Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

24. Dalang Semua Perbuatan

"Kamu kamu kenapa ada di sini?"

"Mama nggak perlu tanya kenapa aku ada di sini, yang harus aku tanyakan kenapa Mama ada bersama Randu. Apa semua ini rencana Mama atau Mama memang benar-benar ingin melenyapkannya?"

Mario tidak pernah habis pikir kenapa dia bisa memiliki mama yang berhati licik. Bahkan, menghalalkan segala cara hanya untuk mendapatkan harta. Ini tidak seperti yang Mario inginkan sebelumnya, perjanjian itu seakan hanya terucap tetapi ternyata Sofi benar-benar melakukan perbuatan terkutuk itu.

"Mama tidak perlu lagi menjelaskan kenapa melakukan hal ini, demi kamu Mario, Mama akan menghalalkan segala cara."

"Kalau Mama bisa melakukan segalanya untuk Mario, kenapa untuk aku tidak bisa?"

"Karena kamu anak tiriku, aku membencimu!"

"Apa bedanya aku dan Mario? kami sama-sama anak yang tidak lahir dari rahimmu."

Penjelasan Randu cukup membuat Mario bingung dengan apa yang dikatakan adik tirinya itu. Seakan semua seperti satu persatu rahasia terbongkar. Mario sangat bingung dengan pernyataan Randu.

"Apa yang kamu maksud, Randu, aku anak Mama selama." Mario tidak ingin terlihat kalah.

"Tidak, kamu bukan anak Mama, kamu anak angkatnya Sofi. Nyata-nyata itu yang terjadi jadi, kamu tidak perlu bangga lagi dengan predikat anak Mama itu."

Mario tidak dapat berkata sepatah kata pun. Dia bingung dengan pengakuan dari Randu. Sepertinya adik tirinya itu mulai berhalusinasi, tetapi Sofi pun hanya memasang wajah penuh emosi sebelum menjelaskan semua permasalahan yang terjadi.

"Mama tolong jelaskan apa maksud dari ucapan Randu!" Mario ingin mengetahui yang sebenarnya dari wanita yang telah merawatnya lebih dari sepuluh tahun itu.

"Mama bisa menjelaskan, nanti setelah masalah ini selesai. Kamu jangan menambah permasalahan Mama."

"Aku tidak pernah menambah permasalahan Mama, tapi aku hanya ingin kejelasan apa yang diucapkan Randu, apakah benar adanya?"

"Mario, knapa kamu berkata dan bertanya seperti itu. Kamu harus tahu Mama ini adalah Mama yang telah merawatmu sejak dari bayi, kamu jangan pernah salah sangka dan mungkin saja Randu mengada-ngada."

Dengan jelas raut wajah Sofi yang ketakutan. Di sini Mario sudah bisa mengambil kesimpulan jika wanita yang selama ini dia panggil dengan sebutan mama mungkin saja memiliki rahasia yang sangat kelam yang tidak pernah diceritakan sebelumnya. Mario tidak bisa menerima pernyataan itu begitu saja. Dia terus mengejar dan mengejar untuk mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.

Di sisi lain kondisi Randu semakin melemah. Nyeri-nyeri di tubuhnya tidak dapat lagi dia tahan. Tasya yang menyaksikan itu seakan ingin berlari dan memeluk sahabat barunya yang telah dianggap sebagai adik angkatnya. Namun, semua itu tidak bisa berjalan dengan baik lantaran selangkah saja maju pasti nyaw Randu menjadi taruhannya.

"Jangan macam-macam kalau mau Randu selamat!" teriak Sofi memberikan ancaman.

"Tolong ... tolong ...," terdengar nada suara Randu yang bergetar menandakan sakit di tubuhnya tidak main-main.

"Ma, tolong bebaskan Randu, dia tidak bersalah. Jika Mama ingin mendapatkan harta itu aku akan membantu Mama tapi tidak dengan cara menculik lalu dan sekarang Mama menyiksanya. Dia sedang sakit, Ma."

Mario berusaha memberikan penjelasan kepada mamanya agar memberikan keringanan untuk membebaskan adik tirinya itu. Tetapi, terlihat jelas wajah shofi tidak menyukai perintah dari anak angkatnya itu.

"Jangan mengaturku, aku tahu yang terbaik untuk diriku," ucap Sofi dengan cepat.

"Itu yang terbaik untuk Mama, tapi bukan untuk Randu, ataupun aku sekalipun. Jika apa yang Randu ucapkan benar, aku akan tetap menyayangi Mama. Apapun yang terjadi."

Sementara Randu tidak dapat lagi menahan diri, kejang di tubuhnya semakin menjadi-jadi. Sofi hanya menatapnya dengan tatapan nanar tanpa ingin membantunya sedikitpun karena ini yang dia inginkan. Kepergian Randu untuk selamanya. Tapi, tidak untuk Mario dan Tasya, mereka masih memiliki hati nurani. Seketika Mario berlari, dia tidak peduli dengan apa yang mamanya teriakan.

"Jangan berlari atau," teriak Sofi sambil mengambil pisau dari balik punggungnya, "Pisau ini akan menancap padamu!"

"Aku tidak peduli, Mario ingin menyelamatkan Randu," ucapnya sambil terus berlari dan tanpa rasa bersalah Sofi benar menancapkan pisau itu pada perut sang putra."

Tasya tidak menyiakan kesempatan ini. Dia segera berlari ke arah Randu dan melepaskan ikatan di tangannya lalu berjalan dengan langkah sulit untuk menuju pintu keluar. Ingin rasanya membantu Mario, tetapi Randu juga sangat membutuhkan bantuannya. Mario pasti bisa bertahan dengan segala daya yang dia miliki.

"Kamu kenapa tidak pernah menurut perkataan Mama?"

"Aku tidak mau Mama semakin salah, kalau pun aku yang mati, aku akan memberikan harta itu untuk Mama."

"Kamu anak angkat tidak tahu diri!" ucap Sofi dengan tatapan penuh emosi sambil mencabut pisau yang ada di perut Mario.

Sangat jelas terasa pendarahan itu terus mengalir, Mario tidak dapat lagi banyak bergerak karena membuat lukanya semakin robek. Sofi segera berlari untuk mengejar Tasya dan Randu. Namun sayang, Mario masih memiliki kekuatan. Dia menarik kaki mama angkatnya itu hingga tersungkur jatuh ke lantai.

"Kamu anak tidak tahu diri!"

"Aku tidak akan pernah membiarkan Mama melukai siapapun, biarkan aku yang terluka jangan yang lain."

"Lepaskan! lepaskan!" teriak Sofi berusaha membebaskan diri dari tarikan Mario, tetapi semua sangat sulit karena dengan kuat Mario terus menarik kaki Sofi.

Beberapa detik berlalu, pandangan Mario mulai kabur. Tenaganya mulai hilang, tidak dapat melihat dengan awas dan semuanya menjadi gelap. Entah apa yang akan terjadi, tetapi Mario percaya jalan Tuhan adalah yang terbaik untuk melindungi siapapun yang meyakini sebuah kebenaran.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro