33. We Are One
Mau ketemu dia tanpa lecet sedikitpun? Pergi ke pelabuhan nanti malem... jangan pake pengawal.
Lay udah buru-buru mau pergi setelah ngeremet kertas di tangannya dengan penuh emosi.
"Lay, tahan." Kata Suho.
"Lo sendiri kesana sama dengan bunuh diri. Duduk dulu, tenangin diri." Kata Kris.
"GIMANA GUE BISA TENANG?!" Bentak Lay.
"Sana pergi, ntar lo, inggit sama calon anak lo paling mati konyol." Sindir Luhan.
Ngedenger omongan Luhan, akhirnya Lay mendudukan dirinya. Dia mengusak-usak rambutnya kasar terkesan frustasi saat ini.
"Kita gak bisa gegabah bang, masih ada beberapa jam buat menuju malem. Kita masih bisa persiapan." Kata Sehun menasihati.
"Hilangin kerisauan lo dan pimpin kita kaya biasa," titah Kris.
Lay kemudian narik napas panjang, dan mulai berpikir. Tapi otaknya kini terasa buntu dan juga kalut.
"Gue mohon sama kalian... jangan sampe dia terluka sedikitpun nanti." Kata Lay dengan nada memohon.
"Si bos kayanya jatuh cinta beneran, dia memohon kan masuk ke salah satu keajaiban dunia." Timpal Baekhyun.
Setelahnya Lay mengacungkan pistolnya kearah Baekhyun.
"Lay turunin pistol lo! Inget kita ributnya ntar malem." Kata Xiumin mencoba mencegah keributan.
"Jangan maen maen lagi baek, dia lagi senggol bacok itu." Kata Chanyeol.
"Sumpah bos gue minta maaf!"
....
Hari sudah malam, dan apartemen inggit kini jadi markas dadakan mereka.
Peta, pensil, spidol berserakan. Mereka lagi nyusun strategi untuk nanti.
Lay terlihat frustasi di sofa yang membuat yang lainnya sedikit kebingungan. Padahal rencana mereka sudah cukup matang.
"Lay, lo kenapa?" Tanya Suho.
Lay hanya diam dan terlihat sedang berfikir.
"Takut beneran jadi bapak lo?" Tanya Chen.
"Emang dia hamil beneran?" Tanya Lay.
"Ya elo yang ngelakuin masa nanyanya ama kita sih bos?" Tanya Kai balik.
"Lo pake pengaman gak?" Tanya Luhan.
"Gak pernah," jawab Lay.
"Hmm... empat puluh persen jadi." Kata Kris menyimpulkan.
"Di luar apa dalem?" Kini Chen yang nanya.
Semua memandang penasaran kearah Lay yang tiba-tiba jadi diem.
"Gak inget,"
Semua yang ada disana mendenguskan napas kasar.
"Masa gak inget sih bos?! Keseringan kali lo sampe gak inget?" Tanya Chanyeol.
Lay cuma diam, yang mereka anggap sebagai jawaban ya.
"Lo nyuruh kita jangan buntingin anak orang lo sendiri buntingin anak orang." Kata Tao sarkas.
"Lagian tumben-tumbenan lo gak main aman?" Tanya Luhan.
"Gue gak ada niat buat macem-macem sama dia beneran, cuma kondisi dan suasana mendukung banget, dan gue lepas kontrol gitu aja. Gatau kenapa." Kata Lay.
"Padahal body nya gak seaduhai Hyojin ya bang," kata Kai.
Kalau ada pacarnya, kepala Kai pasti udah jadi korban geplakan iim, hanya saja para perempuan udah disuruh pulang sama mereka. Ribut kali ini bukan main-main soalnya.
"Gue gak mikirin body jong, entah mengapa gue tiba-tiba kecantol gitu aja." Jawab Lay.
"Cinta gak perlu alasan," timpal Luhan.
"Bener kata Luhan, Lay. Mau dia hamil anak lo apa enggak, yang jelas lo udah cinta sama dia." Timpal Suho.
"Kalo dapet anak itu sih bonus Lay," tambah Kyungsoo.
"Tapi serius gue jadi takut sekarang." Kata Lay.
"Takut kenapa?" Tanya Tao.
"Takut dia kenapa-napa karna gue. Karna udah nyeret dia masuk ke dunia gue yang penuh dengan musuh dan bahaya ini."
"Dia udah terlanjur masuk ke dalamnya dan lo gak bisa muter waktu buat ngindarin semuanya Lay, mending sekarang lo pikirin misi kita nanti. Jangan sampe lo nyesel untuk yang kesekian kali." Kata Kris.
Lay pun menganggukan kepalanya mengiyakan.
"Bos, jujur gue masih penasaran soal Kakaknya Jun sama Hyojin sampe terjadi pertikaian di keluarga lo bang," kata Sehun.
"Bang Henry kakaknya Jun ternyata suka juga sama Hyojin saat kita masih pacaran dulu, mereka main di belakang gue sampe gue dapet laporan dari anak buah gue kalo mereka kepergok lagi jalan berdua. Gue yang saat itu lagi kalut pun langsung ngikutin mobil mereka tanpa pikir panjang. Kita ngebut-ngebutan sampe mobil Bang Henry nabrak trotoar dan kecelakaan."
"Terus Lay?"
"Bang Henry tewas di tempat, tapi Hyojin ternyata gak ada di mobil itu. Jun nyalahin gue atas kematian Bang Henry. Dari situ gue sama Jun gak pernah akur di dalem, kecuali pas acara keluarga besar. Jun selalu ngomporin keluarganya untuk gak akur dan saingan sama keluarga gue. Makannya kemaren ada kejadian sengketa warisan jaringan itu yang bikin gue pulang ke China."
Semuanya menatap Lay dengan prihatin, ya mereka sebetulnya tidak begitu mengetahui seluk beluk awal pertikaian Lay dan Jun.
"Kalian yakin mau terlibat?" Tanya Lay kepada yang lain.
"Maksudnya bos?" Tanya Chen.
"Kalau nanti sampe ada baku tembak, gue yakin ujung-ujungnya pasti kita yang dicari, bahkan bisa dimasukin penjara. Apa kata keluarga lo semua nanti?"
"Background keluarga lo semua terpandang. Apalagi lo kyung, min, baek yang dari aparat negara dan petinggi pemerintahan, beda sama lawan kita, Jun cuma ngambil mereka dari anak jalanan yang putus sekolah dan pengangguran, mereka gak begitu disorot, beda sama kalian yang disorot banget. Ini bisa jadi salah satu senjata buat lawan keluarga kalian nanti ngejatuhin keluarga kalian. Jun ngelakuin ini gak cuma buat ngancurin gue doang, tapi kalian juga." Kata Lay khawatir.
"Gak usah terlalu dipikirin kejauhan lah Lay, itu masalah nanti, dan akan kita pikirin nanti. Sekarang kita pikirin masalah yang di depan mata aja." Kata Suho mencoba bijak.
"Kita juga gak bakal biarin lo nyelametin inggit sendirian lah Lay, kita juga gak mau lo kenapa-kenapa ntar." Timpal Kyungsoo.
"Bener bang, jangan pernah ngerasa sungkan sama kita. Itu mah urusan ntar." Kata Sehun.
"Slogan kita kan we are one bos, masa lo berjuang kita diem aja." Timpal Baekhyun.
"Mungkin gue terlambat, tapi gue mau ngucapin makasih sama kalian yang udah bareng sama gue disaat seneng maupun susah."
"Inggit ngerubah lo jadi lebih manusiawi ya Lay?" Kata Luhan.
"Dan gue harus berterimakasih untuk dia akan hal itu..." timpal Lay.
"Ayo kita lakuin ritual biasa," ajak Kai.
Mereka mulai berkumpul dan menyatukan tangan mereka.
"Semoga malem ini berjalan lancar," tutup Lay.
We are not just friends, we are brothers.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro