Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Banish

Jika bisa, apa satu sifat dari diri kalian yang ingin dihilangkan?

Nakal? Jujur? Pembohong? Rajin? Malas? Atau selain itu?

Mungkin terkesan sederhana. Tetapi sudah jelas, apapun yang diminta akan memengaruhi sebagian besar kehidupanmu di masa mendatang.

Kini, pikiran pemuda itu tengah bergulat menanggapi tawaran dari makhluk aneh yang tiba-tiba datang menyambangi kehidupannya.

Siapa namanya tadi ... Revi? Vivi? Entahlah. Pemuda itu tidak terlalu memedulikannya.

Suara ribut—pecahan gelas dan perdebatan seorang laki-laki dan perempuan di luar kamarnya masih saja terdengar. Setiap hari malahan. Seakan itu adalah sebuah rutinitas. Dan rutinitas pula bagi si pemuda untuk mengurung diri di kamar, menikmati dunia maya tanpa mau lagi memedulikan keadaan sekitar.

Yang pasti ia tidak mau menghilangkan sifat penyendiri yang seakan sudah mendarah daging dan menjadi semacam kebutuhan. Karena sifat itu pulalah yang sering menyelamatkannya dari lingkungan sinting.

Teman? Sahabat? Pacar? Bedebah dengan itu semua! Jika pada akhirnya hanya menyebabkan rasa sakit, untuk apa dipertahankan? Ia hidup untuk dirinya sendiri, begitulah prinsip yang terpatri sejak beberapa tahun lalu.

Baginya, hari-hari bagaikan repitisi yang sangat membosankan.

Perlahan, kedua kaki si makhluk aneh terangkat. Atau dengan kata lain, ia melayang. Iris birunya bersinar, memberikan secercah cahaya tambahan di tengah ruang kamar yang termakan gelapnya malam. Meski disebut makhluk aneh, tetapi bukan dalam arti yang sebenarnya. Paras maupun bentuk tubuh makhluk itu menyerupai laki-laki. Yang membedakan hanyalah sesuatu semacam tulang berwarna hitam yang mencuat dari punggung kirinya. Selain itu juga hanya si pemuda di hadapannya lah yang bisa melihat sosoknya.

Kalau begitu ... hantu? Iblis? Malaikat? Entahlah. Sekali lagi, pemuda itu tidak terlalu memedulikannya.

Sang makhluk aneh bergumam. Kilau matanya kian redup. Kedua tangannya mulai terlihat abstrak, seolah sedang ditarik ke dimensi lain. Ah, serupa itu pulalah yang terjadi ketika pemuda itu pertama kali bertemu dengannya. Tidak, saat itu tidak hanya tangan, melainkan seluruh tubuhnya. Mungkin ia benar-benar berasal dari dunia yang berbeda.

Kali ini sang makhluk aneh mengatakan bahwa waktu yang disepakati sudah hampir habis. Sebetulnya baru satu jam yang lalu pemuda itu bertemu dengannya, dan selama itu juga si pemuda terus merenung.

Ketika peringatan terakhir diberikan, pemuda itu pun memutuskan. Seraya menyeringai, ia membisikkan sebuah kata kepada sang makhluk aneh. Sesaat setelah itu, dunia terlihat begitu gelap di matanya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro