🥝 Bab 6: First Love Euge
Euge menatap seorang gadis yang sejak tadi sibuk berlatih pedang. Ketika gadis tersebut mengayunkan pedangnya terlihat sangat menakjubkan, sehingga membuat dirinya terpesona.
Gadis tersebut kira-kira seusia dengannya yang berumur sepuluh tahun. Ia ingin sekali mendekati gadis tersebut tapi takut akan disabet oleh pedangnya.
Saat sibuk memikirkan cara untuk menyapa cewek tersebut, Euge dikejutkan oleh beberapa anak-anak seusianya mengitari tubuhnya.
"Eehh, anak orang kaya kamu ngapain di sini?" tanya salah satu anak yang tubuhnya paling gemuk dan besar.
"Pasti ingin pamer tuh, Bos! Bahwa dia anak orang kaya," ucan anak lain yang berdiri di samping anak gemuk tersebut.
"Udah, Bos. Pukul aja dia! Berani-beraninya dia masuk wilayah kita," timpal anak lainnya.
Euge hanya menatap datar ke arah anak-anak tersebut, ini pertama kalinya dirinya dikerumuni. Biasanya karena ia anak orang kaya jadi anak-anak yang lain segan untuk berteman dengannya, takut kedua orangtua mereka terlibat politik.
"Lihat, Bos. Wajahnya terlihat menyebalkan sekali bukan?"
Anak-anak yang lain terus memprovokasi si gemuk untuk mulai memukul Euge.
Mendengar provokasi dari teman-temannya, anak gemuk tersebut langsung saja meninju hidung Euge.
Membuat kepala pemuda berambut ungu pekat itu pusing dan hidungnya mengeluarkan darah. Walaupun begitu, anak gemuk tersebut terus memukul Euge dengan sekuat tenaga. Ia hanya menatap dengan datar setiap pukulan yang diterima oleh tubuhnya.
Saat Euge sudah pasrah dipukuli, tiba-tiba anak gemuk tersebut berteriak kesakitan. Sepertinya seseorang melakukan sesuatu untuk menyelamatkan dirinya.
Ternyata gadis yang sibuk latihan berpedang yang Euge tatap tadi tengah mengacungkan pedangnya ke arah pemuda gemuk itu.
Memang dasarnya anak-anak yang takut benda tajam, pemuda gemuk tersebut berteriak ketakutan saat sebuah pedang berada beberapa inci dari lehernya.
"Tidak boleh sembarangan memukul orang! Cepat minta maaf," ucap gadis tersebut menujuk ke arah Euge yang pakaiannya sudah lusuh karena terkena debu.
Anak-anak yang tadinya berbuat jahat ke pada Euge, segera minta maaf dengan enggan kepada pemuda berambut ungu pekat tersebut.
Setelah itu, mereka segera berlari menjauhi kedua orang tersebut.
"Kamu gak papa, kan. Ayo, sini aku bantu bangun!" ucap Faye sambil mengulurkan tangannya.
"Gak papa!" jawab Euge langsung meraih tangan gadis tersebut untuk membantu dirinya bangkit.
"Oh ya, nama kamu siapa?" tanya gadis tersebut kepada Euge. Setelah pemuda tersebut berdiri dan melepaskan genggam tangannya.
"Euge," jawab Euge pelan sambil mengulurkan tangannya mengajak salaman.
"Aku Faye," balas gadis tersebut sambil menjabat tangan Euge.
"Mulai sekarang kita adalah teman," ucapnya sambil tersenyum ceria membuat jantung Euge berdetak tak karuan.
Kira-kira begitulah pertemuan pertama Faye dan Euge. Gadis tersebut adalah cinta pertamanya dan sampai sekarang Euge masih sangat menyukai Faye. Yang merupakan teman sekaligus cinta pertamanya.
"Mr. Wulfgar, apa yang kamu lamunkan?" ucap seseorang membuyarkan lamunan Euge.
"Bukan, urusanmu!" balas Euge sarkastis. Membuat seseorang tersebut merasa kesal.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro