Refleksi
Seorang gadis mungil berjongkok di sudut pagar sekolah, badannya basah, ia menggigil kedinginan. Kedua tangannya memeluk lutut dan kepalanya bersandar pada pagar. Dino hendak pulang ke rumah setelah menyelesaikan tugas kelompoknya ketika ia melihat seorang gadis di sudut pagar. Dino melangkah menghampiri gadis itu dan berlutut di sampingnya.
"Kamu sendirian?" Dino bertanya tanpa menyentuh gadis yang kelihatannya adalah adik kelasnya.
Gadis itu mengangguk tanpa bersuara.
"Kenapa kamu basah?" Dino meletakkan tas ranselnya dan membuka jaket denim yang ia kenakan.
Gadis itu menatap lurus pada mata Dino. Dino dapat melihat mata yang sama saat ia melihat refleksi dirinya dari masa lalu.
Dino tersenyum dan menawarkan jaket yang kini ada di tangan kirinya.
Gadis itu masih menatap Dino dengan tatapan yang sama. Ada ketakutan dan kekhawatiran dari tatapannya.
Dino bangkit berdiri dan mengulurkan tangan kanannya. Ragu-ragu gadis itu menyambut tangan kanan Dino.
"Tanganmu sedingin es, kamu pasti sudah lama duduk di sana."
Dino menyampirkan jaketnya di bahu gadis itu, "Namaku Dino. Kamu?"
"Almeera." Gadis dengan rambut panjang itu menjawab dengan suara sangat pelan.
"Kenapa kamu duduk di sana?" Dino mulai melanjutkan jalannya yang sempat tertunda.
Gadis itu berjalan di belakang Dino dengan kepala tertunduk. Ia menghela napas panjang sebelum menjawab pertanyaan Dino, "tadi aku diajak main sama Risa dan kawan-kawannya."
Dino mengangguk paham, "yang namanya permainan, kedua belah pihak harus bersenang-senang."
"Tapi, aku kalah." Gadis itu kembali menghela napas.
"Meskipun kamu kalah, kamu harus bisa menolak mereka. Kalau kamu gak senang, kenapa masih main sama mereka?" Dino menghentikan langkahnya.
Gadis yang tengah mengenakan jaket denim itu ikut berhenti, "temanku cuma mereka."
Dino berbalik dan menatap gadis itu, "kamu punya kesempatan untuk punya teman lain selain mereka. Kamu harus bisa melepaskan apa yang gak buat kamu bahagia."
Gadis itu terdiam dan menatap Dino dalam, "Kak Dino mau jadi temanku?
Dino tersenyum namun ia tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Tentu mau. Kamu tahu namaku dari mana?"
Gadis itu menunduk malu dan menautkan kedua tangannya di belakang. Pipinya bersemu.
"Aku adik sepupu Kak Raga."
Refleksi masa lalu Dino terlihat pada gadis yang baru saja ia tolong. Kondisi gadis ini mengingatkan Dino akan masa lalunya, sebelum Raga datang dan meminta untuk menjadi temannya.
#30daywritingchallenge #30DWCJilid24 #Day24
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro