Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

My Regrets #3 (Taehyung x You)

Setelah berucap seperti itu, Sejeong pun pergi meninggalkan Taehyung sendiri. Setelah bergerak beberapa langkah, Sejeong dapat mendengar Taehyung mengeram kuat. Tetapi Sejeong sama sekali tidak mengacuhkannya.

                                •••

"Taehyung, ah lepaskan! Ada apa ini?" Sejeong meringis kesakitan karena dari tadi Taehyung mencengkeramnya dengan kuat sampai mereka tiba kembali di rumah nan mewah itu. Sejeong sama sekali tidak mengerti Taehyung kenapa. ia juga tidak tahu kemana Taehyung akan membawanya. Dan ternyata setelah sampai di kamar mandi, Taehyung melepaskan pegangannya dan melemparkan Sejeong agar masuk ke dalam kamar mandi lalu bersiap mengunci gadis itu tanpa memerdulikan teriakan atau jeritan Sejeong.

"Taehyung ... bukakan pintunya. Kau kenapa lagi?" Sejeong sama sekali tidak memerdulikan jeritan tangisan milik Sejeong. Ia malah meninggalkan rumah itu. Yap, seperti biasanya, ia akan ke club malam bersama Jungkook dan yang lain mengingat ia sudah terlambat 60 menit.

Taehyung pun menancap gas kecepatan mobilnya agar dapat menghemat waktu.

Setelah sampai di tujuan, Taehyung pun di sambut hangat oleh teman-temannya. Namun tidak halnya dengan Jungkook, karna namja itu telah mabuk dan lebih dulu mencicipi beberapa botol arak disana. Tampaknya namja bermarga Jeon itu tengah frustasi mengapa Sejeong tak juga membalas perasaannya setelah sekian lama ia menunggu.

"Taehyung! Apakah kau tidak membawa gadismu kemari? tumben sekali." Seokjin salah satu dari mereka pun membuka suara pada Taehyung.

"Kali ini tidak. Aku sedang ada masalah dengan Irene." Semuanya mengangguk tanda mengerti akan apa yang diucapkan Taehyung barusan. Tetapi sebuah kejanggalan besar dapat menarik perhatian Taehyung.

"Hei ... ada apa dengannya? Tak seperti biasanya. Biasanya ia yang paling anti terhadap alkohol."
Taehyung mendudukkan dirinya sembari mengerutkan dahinya heran melihat keadaan Jungkook yang telah mabuk berat.

"Nado molla. Tetapi ia tampaknya sedang tidak baik. Dari tadi ia selalu berujar tak jelas." Yoongi sang bad boy pun menjawab rasa penasaran Taehyung. Dan tiba-tiba saja Jungkook meronta-ronta tak jelas dan disertai dengan sesegukkannya.

"Ya, aku huks- sedang tidak baik. Seorang gadis yang ku cintai malah menyukai huks-seorang namja berengsek yang tak ber-ibu. Ya, Huks- namja yang tak ber-ibu." Jungkook berucap tak jelas dengan posisi yang setia menunduk sedari tadi.

Taehyung mengerutkan dahinya untuk beberapa saat, mencoba untuk mencerna setiap kalimat yang di ucapkan Jungkook. Sepertinya ia tahu bahwa Jungkook tengah menyindirnya. Ya, Taehyung tau sendiri bahwa Jungkook telah lama menyukai Sejeong. Dan Sejeong menyukainya. Namja berengsek tidak ber-ibu. Taph, tembakkan yang bagus. Itu sudah pasti kau sendiri Kim Taehyung!

"Maksudmu apa huh? Kau menyindirku?" Taehyung memperbesar volume suaranya menandakan bahwa emosinya mulai meluap. Ya, Taehyung sangat benci sekali terhadap seseorang yang mengatakan ia tak ber-ibu.

"Ah ... akhirnya kau huks- sadar diri juga. Aku tak perlu repot-repot memberitahumu. Ya, kau adalah huks- namja yang tak ber-ibu. Jika kau mempunyai ibu, lalu dimana ibumu? Apakah ibumu pernah kembali hanya sekadar- huks melihatmu? Kau adalah namja berengsek huks- yang tak berguna Kim Taehyung! Jungkook berucap dengan nada yang samar-samar. Tak lupa ia menunggingkan senyum evil nya disudut bibirnya. Taehyung yang telah emosi mendengar ucapan Jungkook barusan bersiap untuk memukul Jungkook.

BUGH!

BUGH!

BUGH!

Taehyung memukuli Jungkook dengan sekuat tenaganya. Demi Tuhan, dia tidak terima dikatakan tak ber-ibu seperti itu. Dan untung saja Seokjin, Yoongi, J-Hope, Jimin dan Namjoon dapat melerai Taehyung. Jika tidak, Jungkook akan kehilangan wajah tampannya.

                                  •••

Taehyung memasuki rumahnya dengan emosi yang meluap-luap. Demi apapun, ia kini membutuhkan pelampiasan agar dapat melampiaskan amarahnya.

"KIM SEJEONG! KEMARI KAU BERENGSEK!"

Mendengar teriakkan Taehyung, akhirnya Sejeong dapat terbangun dari tidurnya. Jantungnya kembali berdegup tak tenang. Perasaan buruk menyelimutinya seakan akan terjadi sesuatu yang buruk padanya malam ini juga.

"Ya Tuhan, kali ini apa salahku?"

Dan beberapa saat kemudian, pintu kamar mandi pun terbuka menampilkan sosok Kim Taehyung yang sangat berantakkan. Bau alkohol dapat tercium jelas oleh indera penciuman Sejeong. Dan tanpa basa-basi, Taehyung menarik rambut lurus milik Sejeong dan disertai ringisan kesakitan oleh sang empunyanya.

"Tae-hyung. Apa yang kau lakukan-argh sakit..." Tangisan Sejeong semakin menjadi-jadi ketika Taehyung memperkuat tarikkannya rambut gadis itu.

"Hei kau gadis sampah, dengarkan aku! Kau hanyalah rumput liar dikehidupanku. Kau dan Ibumu sama-sama berengsek. Sama-sama sampah. Karena kau dan Ibumu, Ibuku tak pernah kembali. Dan lagi, gadis sampah sepertimu tak akan pernah pantas dan sebanding denganku. Kau menyukaiku bukan? Cih, sungguh tak tau diri sekali. Dan kau pantas menerima ini."

Dan tanpa aba-aba untuk yang kedua kalinya, Taehyung membenturkan kepala Sejeong berkali-kali ke bak besar yang ada disana. Dan alhasil, kini kening Sejeong telah robek. Gadis itu menjerit kesakitan dan menangis. Menangisi nasibnya yang begitu malang ini. Menjadi anak yang terlantar ternyata masih belum cukup untuknya. Seandainya kedua orangtua nya tidak pernah berdebat, pasti dia tidak akan pernah bertemu dan jatuh ke dalam pesona seorang namja brengsek seperti Kim Taehyung.

"Taehyung-ssi. Hentikan, cukup! Hiks. Jika kau tidak menginginkanku berada di dunia, kau tak perlu repot-repot untuk menyingkirkanku. Aku sendiri yang akan mempercepat ajalku. Terimakasih atas tumpangan dan siksaan yang selama ini kau berikan. Terima kasih banyak. Kau menginginkan ku mati bukan? Baiklah. Malam ini juga aku akan meninggalkan dunia kejam ini." Dan benar saja, Sejeong pergi meninggalkan rumah itu. Taehyung terdiam sebentar. Mencoba mencerna dan mengingat kembali setiap apa yang telah ia lakukan pada Sejeong si gadis malang itu. Taehyung memerlukan waktu dua menit untuk menyadari kesalahannya. Dan beberapa saat kemudian, ia berlari menyusul Sejeong. Takut gadis itu benar-benar akan memusnahkan dirinya sendiri.

Dan tepat, Taehyung mendapati Sejeong masih berada di sekitar rumahnya. Dimana Sejeong berlari dengan tangisannya yang semakin menjadi-jadi di gelap hujan malam itu. Taehyung membelalakkan kedua matanya ketika melihat sebuah mobil dengan kecepatan yang tinggi menuju ke arah Sejeong.

"KIM SEJEONG, AWAS!"

                                  •••

Tampak sepasang kaki tengah bergerak di gelap malam ini. Gelap malam gulita menyelimuti kehidupannya semenjak tragedi waktu itu. Sangat jauh berbeda dengan cuaca malam ini. Tebaran butiran salju putih yang biasanya digunakan oleh orang-orang untuk mengukir sebuah moment nan indah. Namun tidak halnya dengan pria yang satu ini. Dia, Kim Taehyung. Seorang Kim Taehyung yang sangat bodoh.

Taehyung menelusuri tapak jalanan itu dengan tatapan yang kosong. Karena merasa letih berjalan tanpa tujuan di cuaca yang sangat dingin ini selama 3 jam, Taehyung lebih memilih untuk duduk dibangku taman yang telah tampak di depan matanya. Ia menghidupkan musik yang akhir-akhir ini menjadi kesukaannya.

Mencoba untuk menemukanmu, kau yang tak akan pernah ku lihat lagi. Mencoba untuk mendengarmu, kau yang tak akan pernah dapat ku dengar lagi.

Ya, kira-kira begitulah cuplikan lirik lagi yang kini ia dengarkan. Lagu ini sangat cocok untuk kisahnya sendiri. Setiap mendengar lagu ini, memori setahun yang lalu kembali terputar kembali dibenaknya. Dimana dia telah menyia-nyiakan sosok seorang malaikat cantik yang tidak akan pernah ia temukan dimana pun sekalipun itu dilain kehidupan. Penyesalan selalu muncul di akhir cerita. Kesempatan hanya ada sekali saja. Jika waktu dapat diputar kembali, Taehyung pasti tidak akan menyakiti Sejeong lagi. Ya, Kim Sejeong. Ia sangat merindukan gadis itu. Merindukan sosok mungil itu berada disisinya. Namun entah mengapa, setiap Taehyung membayangkan gadis itu berada disamping, pasti yang selalu terbayang ketika gadis itu sedang menangis. Apakah sebegitu jahatnya ia pada Sejeong?

"Sejeong-ah. Kau apa kabar? Apa yang sedang kau lakukan sekarang? Apa kau sudah bahagia disana? Apakah kau masih membenciku? Aku tahu itu. Maafkan aku karna aku telah menyia-nyiakan mu, Sejeong-ah. Apakah kau bisa mendengarku? Semenjak kau pergi, hidupku tampak kosong dan hambar. Sama sekali tidak menarik. Bisakah kau datang kembali untuk mewarnai hari-hariku kembali? Aku berjanji, aku tidak akan menjadi sosok seorang Kim Taehyung yang berengsek seperti dulu. Aku berjanji akan berubah untukmu. Ku mohon, kembali lah padaku Kim Sejeong!

Laki-laki itu hanya bisa menunduk, mencoba menyembunyikan kristal bening yang menumpuk di kelopak matanya, namun malah jatuh tanpa sempat dia cegah.

Kim Sejeong, gadis itu sudah masuk pelan-pelan ke hatinya. Menorehkan bekas yang tidak bisa ia hapus sampai kapan pun dan membiarkannya hidup dalam lingkar penyesalannya.

Sekuat apapun, sebanyak apapun dia berdoa, Sejeong tidak akan pernah kembali padanya.

.

ㅡEND.

Halo? Bagaimana menurut kalian part kali ini? Jangan lupa vote dan komennya ya. Terimakasih ~

Xoxo, Lilly Chan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro