Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

38. My Hero

Dua orang di depan dan di belakang gue semakin maju... bikin gue hampir terhimpit. Tapi gue segera lari lewat samping dan balik lagi ke arah kafe.

Gue lari dengan sekuat tenaga sampe gue hampir nubruk seseorang.

Orang itu ngebantu gue untuk menyeimbangkan badan gue dan berdiri dengan tegak.

"Lay..." ujar gue tanpa sadar ketika ngeliat orang yang ngolongin gue.

"Tunggu di belakang gue, jangan kemana-mana." Kaya Lay yang tentunya langsung gue turuti.

Gue bisa ngeliat keempat orang itu semakin dekat. Mereka bahkan bawa senjata tajem yang bikin gue semakin takut.

Gue bener-bener masih trauma dengan suasana menegangkan kaya gini.

Gue bisa ngeliat Lay nendang perut orang yang paling depan, yang membuat dua orang dibelakangnya ikut oleng dan terjatuh.

Yang paling depan udah mengarahkan pisaunya kearah Lay yang bisa Lay hindari dengan mudah. Lay lalu memelintir lengan orang itu dan menendang punggungnya sampai orang itu tersungkur di trotoar.

Kemudian baku hantam pun terjadi, dua orang tadi mulai bangkit dan menyerang Lay.

Gue cuma bisa berdoa di dalem hati agar kami berdua selamat.

Gue bisa ngeliat mereka berempat udah babak belur sedangkan Lay sama sekali gak terluka.

Lay lalu mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya ke mereka berempat.

Mereka langsung berlari tunggang langgang begitu ngeliat pistol di tangan Lay.

Lay masukin lagi pistolnya ke saku belakangnya dan dia berjalan  menghampiri gue.

Setelahnya dia meluk gue...

Gue kangen wangi ini, gue kangen kehangatan ini, dan gue kangen sama orang yang lagi meluk gue ini...

"Jangan nangis, lo udah aman sekarang." Kata Lay.

Gue cuma bisa menganggukan kepala gue di dadanya. Sekarang gue merasa jauh lebih aman.

Gak lama lampu sorot mobil yang menyilaukan mata menyorot kearah gue sama Lay yang bikin dia ngelepasin pelukannya.

Gue menghapus air mata gue yang jatuh saat lari ketakutan dari keempat orang tadi dengan mata yang sedikit menyipit akibat lampu sorot mobil itu.

Gue ngeliat siluet tubuh perempuan keluar dari mobil itu, dan perempuan itu adalah Hyojin.

"Lo katanya mau ke klub, ngapain masih disini?" Tanya Hyojin ke Lay sementara gue memundurkan diri gue.

Gue bisa ngeliat Lay yang menghela napas, "gue kan bisa nyusul. Kenapa gak nunggu disana aja sih?" Kata Lay.

Gue bisa ngeliat Hyojin tiba-tiba meluk Lay dan nyium bibir Lay di depan mata gue.

"Kan gue kangen,"

Gue gak bisa ngeliat pemandangan itu lebih jauh lagi, gue segera melarikan diri dari sana lewat gang terdekat.

......

"Kan gue kangen,"

Lay langsung mendorong tubuh Hyojin yang seenaknya nyium bibirnya.

"Lo apa-apaan sih?!" Kata Lay.

"Kenapa? Bukannya lo dulu seneng gue cium?" Tanya Hyojin.

"Sekarang udah enggak! Harus berapa kali gue bilang sama lo kalo itu masa lalu!"

"Waktu lo bilang minta jadi temen setelah kita putus gue masih terima. Tapi gak kaya gini! Gue udah punya pilihan gue sendiri yang menurut gue jauh lebih baik dari lo."

"Kemarin-kemarin gue masih menghargai lo sebagai perempuan ya, jadi gue gak bertindak apapun."

"Mulai sekarang lo gak usah banyak tingkah. Ngerti?! Karena mulai sekarang gue gak akan pandang bulu mau lo perempuan atau laki-laki." Kata Lay tajem.

"Lo berubah Lay," kata Hyojin dengan air mata yang bercucuran.

"Gue berubah karena perbuatan lo di masa lalu. Tapi gue berterimakasih untuk itu sekarang. Mata gue jadi bisa lebih terbuka buat ngebedain mana yang baik buat gue dan yang enggak."

"Lay!" Teriak Hyojin histeris.

"Nama gue Yixing!" Bentak Lay. Persetan dengan nama panggilan yang diberikan oleh Hyojin yang sudah melekat dengannya sedari dulu. Mulai sekarang ia akan lebih menghargai nama pemberian orang tuanya.

"Lo gak usah dateng ke kehidupan gue lagi. Gue ngerasa jauh lebih baik disaat lo enggak ada. Ngerti lo?!" Maki Lay ke Hyojin.

Lay pun segera menengok ke belakang dan tidak menemukan keberadaan inggit di belakangnya.

Lay buru-buru berlari pergi dari sana untuk mencari inggit yang tiba-tiba menghilang.

"Lo bakal nyesel lay... lo bakal nyesel." Gumam Hyojin.

.....

Lay sampai di depan pintu apartemen inggit dengan napas terengah. Ia yakin bahwa tempat ini merupakan satu-satunya tujuan terakhir inggit.

Lay membunyikan bel berkali-kali tapi tidak mendapatkan respon apapun.

Ia pun menggedor pintu apartemen inggit dengan sedikit kasar.

"GIT BUKA PINTUNYA!" Teriak Lay, namun masih tidak ada respon.

Lay masih terus menggedor pintu itu dengan emosi sampai ia merasa cukup lelah.

Lay pun mengambil ponselnya untuk menelepon seseorang dan bersandar pada pintu itu.

"Hallo"

"Luhan?"

"Lay? Kenapa?"

"Gue harus gimana?"

"Emang lo kenapa?"

"Inggit ngeliat Hyojin nyium gue tadi."

"Hah? Kok bisa? Lo bego ya?"

"Tadi dia diserang, gue tolongin tapi Hyojin tiba tiba dateng dan nyosor duluan. Setelah gue ngomong ama Hyojin inggit udah ngilang gitu aja."

"Dia kaya ninja ya sekarang cepet ilangnya."

"Gue serius!"

"Sorry gue lagi nonton naruto soalnya jadi kebawa."

"Gue udah mencet bel, ngegedor pintunya tapi gak ada respon. Apa gue harus nelpon tukang bobol kunci malem ini?"

"Dia masih shock kali abis diserang. Lo balik aja besok pas dia udah mendingan. Jangan lo bobol pintu apartemennya. Diamuk lo ntar yang ada."

"Thanks lu,"

Setelahnya Lay memutuskan untuk meninggalkan apartemen inggit tanpa tahu jika inggit sedang menangis di balik pintu yang memisahkan keduanya.

Inggit yakin jika kejadian tadi adalah perbuatan Hyojin, buktinya Hyojin bisa sampai dengan cepat ke lokasi kejadian, dan ia merasa sangat tidak aman sekarang, apalagi tanpa Lay disisinya...

Keesokan paginya inggit bangung dengan mata yang cukup bengkak dan juga wajah pucat, ia tidak bisa tidur karena merasa ketakutan, ia mulai berpikiran aneh-aneh tentang ulah Hyojin ke depannya. Apalagi ciuman Hyojin semalam, itu membuatnya semakin sedih.

Mendengar bel apartemennya membuat inggit melangkah dengan takut kearah intercom, ia melihat orang yang sama sekali tidak ia duga di luar apartemennya.

Dengan gugup ia membuka kenop pintu apartemennya dan menyapa orang yang ada di luar,

"Mamah?"

"Boleh masuk?" Tanya nyokap Lay.

Dengan kikuk inggit pun mempersilahkan nyokap Lay untuk masuk ke dalam apartemennya.

Jangan-jangan Hyojin udah ngasih tau nyokap Lay.. batin inggit.

"Tante, mau minum apa?" Tanya inggit pada akhirnya.

"Mamah gak lama kok disini, gak usah panggil tante walaupun kamu bukan beneran calon menantu mamah,"

Inggit menggigit bibirnya dengan gugup, "Jadi, mamah tau?"

"Mamah tau semuanya,"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro