Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

40. Thank You

Kris, Joana, Chanyeol, Rara, Kai dan iim sedikit tersentak kaget waktu melihat Lay masuk ke ruang perawatan inggit dengan sedikit kasar.

Rara bahkan segera pergi dari kursi yang di dudukinya yang berada di samping inggit, dan Lay langsung menduduki kursi itu tanpa ucapan permisi ataupun basa basi.

Mereka bisa melihat tangan Lay yang lebam dan wajah kalut Lay dengan jelas.

Kai memberikan kode kepada yang lain agar keluar dari kamar untuk membiarkan Lay berdua dengan inggit yang masih belum sadar.

"Gimana tadi?" Tanya Kris penasaran kepada beberapa orang yang mengikuti Lay tadi.

"Gila, lo kalo mau ngeliat ngamuknya si bos harusnya lo ikut, baru tadi dia bener-bener ngamuk." Kata Chen.

"Muka Junhui sampe gak bebentuk, gigi patah, tulang idung juga. Padahal yang ngehajar cuma si bos doang yang lain gak boleh ikutan. Ngamuk parah pokoknya dia tadi," kata Baekhyun histeris.

"Kalo pistolnya gak kita ambil gue yakin udah narik pelatuknya tuh dia tadi," kata Kyungsoo.

"Terus Hyojin?" Tanya iim.

"Gue gatau sih, tapi dia selamet gara-gara gak bareng Junhui tadi. Cuma katanya udah ditangkep sama anak buah bokapnya xiumin dan dimasukin ke penjara. CCTV kampus ngerekam dengan jelas soalnya," Jawab Luhan.

"Lagian Junhui bego, kemaren udah dimaafin ama Lay malah berbuat ulah lagi," timpal Chanyeol.

"Dihasut wanita ular kali," kata Joana.

"Bisa jadi, Jun tadi kaget banget waktu Lay ngejelasin kejadian sebenernya tentang abangnya sama Hyojin setelah puas mukulin dia."kata Tao.

"Jadi Jun udah tau?" Tanya Rara.

"Ya, akhirnya dia tau kalo waktu itu Henry pernah ada main sama Hyojin." Timpal Luhan.

"Itu keluarga isinya kepala batu semua emang, gak ada yang mau ngalah dan ngasih penjelasan." Kata Kris.

"Batu yang ini kayanya udah lebur kena tsunami," kata Chen sambil ngintip ke ruang perawatan inggit.

Mereka bisa ngeliat Lay yang berkali-kali nyiumin tangan inggit dan sesekali mengelus dahinya lembut.

"Suruh cium coba bibirnya, siapa tau inggit cuma pura-pura jadi sleeping beauty," kata Baekhyun gemas.

"Bang lama-lama gue minta dokter sini buat transplantasiin otak ke lo nih," kata Sehun kesel.

Baekhyun langsung mengkeret digituin sama Sehun.

Sementara itu di dalam kamar perawatan...

"Maafin gue... maafin gue yang udah bikin lo kaya gini. Tolong bangun git..." kata Lay dengan nada penuh penyesalan.

Lay menyesal telah menarik orang yang gak bersalah ini ke dalam kekacauan hidupnya.

Setelahnya Lay mendengar suara lenguhan lembut dan melihat inggit membuka kelopak matanya secara perlahan.

Lay pun segera memanggil orang yang bisa diandalkan saat ini, "Sehun!"

Sehun yang merasa namanya dipanggil tanpa berpikir dua kali langsung masuk ke dalam ruang perawatan itu.

"Iya bos?"

"Dia udah sadar, panggilin dokternya."

Dan setelahnya, Sehun segera berlari untuk memanggil dokter yang menangani inggit. Mereka bahkan lupa jika ruang perawatan itu memiliki tombol yang menghubungkan kamar perawatan itu dengan nurse station saking paniknya.

Lay bersyukur saat dokter yang memeriksa inggit bilang jika keadaannya sudah membaik, dan hasil pemeriksaan lanjutan tidak menunjukan kelainan apapun. Ia hanya mengalami sedikit shock dan juga trauma akibat kehilangan banyak darah, namun dokter telah menjahit luka di kepalanya.

"Ada yang di rasa?" Tanya Lay ke inggit yang ia jawab dengan gelengan.

Lay membantu inggit untuk minum dengan cara menyuapinya yang inggit balas dengan ucapan terimakasih.

Setelahnya cuma ada keheningan, Lay merasa bingung sekarang. Di hadapan perempuan ini nyalinya yang dulu sangat besar berubah menjadi menciut karena rasa bersalah.

Lay menyentuh perban di kepala inggit dengan lembut dan berkata, "Maaf, semuanya gara-gara gue."

"Semua udah terjadi, gak ada yang perlu disesalin. Toh sekarang gue gak apa-apa kan? paling pitak doang bekas luka jaitan di kepala." jawab inggit dengan senyumannya.

Hal itu malah membuat Lay semakin merasa bersalah, jika saja perempuan di depannya ini tidak selamat tadi, tentu saja ia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.

Tidak lama seorang perawat datang ke dalam ruangan untuk mengantarkan makanan, hal itu membuat Lay berinisiatif untuk mengambil makanan itu dan menyuapi inggit.

Inggit pun tidak menolak suapan yang Lay berikan, keduanya mulai lebih menghindari perdebatan yang mungkin terjadi lagi diantara mereka.

"Udah ya? kenyang," kata inggit yang membuat Lay menghentikan suapannya dan membantu inggit untuk meminum airnya.

"Lo gak makan?" Tanya inggit kepada Lay yang dijawab gelengan oleh Lay.

"Makan sana, nanti sakit."

"Gak usah gue gak laper,"

"Kalo lo sakit gue gak mau jagain lo soalnya," 

"Gue bisa jaga diri gue sendiri. Lo yang harus lebih ngejaga diri, ngerti?" Kata Lay sambil mengusap pelipis inggit dengan lembut dengan ibu jarinya.

"Maaf kalo selalu ngerepotin lo," 

"Gak usah ngomong yang aneh-aneh. Sembuh dulu, baru lo komenin gue yang macem-macem,"

"Yang lain kemana?" kata inggit sambil melihat ke sekeliling. Ia tadi masih melihat teman-teman Lay berkeliaran di sekitar ruangannya, namun kini sudah tidak ada satu orang pun selain Lay.

"Mereka pulang, besok kan masih kuliah. Biar gue yang ngejagain lo malem ini,"

"Lo gak ada kuliah besok?"

"Kuliah,"

"Kenapa gak pulang?"

"Gue lebih milih buat ngejaga lo, gue gak mau lengah dan ngebiarin lo kenapa-kenapa lagi,"

"Gue akan selalu baik-baik aja,"

"Baik-baik aja gimana? lo selalu nakutin gue yang ada."

"Gue bukan setan,"

"Git, please jangan bercanda sekarang..." kata Lay dengan nada memohon.

"Kok tumben sih lo jadi kaya gini?" Tanya inggit dengan heran.

Lay kemudian gelagapan untuk membalas pertanyaan inggit barusan. Lay juga merasa heran dengan sikapnya hari ini. Ia sudah mencoba terlihat untuk biasa, namun sepertinya tidak bisa.

"Tidur gih, nanti lo kecapean." kata Lay  mencoba mengalihkan topik.

Inggit hanya tersenyum miris melihat respon Lay, dan membalikan tubuhnya kearah yang berlawanan.

Lay menatap punggung inggit dengan penuh kebingungan, ia bukan tipe orang yang bisa mengungkapkan isi hatinya dengan jelas. Oleh karena itu Lay memutuskan untuk naik ke ranjang perawatan itu dan memeluk inggit dari belakang seperti kebiasaan yang selalu mereka lakukan.

"Maafin gue yang udah bawa lo ke situasi sesulit ini. Kalo gue bisa memutar waktu, gue gak akan ngelibatin lo,"

Dan perkataan Lay membuat inggit berpikir jika Lay menyesal telah mengenalnya...

.....

Lay melangkahkan kakinya dengan terburu-buru menuju rumah sakit. Jika saja pagi ini ia tidak harus presentasi materi kuliahnya tentu ia tidak akan menginjakan kakinya ke kampus dan memilih untuk menemani inggit di rumah sakit.

Namun sialannya profesor kolot berperut buncit dosen mata kuliahnya itu bukanlah orang baik yang bisa menolerir ketidakhadiran mahasiswanya, apalagi saat jadwalnya presentasi. Lay dapat dipastikan akan mengulang di semester depan. 

Lay berpikir jika ia meninggalkan inggit untuk menghadiri mata kuliah pagi itu dalam waktu satu setengah jam semuanya akan baik-baik saja. Namun pada kenyataannya...

Lay tidak menemukan inggit dimanapun di ruangannya.

Hal itu membuat Lay panik bukan main, sebelum ia berangkat inggit masih tertidur lelap di ranjangnya, namun kini kamar perawatan itu sudah rapih dan juga kosong.

Lay sempat bertanya kepada beberapa perawat yang belalulalang namun tidak ada satupun yang mengetahui tentang kepindahan pasien dari ruangan itu.

Lay pun menelepon Sehun yang memiliki akses penuh di rumah sakit ini, dan tidak butuh waktu lama bagi Sehun dan teman-temannya yang lain untuk sampai ke rumah sakit.

"Inggit beneran ilang?" Tanya iim tidak percaya.

Lay hanya mengangguk mengiyakan, sementara Sehun sedang menghubungi seseorang untuk memastikan.

"Dia beneran kaya ninja sekarang... heran gue" kata Luhan.

"Bang lu, please gak usah ngelawak." sindir Joana.

"Itu bentuk sebuah kekaguman, bukan lawakan." jawab Luhan.

"Terserah lo dan boneka rusa kesayangan lo," timpal Baekhyun.

Lay melihat ke arah Sehun yang sudah menghentikan panggilannya.

Sehun memberikan tanda dengan jarinya telunjuknya sebagai tanda tunggu sebentar kepada Lay. Lalu ia berlari kearah nurse station yang berada disana.

"Inggit dipindahin sama pihak keluarganya ke rumah sakit lain." kata Sehun setelah kembali dari nurse station.

"Rumah sakit ini gak punya datanya dipindahin kemana emang?!" Tanya Lay dengan sedikit kesal.

"Sayangnya enggak. Keluarganya gak nyebutin, bahkan mereka nyewa ambulance pribadi biar gak ketauan dibawa ke rumah sakit mana." kata Sehun dengan sedikit menyesal.

"Apa dia bener-bener gamau ketemu gue lagi?" Tanya Lay frustasi.

"Suster yang ngeberesin kamarnya cuma nemuin ini," kata Sehun kepada Lay.

Lay pun membuka lipatan kertas yang Sehun berikan dan membaca tulisan di dalamnya,"

Terimakasih untuk semuanya, Yixing.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro