Mohon Bimbingannya Pak
Kini Mona sudah berada di ruang guru, berhadapan dengan guru pembimbingnya. Mona bukan dari jurusan pendidikan tetapi tempat KKN-nya berlokasi di sebuah sekolah alam bawah bernama Sekolah Babyls. Mona tersenyum kaku, berusaha menampilkan diri dengan baik untuk first impression pembimbingnya.
"Ori-sensei, ini buku PR kami."
Mona melirik seorang murid laki-laki berambut kuning terang, kedua matanya tertutup datang dan meletakkan setumpuk buku ke atas meja.
"Ah iya, perkenalkan ini salah satu murid Lied-chan."
"Sensei berhenti memanggilku seperti itu," protesnya.
Gurunya membalas sembari menyeringai jahil. "Kamu juga berhenti memotong namaku pas manggil. Orias-sensei bukan Ori-sensei."
"Salam kenal ...." Mona membalasnya dengan suara gemetar, Mona bisa merasakan bahwa tempat ini berbeda dengan Teyvat, energi magis di tempat ini sangat kuat dan berbahaya.
Mona bisa merasakan sesuatu sedang memeperhatikannya.
"Guru baru?" tanya murid bernama Lied itu sambil menunjuk Mona.
"Iya, namanya Mona Megistus, dia akan menggantikanku mengajar di kelas abnormal."
Lied memandangi gurunya dengan tatapan curiga. "Bilang saja Ori-sensei tidak mau mengajar kami."
"Ini akan menjadi tantangan besar untuknya, habis kelas abnormal itu kekas paling bagus dari semuanya."
Untuk Lied, pernyataan itu seperti sindiran, tapi untuk murid yang menempati Royal One memang murid-murid terbaik.
Kadar panik dalam diri Mona meningkat setelah tahu dia akan mengajar di sekolah terbaik sekolah meski sebutan kelas itu memang sedikit mencurigakan.
"Apakah tidak apa saya ... saya mengajar di kelas itu ...?"
Dengan santainya Orias menjawab, "Kemampuanmu sangat bagus, kesabaranmu juga kelihatannya cukup untuk mengurus anak-anak seperti mereka." Nada bicaranya benar-benar santai ditambah lagi tak segan untuk menunjuk muridnya sendiri.
Mona melirik pada Lied, tidak mendengar protesannya, lalu fokus kembali ke Orias. Mona sedikit khawatir, khawatir tidak bisa melakukan kegiatan ini dengan aman.
"Oh iya, kamu tidak di ranah ajar mengajar, karena itu aku hanya ingin kamu memperkenalkan astrologi lebih dalam pada mereka dan kalau tidak salah kamu bisa meramal lewat bintang ya?"
Mona langsung mengangguk, glek, ketika hal itu disadari dia harus bersiap menghadapinya.
"Coba kamu ramal Lied-chan."
"Eh? ... Baiklah akan aku coba."
Mona pun membuka kaca ramalannya, selang beberapa menit Mona mengerutkan keningnya, beberapa kali dia melirik Lied dengan bingung.
"Ada apa? Apa kamu menemukan hal mengejutkan darinya?"
Mona lirik kiri dan kanan. Mona sangat ragu mengucapkannya, dia benar-benar takut salah berbicara.
"Akudol itu ... apa ya?"
Mona melihat reaksi Lied, reaksinya mudah sekali terbaca, kelihatannya "Akudol" itu sesuatu yang berbahaya.
"Akudol itu seperti artis di dunia ini, idol yang bernyanyi, memberikan entertainment dipanggung untuk mengurangi stress para iblis disini," jelas Orias.
Mona cukup terkejut dengan itu, mulutnya sampai terbuka sedikit. "Akudol itu ... perempuan semua?"
Orias mengangguk, "Sejauh ini perempuan semua."
Seketika Lied seakan disambar petir siang bolong, benar-benar mengejutkan dirinya, ramalan itu benar-benar mengkhawatirkan tambah mengerikannya kalau ketahuan dia adalah seorang Akudol jadi-jadian berjat Kerori.
Bola mata Mona memutih perlahan, ternyata duni ini sangat menakjubkan.
"Kalau ramalannya jelek ... JANGAN MONA-SENSEI!"
Lied kelihatan panik, Mona masih mencoba untuk menerima ramalan yang telah dibacanya dengan akal sehat, sementara itu Orias meminta Mona untuk membacakan ramalan itu semuanya.
"... itu ... karir adikmu ... karir adikmu yang bernama Lindy akan meningkat pesat sebagai Akudol!" Mona menggigit bibir bawahnya, dia menambahkan sedikit bumbu agar tidak ada salah paham, Mona juga seperti mendapat pesan pikiran dari Lied untuk tidak membongkar aibnya sebagai Akudol.
"Terus ... nilai ulangan nanti akan diatas KKM dan terakhir, murid kelas abnormal akan menjadi lulusan terbaik di sekolah ini."
"Ramalan yang cukup bagus." Orias memuji Mona.
Mona tertawa hambar, dia lebih fokus ke Lied.
"Terima kasih, saya ... akan mulai besok?"
"Ya, jam 9 pagi, dimohon untuk datang sedikit lebih cepat, karena harus berada di kelas tepat waktu dan kamu pasti tidak ingin diceramahi Kalego-sensei."
"Benar sekali." Lied menyetujui. "Jangan macam-macam sama Kalego-sensei kalau tidak mau mendapat mimpi buruk."
"Siapa yang akan mendapat mimpi buruk, heh?"
"Ori-sensei ... tolong aku ...."
"Maaf, sensei tidak bisa menambahkan keberuntunganmu untuk menghindari Kalego-sensei."
Mona menunduk ke bawah, tak bisa melihat orang bersangkutan, auranya sangat menyeramkan tambah lagi ada anjing berkepala tiga di belakang orang itu.
Menyeramkan sekali tempat ini ... apakah di sekolah ini hanya ada iblis saja? batin Mona meringis, karena dia sempat memperkenalkan diri sebagai penyihir dan ahli astrologi jadi tudak dianggap spesies lain.
Shaxx Lied dinyatakan menghilang dari ruang guru bersama Kalego untuk mendapatkan hukuman.
"Sekian dari saya, kita bertemu lagi besok. Besok saya tidak bisa mengantarkanmu ke kelas abnormal tapi kamu pasti bisa menemukan kelas megah bernama Royal One."
"Terima kasih Orias-sensei."
"Semoga beruntung Mona."
Sebelum pergi Mona menangkap sebuah sapu tangan berwarna kuning di meja Orias, di sapu tangan itu terbordir nama "Lindy". Tubuh Mona merinding mengingat ramalannya tadi, jika dia tadi bilang Lied bukan Lindy entah apa yang akan terjadi selanjutnya.
✨✨✨
Keesokan harinya Mona datang ke Babyls jam 7 pagi, bukan karena Mona rajin tetapi bangun terlalu pagi dan tidak bisa tidur lagi.
"Hoaamm ... mengantuk sekali~ ... apa aku mencoba untuk meramal saja ya?"
Mona mendapatkan siswa yang tepat untuk dia ramal selagi menunggu waktu ke kelas. Mona berjalan menghampiri tiga orang, Mona memperkenal diri oada mereka, kehadiran dia disambut baik mereka bertiga.
"Jadi Money-sensei bisa meramal?!"
"Mona-sensei mau meramal Iruma-sama?"
"Dengan senang hati, tolong ramal aku Mona-sensei."
Mona pun meramal murid bernama Iruma, hasilnya tidak mengecewakan malah membuatnya terkejut, lagi-lagi tertera tentang Akudol. Pupil mata Mona mengecil ada satu ramalan yang membuatnya benar-benar tak bisa berkata-kata.
Jadi anak ini ... manusia? batin Mona
"Kamu akan menjadi pemimpin tertinggi, sangat disegani dan membuat sejarah yang tidak pernah terjadi di dunia ini, memiliki teman-teman yang setia tentu kamu juga akan memiliki pasangan yang setia juga dan sangat mencintaimu."
"Ini hal yang bagus Iruma-sama! Iruma-sama pasti akan menggantikan raja iblis yang hilang itu."
"Dan ... karir Akudolmu meningjat pesat bersama dengan Kuromi ... terakhir aku sarankan kamu untuk belajar lebih giat lagi, semoga kamu bisa mendapat nilai di atas KKM."
"Sudah kuduga, nilai ulanganku pasti jelek."
"Ramalan ini bisa berubah tergantung dirimu, tidak ada yang kekal, selama kalian mempunyai tekad yang kuat ramalan ini akan berubah dengan sendirinya."
"Begitu ya, terima kasih Mona-sensei."
"Money-sensei kita bertemu lagi nanti dadah!"
"Kami ke kelas dahulu Mona-sensei."
Mona melambaikan tangannya pada mereka bertiga, senyum simpul menghiasi wajahnya.
"Mereka memimpin dunia ini 'kah ... menarik, aku ingin melihatnya," ucapnya sembari melihat langit.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro