buat cerita dari genre lain, kalo gak sreg yang gue unpublish aowkwkwk
SEBENTAR LAGI ADA CERITA BARU, colab bareng si Asean26 muehehehehe jadi tungguin aja, tengkyu!
enjoy!
[ ... ]
Kepalanya tetunduk saat wajahnya terus menerus di tampar oleh orang yang berada di hadapannya. Seolah 'tak puas, orang itu mengambil sapu lalu menggunakan gagang sapunya untuk memukul punggungnya dan membuat sapu itu menjadi patah dua bagian.
Ia tetap diam, tetapi isi kepalanya berkecambuk, bertengkar dengan hatinya yang terus menerus mengatakan hal-hal di luar nalar sehat, emosinya yang sebelumnya benar-benar ia tepis pun perlahan menjalar keseluruh tubuh bersamaan dengan darah dan oksigen yang mengalir di dalam tubuhnya. Keinginan untuk menumpahkan semua yang ada di kepalanya tetap ia tahan dengan diam dan tidak memberikan perlawanan sampai orang yang berada di hadapannya ini puas lalu berhenti menyiksanya.
Jangan berpikir jika ia ini seseorang yang menyukai tubuhnya di pukuli atau semacamnya, ia tidak seperti itu. hanya saja, ia harus tetap diam saat berada di posisi seperti sekarang ini, jika ia melawan, maka orang itu akan semakin menghajarnya dengan membabi buta. Ia harus rela tubuhnya di penuhi oleh luka-luka lebam, bibirnya yang sobek, atau kepalanya yang bocor karena ulah orang di depannya saat ini. orang yang selalu memaki dirinya dengan kata-kata kasar yang amat sangat menyakitkan telinga.
Rambutnya di tarik kencang sampai membuatnya mendongak dengan sudut bibir dan hidung yang mengeluarkan darah segar. Wajahnya sudah tidak berbentuk, bahkan bagian matanya mungkin sudah membiru karena terkena pukulan yang di layangkan berkali-kali di wajahnya, semakin membuatnya terlihat menyedihkan.
"Kenapa kau diam saja bajingan kecil?!" teriak orang itu tepat di wajahnya, ia tidak menjawab, melainkan membuatnya senyum kecil yang menghias wajahnya.
"Benar..." orang itu melepaskan tarikan pada rambutnya dengan mendorong kepalanya ke belakang sampai terhantam dinding yang berada di belakangnya. "Kau tau, kau itu benar-benar naif! Kau seperti buku tulis yang bisa di sobek kapan pun saat aku menginginkannya!"
"Terima kasih,"
Mendengar hal itu, orang yang berada di hadapannya menarik kerah seragamnya lalu memukul wajahnya kembali sampai membuat tubuhnya terhantam dinding yang berada di belakangnya dengan kepala yang terlebih dahulu menghantam dinding.
"BAJINGAN GILA!"
Sebelum kesadaran itu menghilang, ia tersenyum dengan pandangan yang memburam. "Y-ya.. aku ini..., bajingan gila yang kau buat."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro