Eternal Love - 2
Sehun's POV
Gue bisa melihat pandangan gelisah Inggrid, tapi gue tau dia mau membantu. Jadi sosok pengganti meemang nggak enak, tapi ini semua demi masa depan dua anak kecil yang nggak ada dosa itu. Mereka butuh papa mereka untuk sembuh.
Yixing turun dari tangga dengan Kenzo Kenzi di tangannya, semakin hari kantung hitam matanya menjadi semakin pekat. Menurut Bibi, Yixing sering mengobrol sendiri kalau malem. Sedahsyat itu kepergian mendiang istrinya berefek sama dia.
Gue ada di sana, di saat kabar duka disampaikan oleh mertua Yixing ke Yixing. Yixing yang memilih untuk menyelamatkan anaknya saat itu merasa sangat bersalah. Ia nggak ada di sisi istrinya di saat istrinya menghembuskan napas terakhir.
Yixing sempat mengamuk, dan bahkan membuka kain penutup jenazah istrinya dengan kasar dan menangis histeris. Gue nggak pernah ngeliat dia sehancur itu sebelumnya. Dan hari itu seolah menjadi titik balik dalam hidupnya.
Dia bos gue yang biasanya akan tegar dalam keadaan apapun. Bahkan di saat dia hampir mati karena dikeroyok banyak orang. Tapi di saat istrinya meninggalka dia, semuanya berubah. Dia tak ubahnya seperti seorang mayat hidup.
Semua orang menyemangati dia untuk tetep bertahan demi kedua anaknya. Hanya itu yang membuat dia bisa berdiri sampai acara pemakaman selesai.
Yixing cerita kalo dia masih sempat bertengkar di ruang bersalin sama istrinya, Yixing bilang dia bener-bener menyesal. Kalau dia tau bahwa itu saat-saat terakhir istrinya, dia akan memperlakukan istrinya jauh lebih baik.
Yixing bilang sama kami semua kalau jangan pernah menyia-nyiakan orang yang disayang. Gue nggak tau menyia-nyiakan versi dia tuh maksudnya gimana. Tapi Yixing bilang kalo bisa mengulang waktu, dia akan membuang semua gengsinya untuk mengungkapkan cinta lebih sering sama istrinya.
Yixing bener-bener menyesal, ya nggak ada yang menyangka di hari bahagia Chanyeol dan Rara, ujian itu datang. Menurut dokter yang menangani, penyebab utama kematiannya memang pendarahan. Meskipun udah banyak yang mendonor tapi kondisi pasien memang udah lemah. Ya, melahirkan satu anak saja udah beresiko, apalagi dua sekaligus.
Berhari-hari kami bergantian menginap untuk memastikan Yixing nggak melakukan hal bodoh, seperti bunuh diri atau membunuh anaknya sendiri. Awal-awal dia bisa menerima semuanya, tapi makin ke sini dia mulai berhalusinasi. Dia mulai mendengar suara istrinya, dan makin lama menganggap istrinya masih sehat dan juga masih bersamanya.
"Kenzo Kenzi! Sini Sayang sama om!" teriak Baekhyun.
Yixing pun menurunkan keduanya yang masih berjalan dengan sempoyongan, dan Baekhyun dan Chen lebih medekatkan jaraknya hingga Kenzo dan Kenzi bisa menjangkau mereka.
Dulu wajah itu selalu penuh seringai menyebalkan dan juga angkuh, tapi semenjak Kenzo Kenzi lahir wajah itu berubah menjadi lebih lembut dan juga pemikir. Tidak ada Yixing si raja jalanan, tidak ada Yixing si bos angkuh yang suka memerintah seenaknya. Hanya ada Yixing yang merasa begitu kehilangan.
Yixing sama sekali belum menyadari ada orang lain di antara kami. Kenzi yang ada di gendongan Baekhyun tiba-tiba mengarahkan tangannya ke arah Inggrid. Inggrid yang melihat itu pun mengambil alih Kenzi dari gendongan Baekhyun.
Iim dan Rara mulai nangis melihat pemandangan ini. Mungkin kalau Inggit ada, pemandangan ini lah yang akan kami lihat setiap kami main ke sini.
"Kamu nyusul turun?" tanya Lay ke Inggrid. Sesuai dugaan, Yixing menganggap Inggrid itu Inggit.
"Iya Yi," jawab Inggrid
Gue udah bilang kalo panggilan istrinya dulu ke Yixing itu 'Yiyi'. Dan untungnya Inggrid ingat. Yixing mengambil Kenzo dari gendongan Chen dan mengambil tempat duduk di samping Inggrid.
"Kalian tumben mau digendong sama Mama," ucap Yixing yang semakin membuat gue miris. Dan tanpa gue duga Kenzo ternyata minta digendong juga sama Inggrid. Inggrid nggak menolak, dia menggendong dua-duanya di pangkuannya dan juga mengelus kepala mereka dengan lembut. Mata Inggrid terlihat berkaca, dia pasti merasa miris melihat keadaan ini.
Tangan Yixing bergerak untuk memeluk pinggang Inggrid posesif yang membuat Inggrid sedikit kaget. Gue lupa bilang lagi kalau Yixing suka seenaknya dan super posesif sama istrinya. Jadi dia kaget begitu.
"Ada apa, kalian tumben main?" tanya Yixing.
"Pengen ketemu ponakan Bos, nggak boleh emang?" tanya Baekhyun sambil melihat Kenzo Kenzi yang sedang memainkan kancing baju inggrid.
Keduanya kadang sibuk memasukan tangan mereka ke dalam mulut, kadang juga mereka menarik rambut Inggrid. Hal itu membuat Yixing mengambil salah satunya dari pangkuan Inggrid. "Jangan gitu, Mama kamu kasian," tegur Yixing.
Kalau dulu gue menganggap cinta itu buta karena semua ulah Hyojin ke Yixing, gue sekarang mengubah pikiran gue. Yang dinamakan cintai itu buta ya ini, seperti bos gue yang sama sekali nggak mau nerima keadaan kalau mendiang istrinya udah nggak ada.
"Besok acara lamaran gue, lo ikut kan Bos? Nyokap lo nanyain," tanya Kai.
Yixing menganggukan kepalanya mengiyakan. "Tapi gue tanya istri gue dulu dia ngebolehin apa enggak."
Kami semua terdiam, biasanya setelah ini Yixing akan langsung ke kamarnya yang ada di atas untuk meminta ijin kepada istrinya. Tapi kan sekarang sosok 'istrinya' lagi ada di samping dia. Yixing mulai mengerutkan alisnya. Sepertinya masih disorientasi sama keadaan yang ada.
"Jadi gimana Ma?" tanya Lay ke Inggrid setelah terdiam cukup lama. Inggrid sempat terdiam sebelum menganggukkan kepalanya dan mengucapkan kata boleh.
Setelahnya kami pun mulai menjadikan Kenzo dan Kenzi bahan mainan. Kami akan mengerjai mereka dengan permen warna-warni yang kami bawa. Hal itu membuat keduanya kelelahan dan menangis.
Inggrid yang melihat hal itu mengambil alih Kenzo dan Kenzi. Ditemani Yixing di sampingnya. Jujur, melihat pemandangan ini membuat hati gue miris sekaligus senang. Gue seneng melihat Kenzo dan Kenzi bisa melihat sosok 'Mama' yang selalu papanya sebut meskipun mereka nggak bisa lihat.
Tuhan, mereka layak untuk bahagia...
"Bos, kita pulang dulu ya," pamit Chen.
Yixing mengangguk mengiyakan ucapan Chen. Gue pun menarik tangan Inggrid untuk mengajaknya pulang, tapi tangan Yixing langsung melepaskan tangan gue yang memegang tangan Inggrid.
"Lo mau ngajak istri gue ke mana?"
Sial. Ini di luar rencana!
***
Inggrid's POV
Gue sudah menduga hal ini akan terjadi, makanya gue sudah menyiapkan beberapa pakaian di dalam tas. Laki-laki yang ada di depan gue sekarang ini punya delusi yang cukup parah sampai tidak bisa membedakan mana yang nyata dan juga delusi. Contohnya seperti sekarang, dia menyuruh gue berbaring di kamarnya. Kata dia gue terlalu lama turun ke bawah dan itu nggak biasanya. Dia takut gue terlalu lelah.
Gue pun mencoba meyakinkan dia kalo gue tidak apa-apa. Dia memperlakukan gue seolah gue benda rapuh yang bisa pecah kapan saja. Bahkan dia mengambil kedua anaknya yang sedang gue pangku dengan alasan 'mama kalian capek'. Gue bisa melihat muka anak-anak itu memerah dan mereka mulai menangis.
"Yi..." ucap gue mencoba memanggil laki-laki itu. "Aku nggak apa-apa, biarin mereka di sini," kata gue mencoba memberi pengertian. Dan ternyata dia menuruti omongan gue. Dia nggak jadi membawa anak kembarnya turun.
Kalau seperti ini mungkin gue akan lebih mudah memberi terapi nanti. Kayaknya dia selalu mendengarkan omongan mendiang istrinya. Pasti istrinya seneng banget dulu mendapatkan suami kayak gini.
Dari pada memikirkan laki-laki yang sama sekali tidak berhenti melihat gue ini, gue memilih untuk sibuk main sama anak kembarnya yang super menggemaskan ini. Sayang mereka harus di tinggal ibu mereka sejak lahir.
Sehun pernah bilang bahkan ibunya belum sempat untuk melihat mereka. Dan itu membuat gue merasa miris sendiri. Gue bahkan jauh lebih beruntung untuk bisa melihat anak kembar menggemaskan ini dibanding ibunya sendiri. Gue yakin dia ibu yang hebat sampai bisa melahirkan anak aktif, sehat dan menggemaskan seperti ini. Dan juga membuat laki-laki sekeras batu seperti ini menjadi luluh.
Sehun cerita kalau laki-laki ini dulunya bewatak keras dan juga angkuh. Tapi gue sama sekali nggak melihat itu sekarang. Gue cuma melihat laki-laki dengan penampilan yang sedikit berantakan dan cenderung tidak terurus, bisa dipastikan punya rasa kehilangan yang mendalam.
Melihat tingkah si kembar yang tertawa, bertepuk tangan dan berkomunikasi berdua dengan bahasa yang sama sekali tidak gue mengerti membuat perasaan gue menghangat, dan hal itu membuat gue semakin yakin kalau keputusan gue untuk membantu laki-laki ini untuk sembuh itu benar. Mereka butuh papa mereka untuk sembuh. Meskipun banyak teman-teman laki-laki ini yang memperhatikan si kembar. Orangtua tetaplah yang bertanggung jawab penuh pada anaknya.
Tidak lama setelahnya gue melihat mereka menguap, dan Yixing langsung menggendong keduanya. Kenzo dan Kenzi menempelkan diri mereka seperti koala di badan ayahnya. Jadi single parents itu susah, apalagi dengan anak kembar, dan dia laki-laki. Gue cukup salut sama laki-laki ini.
Karena melihat si kembar yang sudah mulai terlelap. Gue pun mengambil salah satunya dan menidurkannya di kasur. Yixing ikut menyusul menaruh bayi satunya di sebelah saudaranya.
Setalah si kembar tidur gue malah canggung. Bingung harus terjebak di situasi seperti ini. Menghadapi pasien di rumah sakit ternyata membuat gue lebih nyaman dibandingkan di rumah seperti ini.
"Git?" tanya laki-laki itu ke gue.
"Iya?" jawab gue.
"Boleh aku meluk kamu?" tanya Yixing.
Gue sempat terdiam dan melihat sosok si kembar yang udah tidur lelap di kasur. Gue ada di sini sebagai ibu mereka, tapi gue di sini juga sebagai dokter dari laki-laki ini. Tanpa menunggu jawaban gue, ternyata dia langsung memeluk gue. Gue pun menepukkan tangan gue ke punggunya sebagai respon.
"Aku nggak inget kapan terakhir kali kamu ngerespon pelukan aku," ucap Lay lirih.
Itu karena emang kamu nggak meluk apa pun...
Gue pun mencoba melepas pelukannya secara perlahan, gue punya kode etik karena dia statusnya pasien gue saat ini. Tapi baru aja gue melepas pelukan gue, dia sudah lebih dulu menarik gue ke pelukannya lagi.
"Tolong jangan kayak kemarin-kemarin lagi... aku pengen kamu ngomelin aku kayak dulu lagi, ngatain aku cowok brengsek yang suka seenaknya, nyubit aku kalau aku salah, selalu ngebales pelukan aku. Aku kangen kamu yang dulu... jangan diem terus kayak akhir-akhir ini," pinta Yixing dengan suara pilu.
Maafin gue tapi gue bukan orang yang lo maksud... tapi gue akan ngebantu lo sebisa gue.
Pertama gue akan mencari tahu dulu tentang dia untuk mencari celah yang bisa gue pakai untuk memberi terapi kognitif untuk dia nanti. Dengan perlahan gue pun mulai membalas pelukannya, dan gue merasa bahu gue basah, karena air mata laki-laki yang sedang memeluk gue ini.
Dia sudah cukup kuat menahan semua beban itu sendirian, dan sekarang ia menunjukkan sisi lemahnya
***
Sehun's POV
Hari ini hari lamaran Kai, dan inggrid bilang dia akan datang bersama Yixing. Gue sedah memperingatkan Tante Mer sebelum Inggrid datang. Takutnya dia histeris melihat Inggrid.
Begitu gue membahas mendiang menantunya yang sudah meninggal, wajah Tante Mer berubah menjadi sendu. Tapi gue sudah memberitahu Tante Mer kalau ini semua demi Yixing dan juga Kenzo Kenzi.
Tidak lama kemudian gue melihat mobil Yixing datang, dan dia membuka pintu penumpang setelahnya. Inggrid keluar dengan menggendong Kenzo Kenzi dari sana. Gue mulai melihat beberapa orang di sini mulai terkejut saat melihat mereka.
Yixing langsung masuk mobil lagi dan memarkirkan mobilnya, sementara Inggrid masih menunggu Yixing. Setelah selesai memarkirkan mobil, Yixing langsung ngambil Kenzi dari gendongan Inggrid. Sementara Inggrid masih menggendong Kenzo. Dan Yixing mulai menggandeng Inggrid untuk masuk ke rumah ini. Tante Mer mulai berlinang air mata. Bahkan ibunya Kai juga. Mereka semua sudah tahu tentang rencana ini. Dan mereka semua menyetujui demi Kenzo dan juga Kenzi.
Seperti biasa si kembar selalu jadi pusat perhatian, dan Baekhyun mulai mengambil alih keduanya dari tangan Inggrid maupun Yixing. Dan Baekhyun mulai melepaskan si kembar hingga mereka berlarian ke sana kemari di dalam rumah ini.
Yixing hanya tersenyum melihat kedua anaknya berlarian ke sana kemari dengan langkah sempoyongan sambil merangkul Inggrid yang berada di sampingnya. Yixing terlihat begitu normal jika kita mengesampingkan delusi yang ia alami.
Luhan dan Kris menghampiri Yixing untuk mengobrol masalah bisnis mereka. Sementara Tante Mer dengan perlahan mulai menghampiri Inggrid, dan membawa Inggrid menjauh dari kerumunan. Tante Mer menyentuh wajah Inggrid dengan pandangan tidak percaya dan berkaca-kaca. Setelahnya tante Mer nenangis sembari menutup mulutnya.
Inggrid terlihat kebingungan saat ini, dan gue pun berinisiatif untuk menghampiri mereka berdua. "Grid, ini ibunya Yixing," jelas gue. Gue bisa melihat wajah kebingungan Inggrid perlahan mulai berubah, dan ia menyapa Tante Mer dengan senyumannya. Setelahnya Tante Mer memeluk Inggrid dengan begitu erat.
"Tolong anak saya," ucap Tante Mer dengan lirih, masih dengan air matanya.
Ya, Tante Mer juga menjadi salah satu orang yang syok dengan kepergian mendiang istri Yixinng. Meskipun tidak sampai mengalami depresi, tapi Tante Mer merasa begitu kehilangan.
Yixing berjalan ke arah kami, dan hal itu membuat Tante Mer buru-buru menghapus air matanya. "Mama ngomong apa sama Inggit? Kok sampe nangis?" tanya Yixing sedikit bingung saat melihat wajah ibunya yang terlihat habis menangis.
"Mama kangen sama menantu Mama, emang nggak boleh?" jawab Tante Mer sambil merapikan rambut Inggrid dengan jemarinya.
"Maaf Ma, selama ini kita lebih banyak di rumahnya dibandingkan untuk pergi keluar. Inggit sering sakit soalnya," ucap Yixing yang membuat senyuman getir tercipta di bibir Tante Mer.Setelahnya Tante Mer memeluk anak kesayangannya yang sedang kehilangan kewarasannya.
"Mama nggak apa-apa kan? Jangan bikin Yixing takut," ucap Yixing dengan khawatir.
"Mamah gak apa-apa," jawab Tante Mer dengan sedikit tercekat.
Suara lucu yang tercipta dari sepatu yang di pakai Kenzo dan Kenzi membuat perhatian kami teralihkan. Kedua anak menggemaskan itu berlari ke arah kaki Ayah mereka dengan langkah sempoyongan dan memeluknya.
"Sini om Sehun gendong," tawa gue sambil mengangkat keduanya. Namun mereka memberontak dan membuat gue kuwalahan.
"Mereka nggak berontak sama gue doang," pamer Baekhyun bangga setelah melihat reaksi si kembar saat gue gendong.
"Mereka tau mana yang punya jiwa keibuan Baek," ledek Xiumin yang membuat yang lain tertawa. Sementara si kembar sudah minta digendong oleh Inggrid.
"Kalian berat, satu aja kasian Mamanya," ucap Yixing sambil mengambil Kenzo dari gendongan Inggrid yang membuat tawa kami sedikit mereda. Tetapi Kenzo berontak juga dari tangan Yixing dan meminta di gendong oleh Inggrid.
"Mma.. mma.." ucap Kenzo yang membuat kami kaget. Inggrid langsung mengambil Kenzo dari gendongan Yixing dan duduk di sofa terdekat. Yixing ikut menghampiri Inggrid dan juga Kenzo Kenzi, ia duduk dan mengambil tempat di samping Inggrid.
"Anak Papa udah bisa ngomong Mama sekarang," ujar Yixing begitu bangga yang membuat kami menatap keempat orang itu dengan pandangan miris.
Andai saja lo tahu yang sebenarnya Yixing...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro