🎼|Taemina| Love Maze
"Couse I'll be in love maze. Lost in the maze. In the darkness."
|Love maze|
Aku menatap pantulan diriku di cermin sekali lagi. Gaun putih mewah dengan beberapa permata yang menghiasi di sekitaran dada ini membuatku merasa asing, merasa tidak percaya kalau sebentar lagi, statusku akan berubah. Aku akan menjadi seorang istri dari pengusaha terkemuka yang bahkan baru kukenal selama tiga bulan.
Dia adalah Taehyung, Kim Taehyung. Dimata kedua orangtuaku, dia adalah anak baik, sopan juga tampan. Tapi dimataku-terlepas dari tiga hal yang dikemukakan orangtuaku yang memang ada benarnya-ia hanya lelaki sombong yang hobi keluar-masuk klub. Aku pernah melihatnya bahkan mengadukannya pada orangtuaku tapi apa daya, mereka lebih mempercayai perkataan manis yang keluar dari mulut pemuda tan itu dibanding mendengar perkataan anaknya sendiri.
Waktu terus berjalan hingga kini, aku telah berdiri di atas altar bersama ayah yang menggandeng tanganku. Disana, pemuda itu telah berdiri dengan tuxedo putihnya yang sepasang dengan gaun yang kupakai. Satu demi satu langkah kutapaki, diiringi dengan tepukan riuh tamu undangan yang sebagian besarnya adalah keluarga kami. Seiring dengan langkah kakiku yang semakin bertempo, aku menanggalkan satu per satu kenanganku, membuat ruang baru untuk menyambut kehidupan baruku bersamanya.
Ketika aku telah berada di sampingnya dan ayahku yang telah kembali pada ibuku, meninggalkanku bersama pemuda itu berdua dan mengucap sumpah. Aku masih meneguhkan hatiku, kalau keputusan yang aku ambil ini tepat. Namun, begitu Taehyung menarik pinggangku mendekat padanya, meraih tengkukku hingga menyatukan kedua belah bibir kami yang diiringi sorakan heboh para tamu, aku merasakan sesuatu di dalam diriku berdesir. Tidak, seharusnya ini tidak boleh terjadi.
Karena begitu Taehyung menghentikan pangutan kami, menyisakan lelehan saliva yang terputus dan napas terengah. Sebuah senyum miring tercetak disudut bibirnya. Sambil menyentuh bibir lembabku, ia membisikan kalimat itu dengan lembut namun sukses membuatku tertohok.
"Aku hanya melakukan ini untuk memenuhi perjodohan kita. Untuk selanjutnya, jangan berharap kalau aku akan menyentuhmu lebih dari ini."
Ya, Mina ini hanyalah perjodohan. Seharusnya aku tidak berharap lebih untuk mendapatkan cintanya. Ya, seharusnya-karena nyatanya, Taehyung telah mengambil cintaku hingga membuatku semakin tersiksa setiap harinya.
🎶
Lagi, aku mendapati ranjang disisi kiriku kosong, ini sudah yang ke-60 hari semenjak pernikahanku dengan Taehyung, tapi aku belum pernah melihat sisi-yang seharusnya diisi oleh Taehyung itu-hangat. Rasanya selalu dingin karena Taehyung tidak pernah tidur disana. Bahkan disaat malam pertama kami, Taehyung memilih pergi ke klub langganannya.
Aku mendesah lelah, memilih untuk meninggalkan ranjang itu dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Aku tidak boleh memiliki perasaan seperti ini karena rasa ini hanya akan membuatku semakin tersiksa setiap harinya. kenyataan sang suami lebih senang tidur bersama wanita lain daripada bersamaku selalu saja membuatku sulit tidur.
Andai saja aku memiliki keberanian untuk menolak permintaan kedua orangtuaku, andai saja Taehyung tidak pernah datang dan mengisi kekosongan ini dengan lamarannya yang ternyata hanya tipuan semata, mungkin aku sekarang telah menjadi seorang penari balet profesional. Bukannya seorang wanita lemah yang selalu menangis setiap malam.
Aku tersentak saat seseorang tiba-tiba mendobrak pintu kamar mandi dengan kasar. Buru-buru aku mengambil handuk untuk menutupi tubuh polosku saat Taehyung memasuki kamar mandi ini. Taehyung terlihat mabuk. Matanya yang teler dan bau alkohot yang keluar dari mulutnya menjelaskan seberapa banyak minuman beralkohol yang lelaki itu minum.
Lelaki itu berjalan ke arahku dengan langkah kaki lebarnya, membuat genggaman tanganku pada handuk semakin menguat. Tatapan sayunya seolah mengunciku, melucutiku hingga rasanya aku ingin melarikan diri darinya. Namun, cekalannya pada tanganku saat aku hendak keluar dari kamar mandi itu menahanku, membuatku kembali menatapnya walaupun rasanya aku sangat tak berdaya dihadapannya.
Taehyung menjatuhkan kepalanya di bahuku, membuatku dapat merasakan hembusan napasnya yang memburu. Ia memelukku, menarik pinggangku mendekat hingga aku tak bisa berkutik. Aku sama sekali tidak tahu apa yang terjadi padanya yang jelas, apapun itu, sepertinya lelaki itu sangat sedih. Entah kenapa, aku dapat merasakan dari tatapannya yang putus asa.
Taehyung melepas dekapannya, menarik handukku hingga terlepas dari tubuhku. Taehyung terus menatapku dengan mata tajamnya, bahkan ketika aku menutup bagian privasiku dengan tangan, ia menjauhkannya seolah menegaskan bahwa dia berhak atas tubuhku. Tentu saja, dia suamiku tapi-tetap saja ini terasa tidak benar dan sangat memalukan karena bukan hanya yang pertama, tapi ia menjadikan tubuh polosku seperti tontonannya.
"M-mau apa kau?" aku semakin mundur saat Taehyung melangkah maju.
"Aku ingin mengambil hakku. Aku menginginkan tubuhmu."
Aku terjebak. Taehyung telah mengurungku di dinding dingin ini, mencumbu bibirku dengan kedua tanganku yang ditahan oleh tangannya. Semuanya terjadi begitu cepat hingga aku baru menyadari semuanya saat Taehyung mengangkat tubuhku, membawaku ke atas ranjang tanpa sedikitpun melepaskan pangutannya.
Aku tahu ini salah, biar bagaimanapun Taehyung sedang mabuk berat. Tapi aku tidak bisa menolaknya. Sentuhannya menghipnotisku, memenjarakanku hingga aku tidak bisa berbuat apapun selain mendesahkan namanya.
Dan ya, di tengah malam diiringi hujan yang sangat deras itu, untuk pertama kalinya. Kami melakukannya.
🎶
Matahari agaknya merangkak telalu cepat. Sinar menyilaukannya bahkan menembus gorden beludru itu hingga mengusik tidur nyenyak Mina. Gadis itu mengerang, meraih apapun yang ada di sampingnya sambil bergumam: jangan bangun, ayo lanjutkan saja mimpinya, terus menerus sambil memejamkan matanya sekali lagi. Tapi sapuan hangat di keningnya, juga kecupan manis dihidungnya membuat manik cantik itu akhirnya terbuka.
"Kau sepertinya sangat menikmati kegiatan panas kita tadi malam, ya. Sampai tidak ingin bangun karena menganggap itu mimpi," kata Taehyung dengan suara beratnya.
Mina yang baru saja mendapatkan kesadarannya langsung melotot, hendak menjauh tapi Taehyung lebih dulu mendekap tubuh sehalus sutra itu kembali. "Maaf karena baru melakukannya denganmu. Aku tahu kau selalu menangis tiap malam jadi-aku hanya ingin mengatakan kalau mulai hari ini, kau bebas."
Mengangkat alis tidak mengerti, pun akhirnya Mina melepaskan pelukan itu, menjauhkan tubuhnya hingga dapat menatap suaminya itu dengan pandangan bertanya. "Apa maksudmu?"
"Apalagi? Tentu saja aku akan menceraikanmu."
"APA?!!"
Mina menatap suaminya itu tidak percaya. Pikirannya terasa kacau hinga ia tidak dapat mengatakan apapun lagi selain menjauh dari Taehyung setelah membebat tubuh polosnya dengan selimut. Ia masih membutuhkan waktu untuk mencerna kalimat yang baru saja keluar dari mulut suaminya itu setelah menggagahinya tadi malam.
Taehyung lain lagi, alih-alih menjelaskan maksud perkatannya tadi, ia malah berjalan santai kearah lemari. Mengambil celananya lalu mengenakannya tanpa beban. Ia kemudian berjalan menuju meja kerjanya, mengambil sesuatu dari dalam tasnya lalu menyerahkannya pada Mina.
"Ini surat cerainya. Aku akan memberimu waktu tiga hari untuk menandatanganinya."
Mina menatap surat itu dengan tatapan kosong. Apa yang ia dan Taehyung lakukan kemarin? Menikmati? Cih, bahkan Mina merasa jijik pada dirinya sendiri yang menerima saja perlakukan suami laknatnya itu. Lihatlah, bahkan tidak perlu waktu dua puluh empat jam bagi lelaki itu untuk menjatuhkan harapan Mina setelah diangkat sangat tinggi hingga langit ke tujuh.
"Oh ya, kau bisa mengembalikan surat itu pada Jae Hyuk setelah kau menandatanganinya." Taehyung telah mengenakan setelan kantornya, bersiap untuk pergi. Baru saja tangan besarnya meraih kenop pintu, suara lirih Mina menghentikan langkahnya.
"Kenapa kau melakukannya?" Suaranya terdengar sangat lemah, namun sangat jelas, menyiratkan kekecewaan yang mendalam terhadap lelaki yang selama ini ia percaya. Mina menghembuskan napasnya pelan, berusaha menahan desakan air matanya yang berburu ingin keluar. Lagi, maniknya itu bertemu dengan manik legam Taehyung-namun bukan lagi manik mendamba, melainkan kecewa. "Kenapa kau melakukannya kalau kau tidak mencintaiku?"
Taehyung menarik dan menghambuskan napasnya kasar. Ia mengusap wajahnya frustasi, tak pernah terpikirkan kalau wanita itu akan bersikap menyebalkan seperti ini. "Kau menginginkanku, kan? Jadi aku melakukannya untukmu supaya kau bisa pergi dari hidupku dengan-"
PLAK!
Mina menampar Taehyung. Cukup keras hingga lelaki Kim itu dapat merasakan anyir di ujung bibirnya. Mina sudah tidak bisa menahannya lagi. Taehyung tidur dengan wanita lain, ia terima. Taehyung tidak pulang selama seminggu, ia terima. Bahkan ketika Taehyung tidak menemaninya saat ulang tahunnya dan lebih memilih untuk tidur bersama sekretarisnya, ia terima. Tapi ia tidak dapat menerima saat Taehyung menginjak harga dirinya.
"Apa-apaan kau ini? kenapa kau menamparku?!" Taehyung melotot marah. Sedang Mina tidak gentar, ia masih menatap lelaki itu geram walaupun kini air matanya telah menghiasi wajah cantiknya.
"Kau tahu Tuan Kim, kau bisa memperlakukanku seperti mayat hidup di rumah ini. Kau bisa memperlakukanku dan menyakitiku semaumu tapi ingat, aku masih memiliki harga diri." Taehyung terdiam, entah karena menyadari kesalahannya atau karena tidak tega melihat wanita itu yang terlihat sangat rapuh. "Aku bukan wanita yang haus akan nafsu, yang senang setelah kau setubuhi. Asal kau tahu saja, aku melakukannya denganmu tadi malam karena kupikir kau kesepian. Jadi, sebagai seorang istri yang baik aku memenuhi keinginanmu, tapi apa yang kudapat? Surat cerai? Wah, seharusnya aku yang memberikannya padamu, bukan sebaliknya. Tapi tak apa, aku akan menandatanganinya sekarang juga."
Mina meraih pena yang ada di meja kerja Taehyung, lalu mengembalikan surat itu pada Taehyung setelah ia menandatanganinya. Taehyung tidak berkata apa-apa. Ia hanya menerima surat itu dengan tatapan kosong.
Dan jika saja Mina tidak bisa menahannya, tangis Mina pasti sudah pecah sekarang. Ia merasa sudah hancur berkeping-keping hingga tidak memiliki kekuatan lagi untuk mengeluarkan air matanya.
Mina baru saja akan ke kamar mandi, namun wanita itu kembali melirik Taehyung. "Aku lupa. Tolong ucapkan selamat pada mantanmu Irene karena dia kini sudah tidak perlu menjadi wanita gelapmu lagi."
Tehyung terhenyak. "Darimana kau tahu kalau aku masih menjalin hubungan dengan Irene?"
"Tentu saja aku tahu karena kau mendesahkan nama Irene tadi malam."
🎶
Matahari telah benar-benar tenggelam saat Mina menginjakkan kaki di kampung halamannya, Jepang. Wanita itu memutuskan untuk benar-benar pergi dari kehidupan Taehyung setelah perceraian mereka dua bulan yang lalu. Rasanya, pernikahan mereka itu benar-benar menjadi mimpi buruk bagi Mina karena tidak meninggalkan bekas apapun selain rasa sakit hati yang semakin menjadi setiap mengingatnya.
Kini, ia tinggal seorang diri di sebuah perumahan yang jauh dari kehidupan kota yang super padat dan sibuk. Myoui Mina memilih hidup dari awal lagi, di pedesaan asri yang memuat para pasangan lanjut usia yang umumnya ditinggalkan anaknya yang merantau ke kota. Bukan tanpa alasan bagi Mina memilih tempat itu, karena disinilah kakek dan neneknya bersatu hingga menghabiskan usianya.
Mina tidak hanya meninggalkan Taehyung, ia juga meninggalkan kedua orangtuanya. Karena setiap melihat mereka, Mina merasa terintimidasi. Bayangan saat mereka memaksanya untuk menerima perjodohannya dengan Taehyung selalu menghantuinya dan mengingatkannya kembali pada perlakuan Taehyung saat mereka masih berumah tangga.
Sesuatu terasa mendesak dari perutnya, cairan pahit itu berlomba keluar hingga Mina harus menutup mulutnya dan berlari menuju wetafel untuk memuntahkannya. Rasa mual itu telah menyerangnya sejak satu bulan yang lalu dan intensitasnya terus bertambah hingga tubuh Mina terasa lemas. Kata nenek yang tinggal di samping rumahnya, mual dan muntah seperti ini memang sudah biasa dirasakan oleh wanita hamil, Mina hanya belum terbiasa.
Ya, janin yang ada dikandungannya ini adalah anak Taehyung. Mina baru mengetahuinya setelah sampai disini karena Mina lansung pingsan dan demam hebat begitu sampai. Beruntung, penduduk di desa ini begitu baik kepadanya, bahkan mereka merawat Mina seperti cucu kandung sendiri. Membuat Mina merasa dicintai, walau kenyataannya, ia hidup seorang diri disini.
Wanita itu membersihkan mulutnya, meneguk segelas air begitu cairan pahit itu telah ia keluarkan semuanya. Sejenak, Mina menatap pantulan wajahnya pada cermin. Muka pucat, bibir kering dan lingkaran hitam dimatanya cukup menjelaskan seberapa buruk kondisinya saat ini. Jujur saja, Mina memang merasa senang berada disini, tapi ia tidak menampik kalau terkadang, ia juga merasakan kesepian.
Apalagi di malam gerimis dan dingin seperti saat ini, rasa kesepiannya semakin terasa. Terkadang, Mina juga menangis setiap malam, cepat sedih saat melihat kebersamaan kakek dan nenek yang ada di desa ini karena perasaannya yang sangat sensitif belakangan ini. Dan entah apa sebabnya, Mina baru bisa tertidur setelah melihat potret Taehyung yang masih ia simpan di ponselnya-mungkin ini karena keinginan si jabang bayi, karena secara tidak langsung, anaknya merindukan ayahnya.
Setetes air mata jatuh, menyusuri pipi mulusnya hingga lehernya. Wanita itu menangis, terisak hebat seolah tidak ingin kalah dengan hujan yang terus mengguyur di luar sana. Untuk kali ini, ia biarkan dirinya menangis. Berharap ini adalah yang terakhir. Selama ini, Mina memang telah melarikan diri tapi hati dan jiwanya masih terjebak. Di dalam labirin bayang seorang Taehyung-yang begitu ingin di bencinya-tapi sangat dirindukannya.
🎶
Hari, bulan dan tahun berlalu. Kini, anak Mina telah tumbuh menjadi anak laki-laki tampan. Entah dosa apa, selalu saja ada yang mengingatkan Mina pada sosok Taehyung hingga anaknya pun memiliki wajah yang mirip dengan Taehyung. Namun bukan itu yang Mina khawatirkan, wanita itu selalu saja kesulitan saat anaknya, Min Tae selalu bertanya: Ibu, ayah mana? Kapan dia pulang? Dan jika sudah seperti itu, Mina hanya bisa menjawab dengan senyuman, sembari mengatakan kalau ayahnya sedang pergi jauh dan tidak punya banyak waktu untuk pulang.
Sebenarnya, Mina ingin sekali mengatakan kalau ayahnya mungkin tidak akan-pernah-pulang, tapi senyum kotak yang selalu anaknya itu tunjukan saat Mina mengatakan kalau ayahnya sebentar lagi akan pulang selalu membuatnya merasa sedih. Ia selalu berpikir, apa yang akan terjadi pada anaknya jika seandainya ia tahu, kalau ayahnya telah menikah dengan wanita lain dan mungkin sudah punya anak lain yang seumuran dengannya.
Mina menepis bayangan itu, wanita itu memilih untuk menata kembali toko bunganya sembari menunggu pelanggan. Sudah lama sekali Mina ingin membuka toko bunga seperti ini dan beruntungnya Mina, ia bertemu lelaki yang bersedia mewujudkan impiannya. Dia Jungkook, anak dari kakek Park yang baru saja kembali setelah belajar di luar negeri.
Pertemuan mereka memang terbilang cukup singkat, tapi kepribadian Jungkook yang supel dan baik membuat Mina berpikir bahwa tak ada salahnya jika ia mempercayai Jungkook dengan membangun usaha bersamanya. Jungkook pun demikian, malahan lelaki itu sepertinya memang tertarik pada Mina.
Jam baru menunjukan pukul empat sore tapi awan hitam telah berkumpul, membentuk suatu koloni hingga di menit selanjutnya, air hujan turun membasahi tanah. Wanita itu barusaja selesai menutup tokonya, lantas berlari melawan derasnya hujan menuju rumahnya.
Namun, barusaja kakinya menapaki halaman rumahnya, Mina terlonjak saat melihat tubuh seorang lelaki yang tergeletak begitu saja di depan pintu rumahnya. Berbarengan dengan itu, anaknya kembali bersama Jungkook setelah seharian tadi ikut berbelanja keperluan toko.
Dan detik itu juga, ketika Mina melihat siapa lelaki itu, ia terhenyak.
"Ta-Taehyung?"
Dan sekali lagi, Mina kembali terjebak di dalam labirin hatinya sendiri setelah mencoba membuka hati untuk lelaki lain.
"We run and run without stopping. But all those stupid events can't stop us. That's right, honey. It is true."
*Fin?*
Gimana?
👉👈
(aku udh buat sih lanjutannya tapi kalo mau, udh di stop sampe sini aja juga gpp :)
Tadinya aku mau buat ini agak singkat aja gitu tapi taunya malah kebablasan😅
Mungkin ini agak beda dari yg di request-in tapi semoga tetep suka ya kak @kimmbyeby
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro