- Surat, 004
Teruntuk Dokja, aku bawakan angin ini untukmu. Mungkin, aku memang hanya bisa berikan replikanya saja. Namun, kamu pasti tahu kan bagaimana bunga ini tumbuh dan terbang setiap ia diterpa oleh angin? Seperti di bawah senja kala itu, aku sempat berkata jikalau aku tak bisa selalu ada untukmu dan kamu tidak bisa selalu ada untukku. Bunga ini berisikan kasihku untuk, mohon disimpan baik-baik ya!
Apa kamu tahu? Setiap dandelion diterpa oleh angin kemudian jatuh ke tanah dia akan menumbuhkan bunga baru? Bunga ini akan selalu tumbuh di sampingmu, sebab walau aku tak selalu ada untukmu. Tetapi, dari seberang yang berbeda aku akan selalu memberikanmu dukuangan. Kasihku akan selalu ada di sana, bersamamu.
Dokja, aku mohon. Berhenti merasa bahwa dirimu tak pantas untuk dicintai. Faktanya, semua manusia itu layak untuk diberi kasih, termasuk kamu. Aku tebak, setelah aku berikan buket ini untukmu, kamu akan termenung cukup lama di dalam kamar. Menatap langit-langit dengan iris kosong sembari berpikir, "Apa kamu pantas dapatkan hal seperti ini?"
Kim Dokja, kita memang bukan orang yang sejak lahir bahagia, hidupku menyedihkan begitu kamu. Tetapi, kita tak menyerah. Aku berhasil capai harapan dan bahagiaku, kamu pun juga harus. Jangan terus bersedih, aku tak suka.
Aku harap dengan adanya bunga ini di meja kamarmu cukup untuk buatmu tersenyum setiap pulang sehabis kerja atau ketika kamu ingin tidur. Aku harap dengan adanya bunga dariku kamu akan tertidur lelap, memimpikan hal bahagia; tidak seperti kisah menyeramkan tentang mimpimu yang selalu kamu ceritakan padaku. Kim Dokja, harapanku untukmu hanya kebahagiaanmu, karenanya Randa Tapak ini menjadi jamuan dariku untukmu, kasihku.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro