Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

02 ° 《 Perhatian 》

Siklusnya memang begitu. Mengerti diri sendiri dulu baru bisa mengerti orang lain.

~•~

Barga mendesah jengkel saat menangkap Ranya lagi-lagi tertidur di dalam kelas. Dia lalu menoleh pada Bayu, yang duduk di belakang tempat duduknya, kemudian bertanya sambil mengarahkan dagunya ke arah Ranya. "Dari tadi?"

Bayu mengangguk singkat lalu kembali bermain game di ponselnya. "Tadi gue gangguin, malah gue dipukul pake penggaris besi."

Helaan napas Barga langsung memberat. Kenapa sulit sekali membuat Ranya menjadi cewek normal yang memiliki sikap lemah lembut dan mudah diatur?

"Mau ngapain lo?" tanya Bayu saat melihat Barga mulai menggeser tubuhnya mendekati Ranya yang sedang menelungkup di atas meja. "Dipukul baru tau rasa lo."

"Ini anak harus dibangunin biar nggak kebiasaan."

"Ck! Biarin ajalah. Lagi kelas kosong ini. Anak-anak yang lain aja pada banyak yang ke kantin," ujar Bayu. "Lagian kasian si Ranya. Kurang tidur katanya gara-gara nemenin Niko teleponan sampe jam dua."

Mata Barga langsung menyipit. "Ngapain mereka teleponan sampe jam dua pagi?"

Bayu mengedikkan bahunya. "Si Niko kan lagi galau alay. Paling juga curhat ke Ranya."

"Kayak nggak ada tempat curhat lain aja!" Barga menggerutu lalu dengan sengaja menggeser tubuhnya ke kanan, sehingga membuat Ranya terjatuh dari kursinya.

Mata Ranya seketika itu juga terbuka lebar saat merasakan tubuhnya terjatuh ke atas lantai. Tidur nyenyaknya terhempas begitu saja. Dan matanya langsung membesar saat melihat siapa pelaku yang sudah mengacaukan kesenangannya.

"Barga! Sakit tau! Sakit! Tau sakit nggak, sih?!" Ranya mengomel sambil bangkit berdiri.

"Mampus lo, Bar," bisik Bayu sambil terkekeh geli karena melihat kekesalan Ranya. Belum lagi muka bangun tidur milik cewek itu.

Beberapa anak-anak yang memang tidak meninggalkan kelas langsung menaruh perhatiannya pada dua sahabat itu. Bagi mereka, adu mulut yang Barga dan Ranya lakukan adalah tontonan menarik yang sayang untuk dilewatkan.

Sedangkan Barga hanya menatap Ranya dengan santai. Tidak terpengaruh sama sekali dengan kekesalan Ranya. "Sekolah itu tempat buat belajar. Bukan tempat buat tidur. Tau nggak, sih?"

Dibalas seperti itu justru membuat Ranya meradang. Semakin kesal dengan tingkah Barga yang selalu seenaknya, terutama pada dirinya. Ranya lalu bergerak mendekati Barga hanya untuk menjambak rambut cowok itu dengan keras.

"Sakit, Ranya!" ucap Barga sambil berusaha melepaskan tangan Ranya dari rambutnya.

"Baru dijambak aja sakit! Apalagi gue yang dijatohin ke lantai?!" balas Ranya tapi masih sambil menjambak Barga. "Sakit, kan?! Makanya jangan seenaknya dorong orang!" Ranya melepaskan jambakannya. Tapi masih menatap Barga dengan kesal.

Bayu yang memang duduk di belakang keduanya, tidak berusaha melerai. Sudah biasa. Paling sebentar lagi Ranya ngambek dan memilih untuk duduk di sebelahnya, ketimbang duduk di sebelah Barga.

"Makanya jangan tidur mulu di kelas!" balas Barga tidak mau kalah.

"Kalo gue tidur emangnya lo rugi apa?!"

Barga menatap Ranya kesal. "Gue rugi, punya temen bego!"

Ranya langsung terdiam. Seketika juga suasana kelas menjadi hening. Hanya Ranya yang selalu bisa melawan Barga dengan hidup teratur milik cowok itu. Tapi kali ini pun, Ranya justru terdiam, walaupun matanya masih menyiratkan kekesalan.

"Terus kenapa kalo gue bego? Lo rugi?" tanya Ranya sambil bersedekap.

"Coba lo pikir sendiri," balas Barga singkat lalu membuka buku pelajarannya. Karena dia tahu, Ranya tidak akan terpengaruh omongan sampah seperti tadi.

Ranya mendengus kesal. "Ya udah! Jangan temenan lagi sama gue! Kayak gue butuh lo aja!"

Barga langsung menoleh ke samping, menatap Ranya dengan tatapan mengejek. "Kalo lo nggak butuh gue, lo nggak bakal dateng malem-malem ke rumah gue cuma buat nyontek PR Kimia," sindirnya.

Barga dan mulut sampahnya selalu ingin Ranya cubit saking kesalnya. "Bodo ya, Bar! Jangan ngomong sama gue sampe gue nikah! Kesel banget gue sama lo!" tandasnya sambil menarik tas punggungnya dengan kasar, kemudian duduk di kursi belakangnya.

Nah, kan! Bayu berdecak bangga karena tebakannya yang tepat sasaran.

Sedangkan anak-anak di kelas, hanya terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Kejadian seperti tadi sudah terlalu sering mereka lihat. Toh, tidak sampai berjam-jam, Ranya akan tiba-tiba mengajak Barga berbicara lebih dulu. Dan Barga juga pasti akan bertindak seakan-akan sebelumnya tidak terjadi adu mulut di antara mereka.

"Nya, ini tempat duduknya Niko, lho. Kalo lo di sini, dia bakal duduk di mana?"

Bayu yang memang sengaja bertanya seperti itu, hanya memberikan cengiran lebar saat Ranya menatapnya garang.

"Oke. Oke. Duduk di sebelah gue aja sampe lulus. Bosen juga gue kalo duduk sama si Niko terus," sahut Bayu menyeringai kecil.

Ranya membalas dengan decakan. Matanya lalu menatap punggung Barga, yang duduk di depan Bayu, dengan nyalang.

Dasar! Bikin malu gue aja kerjaannya, sungut Ranya dalam hati.

"Lho, Nya. Lo ngapain duduk di tempat gue?" Niko yang baru masuk ke dalam kelas, menatap bingung saat melihat Ranya sudah duduk di bangkunya.

"Biasalah, urusan rumah tangga, Nik." Bayu yang menjawab dengan nada menyebalkan. Membuat Ranya semakin dongkol.

Niko terkekeh geli. Sudah paham maksud dari perkataan Bayu tadi. "Oh, oke. Berarti hari ini gue duduk bareng Barga, Nya?"

Ranya mendelik. "Sampe lulus! Males banget gue duduk sama cowok sok pinter model dia," sergahnya sambil mengedikkan dagunya ke arah Barga, yang masih berdiam santai di tempat duduknya. Seperti tidak terpengaruh sama sekali dengan sindirannya.

Bayu menahan senyumnya. Niko apalagi. Cibiran yang selalu diberikan Ranya pada Barga itu seperti kelucuan tersendiri bagi mereka.

Sedangkan Barga benar-benar hanya diam sambil mulai mengerjakan soal-soal yang bahkan belum disuruh oleh guru mereka. Sama sekali tidak terpengaruh dengan kejengkelan Ranya padanya. Karena menurutnya, apa yang dilakukannya tadi sudah benar. Ranya itu tidak bisa dibiarkan selalu bersikap acuh tak acuh seperti sekarang. Ranya itu seorang cewek, dan bagi Barga, kodrat seorang cewek itu harus memiliki sikap setidaknya rajin, tidak harus pintar.

Niko yang baru duduk di sebelah Barga dan melihat apa yang dikerjakan cowok itu, sontak memutar kedua bola matanya. Kenapa hobinya harus belajar? tanyanya mengejek, dalam hati.

Hanya, bagi Niko, berteman dengan Barga sejak awal masuk di SMA Nusa Cendekia itu memang menyenangkan. Sekalipun tidak terlalu banyak bicara, tapi Barga adalah satu-satunya anak di sekolah ini yang bisa membuatnya merasa segan jika ingin bersiteru tentang sesuatu hal. Sialnya, jika boleh jujur, dia memang menempatkan Barga di posisi pertama dengan kategori paling dikagumi.

"Belajar, Bar?" Niko bertanya basa-basi.

"Yang lo lihat gimana?"

Nah. Apalagi baru bertengkar dengan si Ranya, mulutnya seakan diberi pisau. Tajam bukan main.

Niko hanya terkekeh kecil. "Iya. Emang lagi belajar, sih. Nanti ajarin, ya."

Barga hanya bergumam kecil.

Tapi Niko tahu kalau cowok itu pasti akan mengajarinya. Karena sepanjang yang dirinya tahu, sepintar apa pun Barga, sahabatnya dari awal masuk ini tidak pernah pelit membagi ilmu, pada siapapun. Hanya saja, Barga akan berdecak jengkel bukan main saat mendapati seseorang yang sedang diajarinya selalu mengulang pertanyaan yang sama, padahal sudah menjawab 'paham' saat ditanya 'ngerti?' oleh cowok itu.

"Lain kali, Nik. Kalo mau curhat, ke Bayu atau gue aja. Lo pikir bagus, cewek tidur jam dua subuh?"

Kalimat dan pertanyaan sarkas itu dikatakan Barga tanpa menoleh sama sekali pada Niko. Membuat Niko hanya bisa menatap Barga dengan bingung lalu menoleh ke belakang, menatap Bayu juga Ranya yang balas menatapnya dengan tatapan bertanya. Kemudian tatapan Niko kembali mengarah pada Barga.

Cewek yang dimaksud si Barga ini, Ranya, kan? Lah, emang biasanya si Ranya tidur jam segitu, kenapa dia yang ngomel?

~•~

Barga itu introvert. Ranya itu ekstrovert. Tapi kalau ketemu sama seseorang yang aliran listriknya nyambung, kepribadian itu bisa jadi beda, lho ^^

Kalian ada yang gitu juga nggak? :"

Anyway, mulai minggu depan, aku updatenya setiap Senin sama Kamis, yah. Biar bisa nemenin yang lagi puasa Senin-Kamis. Hahaha.
Gimana menurut kalian?

Ditunggu vote dan komennya yahh ❤❤

Salam sayang,

yennymarissa

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro