Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

25. fall in love?

Warning : mature konten

Gue terbangun karna pergerakan Lay yang tiba-tiba di samping gue. Di luar hujan udah berhenti tapi suasana masih gelap. Suara gemerisik di balik semak-semak membuat gue sedikit takut.

Gue melihat Lay menajamkan pendengarannya ke arah semak-semak itu. Lay reflek ngambil pistol yang dia taruh sebelum kegiatan kami semalem. Suasana tiba-tiba berubah tegang. Gue menelan ludah  gugup, ngeri sejenis gerombolan waktu itu yang ada dibalik semak-semak.

Nggak lama gue ngeliat kelinci warna coklat muda keluar dari balik semak-semak itu. Gak cuma satu, ada tiga kelinci. Hal itu membuat gue menghela napas lega karena ternyata dugaan gue salah.

Lay ikut menghela napas lega. "Maaf ya, jadi kebangun," kata Lay yang gue jawab dengan kata enggak apa-apa.

Dia narik gue kepelukannya lagi setelah naruh pistolnya di area yang masih kejangkau sama tangannya.

"Lo selalu sepeka itu sama suara-suara sekecil apapun?" tanya gue penasara. Pasalnya Lay terlihat begitu awas saat mendengar suara tadi.

"Kehidupan gue mengajarkan gue untuk selalu waspada di segala kondisi." ]

"Kalo kayak gitu lo kapan tenangnya coba? Katanya lo butuh ketenangan. Lagi liburan gini aja masih bawa pistol," protes gue. Sejujurnya gue nggak sadar akan kehadiran pistol itu semalam karena Lay bikin gue nggak fokus sama hal lain selain dia.

"Kalo bisa dibilang ini saat terlemah gue. Tanpa pengawalan, pengawasan dan gue juga sama lo. Kalo mereka nyerang gue dan gue nggak bawa senjata apa pun, pasti gue akan nyesel nanti."

Masih jadi prioritaskah gue walaupun bukan Mama Papanya nggak tau kayak waktu kita lagi di China kemarin?

"Kalau liburan gini malah bikin lo nggak tenang, seharusnya nggak usah dilakuin," kata gue sedikit nyesel.

Bukannya ngejawab, tapi Lay malah nyium bibir gue. "Gue tenang kok, cuma tadi reflek aja," timpal dia setelah melepas ciumannya.

Sialan, dia tau aja yang bisa bikin gue diem!

Lay mengelus rambut gue dengan lembut dan ngerapihin beberapa anak rambut yang nutupin muka gue. "Gue udah ngadepin banyak hal, dari mulai gue diculik pas kecil sampe bikin trauma, dihajar orang, dijatohin, dijahatin, dikecewain dan dikhianatin. Semua hal itu yang bikin gue kayak sekarang, selalu waspada dalam keadaan apapun." Gue pun memeluk dia, entah mengapa dia malah keliatan rapuh di mata gue sekarang meski hal yang dia ceritakan adalah hal yang hebat menurut gue.

Gue nggak tau siapa yang mulai tapi yang jelas sekarang kami udah sibuk saling memagut dan menyentuh satu sama lain lagi. Gue pun melepas tautan kami setelah ngerasa nggak kuat. Gue menenggelamkan muka gue diperpotongan bahu Lay, dan gue bisa mendengar detak jantung gue maupun dia yang menggila.

"I need you," kata Lay dengan suara yang serak dan juga berat.

Sial. Ngedenger suaranya aja udah bikin gue lemah.

"i want you now," jawab gue yang bikin seringai sexy di bibir Lay tercipta.

Tangan dan bibirnya mulai bekerja di tempat-tempat sensitif yang membuat gue mengalunkan namanya tanpa sadar. Dia juga nambahin beberapa tanda tambahan setelah yang semalem. Dan kami melakukannya lagi sampe matahari terbit.

Bener kata Mamanya, kalo udah minta jatah dia susah berhenti.

.....

Kami pulang agak siang karna tidur lagi setelah melihat matahari terbit. Muka gue merah sendiri ngeliat kekacauan yang ada di belakang mobil pas bangun tadi.


Gue gatau kenapa bisa mercayain hal yang paling berharga buat gue ke dia. Tapi jauh di dalem lubuk hati, gue meyakini kalau dia nggak sebrengsek itu. Dari semua kesempatan yang bisa dia digunain untuk ngapa-ngapain gue, dia nggak pernah bener-bener ngapa-ngapain gue selain nyium bibir gue.

Dan untuk pengalaman pertama gue semalem, dia cukup gentle. Nggak terburu-buru dan juga kasar.

I don't know it's making love or we just have sex...

Iya, hal yang dilakuin emang sama pada intinya, tapi gue tau maknanya berbeda.

But last night, there was no love confession comes out of our mouth..

We just touch and statisfy each other in many ways..

"Kenapa bengong?" tanya Lay yang membuat gue tersentak. Gue menggelengkan kepala gue mencoba untuk mengelak dari pertanyaannya.

"Lo... nyesel?" tanya Lay sedikit ragu.

Gue reflek menggeleng. Gue sebenernya nggak bisa ngedeskripsiin apa yang gue rasa saat ini. Karena gue udah berani sejauh itu semalem, gue sadar kalo dia udah ngebuka hati gue. Entah sejak kapan, gue juga nggak tau pasti.

"Jangan pernah mikir gue nyesel bawa lo ke sini, karna itu sama sekali enggak," kata Lay sambil menggenggam tangan gue lembut. Dia kemudian mengecup punggung tangan gue yang membuat gue kembali melayang.

Di perjalanan pulang kami baru menyalakan ponsel. Dan notif ponsel kami langsung jebol, baik itu dari temen-temen kita maupun orangtua Lay. Orangtua Lay ngasih pesen untuk langsung pulang ke rumah mereka, bukan ke apartemen.

Sesampainya di rumah Lay, gue langsung dipeluk sama nyokapnya dan Lay diomelin abis-abisan sama bokapnya. Gue bisa ngeliat muka semua pengawal yang ditekuk nggak kayak biasanya.

"Papa nyampe nyuruh mereka semua begadang keliling kota buat nyari kalian tau nggak!" teriak bokap Lay yang bikin gue takut juga.

"Udah Pa, kasian kayaknya mereka capek. Suruh istirahat dulu lah, wawancaranya nanti aja." Nyokap Lay pun ngebawa gue masuk ke dalem rumahnya. Dia menyelamatkan kami dari amukan bokap Lay yang cukup menyeramkan.

Setelah bersih-bersih dan makan, kami sama-sama disuruh duduk di ruang keluarga untuk diinterogasi.

"Kalian kemana sih sebenernya? Bikin panik seisi rumah tau nggak," tegur bokap Lay dengan kesal. "Di apartemen nggak ada padahal udah pulang dari kampus. Menghilang tanpa jejak walaupun udah diikutin kayak gitu!"

"Kita cuma liburan Pa," jawab Lay santai.

"Ngomong kan bisa, seenggaknya ada yang bisa Papa percaya untuk ngejaga kalian. Apalagi kamu bawa anak orang Yixing!"

"Lay bisa ngejaga dia dengan tangan Lay sendiri kok pah, Papa tenang aja keselamatan dia tetep jadi prioritas Lay."

Hati gue menghangat ngedenger omongannya dia. Mendengar bahwa gue tetap menjadi prioritasnya membuat gue merasa senang.

"Maaf sebelumnya Pa, tapi Lay rasa sekarang kami butuh istirahat."

Setelahnya Lay ngegandeng tangan gue untuk berdiri ikut sama dia. Gue pun mengucapkan pamit ke orang tua Lay, dan Lay ngebawa gue ke kamarnya yang ada di rumah ini.

"Istirahat," titah Lay ke gue yang gue jawab dengan anggukan patuh. Setelah itu dia ikut membaringkan dirinya di samping gue. Setelah kejadian semalem entah mengapa gue malah canggung sama dia. Tidur berdampingan yang sudah biasa kami lakukan kini terasa kikuk. Dia tiba-tiba menarik gue ke pelukannya yang bikin muka gue memanas.

Bayangan tentang kegiatan semalem masih jelas terngiang di benak gue. Dan semua memori itu terputar kembali. Gue bisa ngedenger detak jantungnya yang seirama sama detak jantung gue meskipun nggak semenggila semalam.

I think I have fallen in love...




..................

Cuap-cuap dari gue...

Makasih buat semuanya, gue gak nyangka ff ini bisa dapet respon sebagus ini. Padahal pas awal bikin gue ga ada bayangan Yixing yang badboy itu gimana.

Semua cerita gue sebelumnya selalu ngejadiin dia tokoh kalem dan baik-baik aja, walaupun dongonya kadang ngeselin.

Makasih juga buat yang udah ngikutin cerita lainnya. Yang jadi suka yixing gara-gara ff-ff ini...

jujur aja menurut gue dia member yang tergolong jarang di notice dibandingkan member lain kaya trio bangsat maupun baekhyun. Padahal dia udah kerja keras banget baik itu di china ataupun korea.. kadang gue sedih... Ff nya pun jarang gak sebanyak yang lainnya.

Give ur love more for our little lamb ❤❤❤❤

Bonus :

*visualisasi ujan-ujanan chapter kemarin*

abis ujan ujanan modelannya begini siapa yang bisa nolak sih 😭😭😭😭

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro