Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Destiny #1 (Taehyung x You x Jungkook)

Tittle : Destiny

Casting : - Kim Taehyung (BTS)
                 - Kim Jennie (Blackpink)
                 - Jeon Jungkook (BTS)
                 - Kim Jisoo (Blackpink)

Genre : Find by yourself ~

Author : LillyChan07.
.

Happy reading ~
.

"Aish, aku terlambat dihari pertamaku. Bagaimana ini? Oh God, please save me!"

Gadis itu berjalan tergesa-gesa dan bisa dibilang sedang berlari. Ia menoleh ke arah lapangan basket, dan ternyata memang sudah mulai. Langkahnya terpaksa terhentikan sejenak ketika ponselnya berdering.

Drrrttt ... Drrrttt...

Gadis itu berusaha untuk menetralkan sistem pernapasannya kembali sebelum ia menjawab telepon itu, "huh, y-yeobsseo?

"YAK! KIM JENNIE! Kau dimana? Latihan basketnya sudah mulai dari sepuluh menit yang lalu!"

"Ah, ne ... baiklah. Aku akan segera ke lapangan sekarang."

"Bodoh! Kau harus menemui pelatih dulu!"

Terang Rose, yang notabenenya sebagai seorang sahabat sekalian sepupunya itu dengan frustasi.

"Oh iya, dimana aku harus menemuinya?"

"Di ruang guru, sekarang!"

"Ya, ba-" Ucapan Jennie terputus karena sebuah bola berwarna orange menyapanya secara tiba-tiba membuat ponsel dan pemiliknya ambruk bersama.

"Kim Jennie? Apa kau masih di sana?"

Jennie pun berdiri dan bersiap untuk memaki orang yang telah membuatnya ambruk barusan.

"Aish, yak! Siapa yang melempar bola ini?" teriak Jennie sampai akhirnya pelakunya pun keluar.

"Hahaha ... sepertinya bola ini menyukaimu."

"Maksudmu apa, huh?"

"Maksudku? Kau bertanya apa maksudku? Aku hanya ingin mengajakmu berkenalan."

Mengajaknya berkenalan dengan cara melemparkan bola sampai membuatnya ambruk? Haha, yang benar saja. Sebenarnya Jennie tidak terima diperlakukan begitu. Tetapi, Ia tidak mau membuang-buang waktu mengingat ia sudah terlambat.

"Pergilah kau dari hadapanku. Karena Aku tidak mempunyai waktu untukmu."

"Dasar gadis korek api."

Karena Jennie sudah muak dengan namja yang ada di hadapannya ini, dialah yang pergi meninggalkan namja itu. Tetapi, tiba-tiba tangan yang cukup kekar itu menahannya.

"Yak! Lepaskan Aku!"

"Tidak akan sebelum kau menjawab pertanyaanku."

"Sebenarnya kau mau apa, huh?!" tanya Sohyun dengan suara yang meninggi sambil berusaha melepaskan pegangan lelaki itu. Ia khawatir keadaan akan semakin memburuk jika Ia berlama-lama disana.

"Kau, member team basket juga?"

"Maaf. Saya tidak mengenal anda! Dan saya pikir, anda tidak perlu tau tentang saya. Permisi." Akhirnya Jennie lolos dari tawanan sementara pria itu setelah memungut ponselnya kembali, tanpa Ia ketahui bahwa mereka akan bertemu kembali nantinya.

"Ck, sombong sekali."

.

"Mianhae Saenim, aku terlambat."

"Aku sudah dari tadi menunggumu. Dan ternyata kau terlambat dua puluh menit. Kau darimana saja?!"

"Maafkan aku Saenim. Tadi aku ada urusan sebentar. Aku berjanji untuk tidak terlambat lagi." Sepertinya setelah ini, Jennie berjanji akan membunuh pria tadi jika mereka bertemu lagi.

"Baiklah. Kali ini kau kuberi toleransi. Tapi lain kali jangan di ulangi, paham?"

"Ne arra, gomawo saenim! Aku menyesalinya." Jennie menundukkan kepalanya untuk mendukung meyakinkan pelatihnya saat ini.

"Kajja, kita tidak punya waktu yang banyak."

Pelatih Jennie pun berjalan menuju lapangan basket, dan di ikuti oleh Jennie di belakangnya.

"Attention, please! Tolong break sebentar!" Teriak pelatih itu setelah sampai di lapangan, membuat seluruh manusia yang ada disana menghentikan aktivitas mereka lalu mendekat ke arah pelatih dan Jennie.

"Kita kedatangan member baru. Tolong kalian ajak dia berinteraksi dengan baik dan jangan buat dia merasa risih disini,arrasseo?"

"Ne, arrasseo saenim!" ucap seluruh member basket kecuali seorang pria itu.

"Apakah kau mendengar dan mengerti apa yang ku maksud, Kim Taehyung?"

"Sial, lagi-lagi aku," bisik pemuda tadi yang ternyata bernama Taehyung, dengan pelan.

"Ya, aku mengerti," jawab Taehyung dengan malas.

"Terimakasih saenim. Tetapi tidak perlu khawatir, aku bisa menjaga diriku." Akhirnya Jennie mengeluarkan suaranya selama berada disana dari tadi.

"Ah, ya. Aku lupa bahwa kau anggota dari beladir judo, bukan?"

"Haha, that's right Mr. Apakah aku bisa memperkenalkan diriku sekarang?"

"Sure."

"Halo, perkenalkan. Aku Kim Jennie. Aku baru berumur 17 tahun. Dan perlu kalian ketahui bahwa jika kalian berniat buruk padaku, maka aku bisa jauh lebih bersifat devil dari kalian. Tetapi, jika kalian berteman baik denganku, maka aku akan jauh lebih baik dari kalian, Bahkan aku akan terlihat menggemaskan seperti anak kecil. Bukannya sombong, tetapi kalian perlu mengetahui itu. Nice to meet you, all!"

"Nde, arra. Nice to meet you too, Jennie-ssi," ucap mereka semua kecuali lagi-lagi Taehyung, namja yang telah membuat Jennie kesal tadi.

"Baiklah, kalian boleh melanjutkan latihan kalian."

"Okay Saenim."

Ketika Jennie hendak bergabung dengan yang lainnya, tiba-tiba sebuah kaki panjang menghalangi jalannya, dan berhasil membuat Jennie terjatuh.

"Hei, Kim Taehyung! Apa yang kau lakukan, hah? Bukankah aku sudah memperingatimu tadi?" ucap Oh Saenim sambil melangkah menuju mereka.

"Dan bukankah tadi Saenim mengatakan bahwa kami- termasuk aku harus mengajaknya berinteraksi?" jawab Taehyung dengan datar sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana basketnya.

"Tetapi bukan berinteraksi seperti itu yang ku maksud!"

Jennie yang sudah geram karena lututnya sedikit terluka pun bersiap mengeluarkan suaranya, "Hei kau, Taehyung-ssi! Jika kau tidak menyukaiku, katakan saja! Aku tidak menyukai caramu seperti ini. Aku bisa saja membalas perbuatanmu ini!"

.

Setelah latihan selama enam puluh menit, mereka pun beristirahat. Ya, lutut yang sedikit lecet tidak masalah bagi Jennie. Jennie juga sudah mendapatkan banyak teman. Namun tentu saja dia tidak akan melupakan Kim Jisoo, sahabat dan sepupu tercintanya itu.

"Ini, aku yang mentraktirmu!"

"Nde, gomawo Jisoo-ah," kata Jennie sambil menerima minuman dingin dari Jisoo, lalu tersenyum. Jisoo pun langsung duduk di samping sepupunya tersebut.

"Apakah ahjumma sudah tau?"

"Nado molla. Tadi aku pergi dengan alasan lain."

"Ku harap semuanya akan baik-baik saja."

Drrrttt ... Drrrttt...

Lagi-lagi ponsel Jennie berdering. Tetapi kali ini bukan dari Jisoo, melainkan 'Ibunya'.

"Dari siapa?"

"Eomma! Bagaimana ini?!" Jennie mulai gugup.

"Yasudah, jawab saja."

"Ne, yeobseo Eomma?"

"Jennie-ah, kau dimana?!"

"Bukankah tadi aku sudah memberitahumu, Eomma?"

"Membeli apa saja kau di supermarket sampai menghabiskan waktu tiga jam? Lagipula, Eomma sudah di supermarket yang kau maksud tadi, tetapi Eomma tidak menemukan mu disini."

Astaga, mati kau Kim Jennie!

"Kau dimana? Jawab yang jujur!"

"A-aku, sedang latihan basket, Eomma..."

"Mwo?! Bukankah Eomma dan Appa sudah memperingatkanmu agar tidak ikut latihan basket lagi?! Apakah penyakit asma tidak cukup untuk bisa menghentikan kegiatanmu itu?!"

"Mianhae Eomma...," jawab Jennie dengan suara serak. Ternyata matanya sudah berhasil berair, membuat teman-temannya yang melihatnya khawatir dengannya.

"Kau di sekolah, bukan? Tunggu sepuluh menit lagi, Eomma akan menjemput mu kesana."

"Tetapi latihannya belum selesai Eomma."

"Jangan banyak bicara! Karena malam ini kita ada makan malam dengan saudara laki-laki Appamu."

"Nugu?"

Tut. Tut. Tut.

Sambungan teleponnya diputus. Kini, Ia hanya bisa pasrah sambil menunggu Ibunya datang menjemputnya.

"Jennie-ah, gwaenchana?" tanya Lisa, salah satu teman barunya.

"Hm, aku tidak apa-apa."

.

To be continue ~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro