Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Arti Mimpi

Katanya tidur siang lebih dari dua jam itu tidak baik untuk kesehatan karena mengganggu jam biologis tubuh, namun bagi mahasiswa tingkat akhir seperti Tia tidur siang lebih dari dua jam adalah surga dunia. Setelah terjaga 20 jam tanpa meluruskan badan, akhirnya ia bisa menghabiskan 4 jam untuk tidur siang setelah menyelesaikan revisi skripsinya. Tia tidur sangat nyenyak dan tidurnya dihiasi oleh mimpi yang indah. Tia kembali bertemu dengan pangeran idamannya dalam mimpi itu. Laki-laki berwajah oriental dengan tubuh yang menjulang tinggi dan setelan jas putih melapisi kemeja hitam yang ia kenakan menambah kesan tak nyata.

Tia terbangun dari mimpinya, kemudian ia memeluk bantal guling dengan erat sambil tersenyum. "Seandainya dia nyata."

"Apa yang nyata?"

Wajah Tia berubah datar ketika menyadari sahabatnya tengah mengunyah keripik kentang di sisi ranjangnya. "Ada keperluan apa kesini?"

"Mau ajak ke seminar nasional."

"Gak minat."

"Kalau pengisi acaranya Richard gimana?"

"Richard yang pianis terkenal itu?"

"Iya Richard yang kata kamu mirip sama pangeran di mimpimu itu. Aku sudah beli dua tiket. Sekarang saatnya bilang apa?"

"Terima kasih Lena." Tia melompat kegirangan kemudian memeluk sahabatnya itu.

***

Setelah melihat Richard secara langsung, Tia yakin kalau Richard adalah pangeran dalam mimpinya. Terdengar konyol memang tapi mengagumi seseorang kan bukan dosa. Tia sibuk mengusap layar gawainya untuk melihat foto-foto yang ia ambil dari penampilan Richard pada seminar kemarin. Kesadaran Tia kembali setelah Lena datang dengan banyak map di tangannya.

"Revisian lo nih. Parah, lo duduk santai di sini sedangkan gue angkat berkas dan revisian lo. Tobat lo senyum-senyum mulu, awas kesambet."

"Cie ngambek sampe pakai lo gue. Maaf ya."

"Maaf mulu tapi gak berubah." Lena mendengus.

"Eh iya, aku mau cerita nih. Jadi, aku sudah diterima S2 di kampus yang aku daftar waktu itu."

"Kampusnya Richard?"

"Kampus itu bukan punya Richard."

"Maksud aku, tempat Richard sekolah juga kan?"

Tia mengangguk malu dan wajahnya bersemu. "Iya."

"Wah, selamat ya." Lena menepuk pelan pundak sahabatnya.

***

Tujuan utama Tia melanjutkan pendidikannya di kampus ini adalah untuk mendapatkan ilmu dan bonusnya adalah bisa bertemu Richard. Jika beruntung mungkin mereka bisa bergabung dengan klub yang sama. Membayangkannya saja sudah membuat Tia bahagia.

Kampus ini sangat unik karena mewajibkan mahasiswanya untuk tinggal di asrama. Mahasiswa kampus ini jarang sekali keluar dari kawasan kampus karena semua fasilitas lengkap, mulai dari minimarket hingga lapangan olahraga. Tia sudah jatuh cinta pada asrama tempat tinggalnya. Ia satu kamar dengan gadis ramah berdarah campuran cina dan jepang.

Tahun pertama sudah usai namun sangat disayangkan Richard sama sekali tidak memunculkan batang hidungnya. Tia bahkan sampai bertanya pada kakak tingkat mengenai hal itu namun tidak ada yang bisa menjawabnya. Terakhir kali ia melihat Richard di acara penyambutan mahasiswa baru.

"Kenapa melamun?"

Tia tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya.

"Mau dengar ceritaku?"

"Boleh."

"Sepupuku baru saja telepon, dia mahasiswa di sini juga tapi sempat cuti satu semester untuk mengurus perusahaan yang di Hongkong dan Singapura. Katanya dia kembali semester depan dan mau ambil kelas pengabdian. Tadi aku cerita kalau teman satu kamarku juga ambil program itu dan akhirnya dia bilang senang kalau bisa berkenalan denganmu."

"Bahasa Indonesiamu semakin bagus, aku juga senang kalau punya kesempatan kenal sepupumu. Namanya siapa?"

"Richard, kalau kamu ikut acara penyambutan mahasiswa baru pasti tahu dia. Dia memainkan piano waktu itu."

Jantung Tia rasanya ingin melompat keluar. Pertanyaan yang selama ini ia tanyakan pada senior-seniornya ternyata memiliki jawaban yang ada di kamarnya sendiri. Siapa sangka Yuka adalah sepupu Richard. 

***

Pada program pengabdian, Tia dan Richard ditempatkan pada kelompok yang sama. Tia menghabiskan banyak waktu bersama rekan-rekan kelompoknya. Mereka menjadi lebih akrab, terlebih karena Richard adalah sepupu Yuka.

"Tia, aku titip ini buat Yuka," Richard menyodorkan sebuah paperbag kecil dan menyisakan satu paperbag kecil di tangan kirinya "dan ini buat kamu."

"Terima kasih."

Yuka dan Tia membuka paperbag yang diberikan Richard dengan antusias. Paperbag itu berisi botol-botol kecil yang lucu dan beberapa gelas cantik. Tia langsung mengambil foto dan mengirimkan foto tersebut pada Lena. Lena langsung dibuat heboh dengan foto tersebut.

Seminggu berselang ketika Tia menelepon Lena dengan suara parau. Tia menangis hingga suaranya serak.

"Kamu kenapa?"

"Richard gak seperti yang aku kira, dia ternyata sudah punya pacar. Memang aku yang berlebihan." Tia bercerita dan beberapa kali tersendat oleh lendir yang ada di hidungnya.

Lena mendengarkan dengan sabar hingga tangis Tia berhenti. Setelah Tia berhenti menangis barulah Lena bersuara.

"Berarti Tuhan sudah tunjukkan kalau dia bukan untuk kamu. Aku bersyukur karena kamu belum jatuh terlalu dalam."

Hening. Tia tidak bersuara sama sekali.

"Kamu punya Daniel loh. Dia baik dan perhatian sama kamu. Dia sudah terang-terangan mendekati kamu. Menurutku, kamu harus mencoba membuka hati supaya gak terjebak dengan Richard."

"Mungkin aku harus coba."

"Kamu harus coba."

Tia tersenyum ketika menyadari bahwa dunianya tidak berpusat pada Richard, banyak orang yang menyanyanginya dengan tulus. Salah satunya Lena.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro