Spesial Ramadhan Bab 1
Sudah sekitar satu bulan mereka berada di dalam satu atap. Namun suasananya tidak berubah. Masih beku dan tidak ada yang berani mencairkannya. Mereka akan mengobrol jika ada hal yang sangat penting saja, selebihnya mereka melakukan aktivitas tanpa berbincang sama sekali.
Rumah yang hanya diisi oleh dua orang itu seperti rumah kosong. Ada dua manusia, namun seperti tidak ada kehidupan di dalamnya.
Hari ini, adalah hari ketiga di Bulan Ramadhan. Jarum jam masih menunjukan pukul 03.30. Seperti biasa, Fahmi bangun untuk melaksanakan sholat tahajud terlebih dulu. Dia membuka pintu kamar sebelah yang menyatu dengan kamarnya. Dilihatnya, ternyata Fira masih tidur.
Ah, kebiasaan, batin Fahmi yang lantas menghampiri Fira di ranjangnya.
"Saur hey, sauuurr!!!" teriak Fahmi tanpa ekspresi. Dia berdiri di samping ranjang Fira. Tak berani menyentuh atau mendekat sedikitpun pada Fira. Terakhir dia berdekatan dengan Fira adalah ketika ada acara keluarga di rumah orang tua Fira. Sungguh, itupun ia lakukan dengan penuh rasa terpaksa.
Fira mencoba untuk membuka matanya perlahan untuk mengatur cahaya yang masuk pada retina matanya. "Heh, kamu ngapain ke ruangan aku?" Fira terperanjat kaget saat Fahmi berdiri di ruangan khususnya.
Masalahnya, mereka memang sudah bersepakat untuk membatasi tempat, walaupun kedua ruangan ini hanya terpisah oleh satu pintu.
"Bersyukur aku bangunin, kemaren gak dibangunin ngamuk seharian terus ngeluh lapar siang-siang."
"Ih iya iya maaf."
"Cepetan wudhu! Tahajud dulu, baru nanti saur," ucap Fahmi yang lantas beranjak pergi.
"Males ah!" Fira memang jarang sholat tahajud, karena ia selalu merasa ngantuk jika sholat sebelum shubuh.
"Sholat! Biar urusan kamu hari ini Allah mudahin. Biar kamu banyak syukur. Biar gak banyak ngeluh sama nikmat Allah. Cepetan!"
"Aku masih ngantuk. Gimana coba kalo nanti pagi aku ketiduran gara-gara kurang tidur? Kan gak lucu." Fira mengerucutkan bibirnya.
Fahmi menghembuskan nafasnya kasar. Memang harus ekstra jika mengingatkan manusia yang satu ini. "Kenapa kamu ngerasa hidup kamu berantakan? Bisa jadi karena kamu gak memulai hari dengan tahajud. Dengerin aku ya, pada malam itu, Allah turun ke bumi, untuk melihat, siapa saja hambaNya yang beribadah untuk menemuiNya."
"Emang bener?"
"Bukan hanya itu. Kalo kamu meminta, maka akan Allah perkenankan. Kalo kamu memohon ampun, akan Allah ampuni. Temui Allah di dalam sholat tahajud, berdoa padaNya, agar apa yang kamu harapkan terkabul."
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkata: Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni.”
(HR. Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758)
Fira terdiam merenungi kata-kata Fahmi.
"Jangan banyak mikir! Sami'na wa atho'na!"
"Tapi kenapa sih, aku ngerasa males? Tolonglah, aku harus gimana, Pak Perawat?" tanya Fira yang masih belum bangkit juga dari ranjangnya.
"Setan itu dibelenggu pada bulan ramadhan. Kalo kamu masih males, padahal setan dibelenggu, bisa jadi karena kamu sudah terlalu pandai ngikutin nafsu yang berasal dari setan. Naudzubillah."
Fira terperanjat dan lantas berlari ke arah Fahmi. Fahmi segera menjauh. "Ett, mau ngapain?"
Fira yang berniat akan memeluk segera mengurungkan niatnya. "Ih aku takut."
"Gak usah takut! Takut itu sama Allah aja!"
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ باِللهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [Al A’raf : 200].
وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ
“Dan katakanlah : “Ya, Rabb-ku. Aku berlindun
kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau, ya Rabb-ku, dari kedatangan mereka kepadaku”.
[Al Mukminun : 97-98]
Fahmi memulai sholat tahajudnya dan membiarkan Fira yang masih sibuk memakai mukena. Fahmi memang tak berniat berjamaah dengan Fira, maka dia sholat sendiri.
Di ruangan khusus Fahmi, Fira pun bertakbir untuk memulai tahajud. Posisinya saat itu berada di belakang Fahmi. Persis seperti makmum, namun Fahmi yang berada di depannya sudah sujud. Terasa ngilu memang, jika terabaikan oleh suami sendiri. Tapi Fira tidak menjadikan itu sebuah kesedihan.
Di akhir sholatnya, Fahmi mengangkat kedua tangannya untuk berdoa.
اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ،
اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، أَنْتَ إِلٰهِيْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ
"Ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau yang mengatur langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau pencipta langit dan bumi serta siapa saja yang ada di sana. Engkau Maha benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, pertemuan dengan-Mu benar. Surga itu benar, neraka itu benar, dan kiamat itu benar."
"Ya Allah, hanya kepada-Mu aku pasrah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku bertaubat, hanya dengan petunjuk-Mu aku berdebat, hanya kepada-Mu aku memohon keputusan, karena itu, ampunilah aku atas dosaku yang telah lewat dan yang akan datang, yang kulakukan sembunyi-sembunyi maupun yang kulakukan terang-terangan. Engkau yang paling awal dan yang paling akhir. Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau."(HR. Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad).
Setelah melaksanakan tahajud, lagi-lagi Fahmi meninggalkan Fira yang saat ini masih berdoa. Merasa diabaikan, Fira segera melipat mukena dan membereskan alat sholatnya. Lantas ia pun mengikuti Fahmi ke dapur.
"Mau makan sama apa?" tanya Fira yang melihat Fahmi tengah membuka kulkas.
"Kamu bisanya masak apa?" tanya Fahmi.
"Telur dadar spesial."
"Aku kira kamu punya menu baru selain telur dadar."
"Aku kan, gak bisa masak." Fira menundukan kepalanya kecewa.
"Ya udah, biar aku yang masak! Tunggu aja sambil nonton TV sana!"
"Ih, kok ngusir sih?"
"Kamu di sini emang mau bantu?"
"Bentar lagi adzan shubuh tuh. Udah ah, biar aku aja yang masak telur dadar. Gak usah gaya-gaya amat pengen masak masakan lain."
Fira segera mengambil teflon dan dua butir telur untuk ia masak.
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً (البخارى ومسلم)
“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
___________________________________________________
Begitu saja kehidupan mereka setelah kira-kira sebulan bersama. Bersama tapi seperti tidak bersama. Setiap hari, Fahmi pasti ada jadwal ke rumah sakit. Jika tidak pagi, ya siang. Jika tidak siang, ya malam. Saat Fahmi bekerja, Fira hanya diam di rumah. Kecuali jika dia ada jadwal untuk ke kampus.
Saat ini, dia hanya tinggal menunggu waktu wisuda karena skripsi dan berbagai sidang telah ia selesaikan. Jauh lebih awal daripada yang lainnya. Terkadang, dia keluar rumah untuk jalan-jalan bersama sahabatnya. Fahmi tak pernah ikut. Jika ada waktu, Fahmi hanya mengantar jemput dan tidak memperhatikan apa saja yang istrinya lakukan selama jalan bersama sahabat-sahabatnya.
___________________________________________________
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Welcome di cerita baru spesial Ramadhan. Ini beneran nulis di dalam suasana baru bagi aku hehe.
Salam,
Saifa Hunafa ❤
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro