Bantuin, dong! [01]
[ Chap 1 : Tolongin! ]
"Tama!!! "
Mata biru muda menatap malas seorang gadis yang berlari kencang kearahnya, tubuh bongsor yang semula terlentang kini dimiringkan. Memunggungi arah datangnya gadis itu.
Mencari posisi nyaman diemperan kelasnya yang terasa dingin dicuaca panas, tak mengindahkan beberapa orang yang hampir tersandung karena kaki genternya menghalangi jalan.
Belum aja diinjek, ya kamu.
Nanti nanges.
"Tama!!! Oi! Oi!! Tamaaa anak bontotnya Pak Sougo!!! "
Tamaki beringsut menjauh, mengerang dengan nada terganggu. Menutupi kepala birunya dengan tas punggung, berusaha tak mengindahkan goncangan dan teriakan yang terus terdengar.
"Meh! Purin raja buatmu, bangun dulu!!! "
Tamaki hanya berdeham, semakin menenggelamkan kepala diantara tas yang hanya berisi satu buah buku tulis dan pensil. Terlihat dari seberapa gepenknya bentuk tas punggung itu.
(Fullname) mengerutkan dahi, berdesis kesal ketika pemuda biru bongsor itu tak merespon panggilan ataupun goncangan ditubuhnya.
"...PAK SOUGOOO, TAMA MAEN CEWE PAK SOU–"
"HEH! "
Tamaki segera duduk sambil membungkam mulut nyablak gadis bernetra (eye color) yang kini meronta-ronta dalam dekapannya. Ia menatap was-was kearah Pak Sougo yang berdiri tak jauh dari posisi mereka, yang untungnya hanya menatap kebingungan.
Terlihat tak mendengar teriakan melengking dari (Name). Untung Pak Sougo agak bolot disaat yang tepat, pikir Tamaki.
Tamaki segara melemparkan senyum keramahan, menguarkan aura anak didik budiman dan berakhlak mulia yang patuh terhadap peraturan sekolah.
Pak Sougo balas tersenyum ramah, bonus memberi lambaian tangan kecil dan tawa pelan yang dibalas jeritan khas anak gadis. Beberapa anak yang memakai bet palang merah segera meluncur mengangkut segala jenis manusia yang bergelimpangan dilapangan.
Pak Sougo yang melihat hal seperti itu tentu ikut panik, ingin mendekati namun segera dicegah salah satu personel yang mengangkut korban heart attack.
"Maaf Pak, kegantengan anda tidak bisa ditoleransi oleh anak-anak gadis ini, jadi saya mohon Bapak memundurkan sedikit kegantengan Bapak itu... "
Pak Sougo memiringkan kepala, menatap kebingungan orang yang berdiri didepannya. Memundurkan kegantengan? Bagaimana? Apakah ia perlu berjalan mundur, begitu?
Mungkin Pak Sougo belum pernah digombalin anak didiknya selama ini, atau beliaunya saja yang tak ngeh gombalan yang dilemparkan padanya.
Polos sekali, Pak. Sini saya corakin.
Eh nyebut.
"Yeu... Sou-chan kebiasaan. Coba kita itung yang jadi korban hari ini... Atu ua ia... Woah!!! Ada lima belas!!! "
Tamaki dengan tatapan berbinar malah asik menghitungi korban-korban yang bergelimpangan, sedikit tidak mencerminkan akhlak yang baik.
"Ey! (Name)cchi diem mulu, ngomong dong! Kita komenin Sou-chan yang bikin anak orang ayan! "
(Name) meronta-ronta sekali lagi, menunjuk-nunjuk mulutnya yang masih terbekap oleh tangan Tamaki.
"Kenapa? Tanganku bagus, ya? Sankyuu~ "
Misuh, itu yang dilakukan (Name) disela teriakan tertahannya. Meronta semakin brutal bak pemain reong yang kemasukan sesuatu, mungkin sekarang (Name) tak ada bedanya dengan banteng cap me–
Ehem. Makan bakso disore hari sepertinya enak, ehem.
Tamaki oleng, melepaskan bekapan tangan dari mulut (Name) yang segera berdiri. Menunjuk hidung Tamaki yang terduduk dibawahnya. Tamaki yang ditunjuk oleh (Name) hanya terbengong ngang-ngong.
"TOLONGIN AKU BUAT DEKET AMA IORI, GAK ADA PENOLAKAN!!! BETEWE TANGANMU BAUK PETE, GAK WANGY KEK TANGANNYA IORI!!! "
'Njir... '
Mungkin itu yang diucapkan serentak didalam hati oleh warga sekolah yang berlalu-lalang lalu tak sengaja mendengar teriakan menggelegar.
Tamaki berkedip polos,
"(Name)cchi pernah ngendus tangan Iorin emangnya? "
(Name) menggeleng polos,
"Belom. Tama sendiri? "
Tama ikut menggeleng, mengeluarkan ponsel dari saku celananya.
"Aku punya ide! Kita panggil Iorin ditelepon terus coba kita–"
"ENDUS TANGANNYA, HAHAHAHA!!! "
'ANJIR! KELAINAN! '
Sekali lagi para warga sekolah yang tak sengaja lewat dan mendengar percakapan (Name) dan Tamaki meneriakkan kata itu dalam hati. Beringsut menjauh sejauh mungkin dari dua anak manusia yang kini saling berpelukan sambil meneriakkan kalimat, "Ide hebat!!! " berulang kali.
Siapapun yang bisa mengeluarkan sesuatu didalam tubuh mereka dipersilahkan melakukan pembersihan.
Tbc
________________________________
Jadi ginih–
/ditonjok stan oshi Iori.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro