05. Mafia?!
"Iya.. mau.." cicit gue yang membuat Yixing memundurkan wajahnya.
Pada akhirnya gue memilih kata mau sebagai jawaban karena gue takut bibir gue digigit beneran.
Yixing berdiri dan ngeliat sekeliling sebelum dia nunjuk salah satu perempuan yang ada di sana dengan jari telunjuknya
"Ra, anterin dia. Pilihin pakaian yang bagus sama aksesorisnya dari ujung kepala sampe ujung kaki, ajak Iim sama Jojo juga. Ini kartu gue. Terserah kalo lo pada mau pake juga."
Ujung kepala sampe ujung kaki? Gila!
"Bawa ke butik nyokap gue aja," usul cowok ganteng yang punya mata kayak rusa.
"Semua, kenalin diri kalian satu-satu sama dia. Biar dia nggak banyak ulah ntar karna tau banyak yang ngawasin," titah Yixing.
Mereka pun memperkenalkan diri mereka satu persatu ke gue yang membuat gue pusing. Banyak banget soalnya anggotanya.
*visualisasi member exo yang bad boy*
"Bawa ke salon sekalian Ra biar mukanya agak bagusan," kata Yixing yang membuat gue kesel bukan main.
Brengsek! Rasanya pengen gue cakar mukanya. Gue mau marah tapi di sini banyak antek anteknya, ntar gue diapa-apain gimana?
"Jam tujuh lo gue jemput, kalau lo kabur idup lo gak bakal aman lagi. Ngerti?" kata Yixing dengan nada mengancam yang bikin gue manggutin kepala gue cepet.
Gue pengen hari ini cepet kelar biar nggak ada urusan lagi sama orang gila itu! Cuma pura-pura jadi pacarnya kan?
Gue akhirnya dibawa ketiga cewek itu ke sebuah butik, Diliat dari koleksinya sih kayaknya harganya nggak murah. Gue meringis liat banderol harga yang tergantung di sana, satu bajunya aja bisa buat gue hidup dua bulan di apartemen. Angka nolnya berjajar dari enam sampe tujuh digit.
Gue disuruh memilih salah satu baju yang ada di sana oleh mereka. Tetapi begitu melihat harga-harganya, untuk hanya sekedar memilih pun nyali gue hilang. Akhirnya gue meminta mereka memilihkan baju yang pas untuk gue.
"Lo kenal darimana sama bang Lay?" tanya Rara.
"Bang Lay itu siapa?" tanya gue bingung. Daritadi pada nyebut Lay Lay mulu, pusing gue.
"Yang daritadi ngomong sama lo, yang ngasih kartu ini, yang bakal jemput lo nanti malem," kata Iim.
"Kok Lay? Bukannya Yixing?" Gue bingung.
"Kalo kita biasanya manggil Bang Lay. Yixing nama formal di kampus aja," timpal Joana. Iim dan Rara menganggukan kepalanya mengiyakan.
"Gimana ceritanya lo bisa jadi target Bang Lay gini?" tanya Rara penasaran.
"Gue kemarin masuk klub buat nemuin pacar, eh mantan pacar gue maksudnya. Gue ngeliat dia selingkuh kemarin di klub itu. Terus nggak sengaja ketemu sama gerombolan Bang Lay."
"Ya itu sih apes di elo," kata Joana sambil ketawa. Seolah musibah yang gue alami ini adalah sebuah lawakan menarik.
"Lo baik-baik aja ntar ya di sana, jangan kabur deh gue saranin." Iim memberi saran.
"Emangnya kenapa?"
"Bokap nyokap Bang Lay mafia," jawab Rara.
"Hah?! Serius lo anjir?" pekik gue kaget.
"Bokap nyokap cowok gue juga kok, tapi emang gak seluas keluarga bang Lay jaringannya." Jojo ngomong dengan santai, seolah mafia adalah profesi yang wajar.
JADI GUE BAKAL MASUK SARANG MAFIA?!
ADUH DOSA APA SIH GUE SAMPE PUNYA URUSAN AMA ANAK MAFIA GINI?
"Lo nggak tau apa-apa tentang mereka yang ngebawa lo?" tanya Iim sedikit tidak percaya.
Gue menjawab dengan gelengan pelan. Ngapain juga gue tau? Emangnya mereka siapa?
"Cowok gue Jongin, sebutannya di geng Kai. Bokapnya punya usaha properti. Tau apartemen Kim group yang ada di beberapa kota besar? Itu punya bokapnya," jelas Iim.
"Cowok gue Chanyeol, keluarganya sih punya usaha kuliner gitu. Tau Park's Kitchen? Itu punya keluarga dia. Dianya sih punya showroom mobil," kini Rara yang menjelaskan.
"Cowok gue Yifan, panggilannya di geng Kris. Keluarganya Mafia. Tapi nggak seluas keluarga Bang Lay jaringannya." Jojo menjelaskan.
"Luhan keluarganya punya bisnis fashion, salah satunya butik ini. Bokapnya juga punya perusahaan Lu Corp."
"Kalo Kyungsoo anak jendral yang baru diangkat kemaren itu."
"Nah, beda lagi sama Xiumin, dia anak kepala kepolisian."
"Kalo Chen orang tuanya artis opera, temen deketnya titik puspa."
Anjir segala titik puspa dibawa...
"Suho itu punya bisnis di semua bidang, properti iya, kuliner iya, otomotif iya, entertaiment juga, kemaren muka bokapnya nongol di daftar seratus orang terkaya di dunia kan."
"Beda lagi sama Sehun, dia itu background-nya keluarga medis. Tau rumah sakit sayang bunda yang ada di setiap daerah? Itu punya keluarga Sehun."
"Tao juga punya bisnis entertaiment, punya saluran TV juga, keluarganya suka main saham. Bokapnya dia sama kaya bokapnya Suho, masuk daftar seratus orang terkaya di dunia."
"Kalo Baekhyun itu bokapnya Hakim, sedangkan nyokapnya orang kementrian pertahanan."
Waduh bukan maen ini gue urusannya sama mereka berarti...
"Tunggu dulu deh, kenapa anak mafia temenan sama anak penegak hukum begitu?" tanya gue heran.
"Mafia ada yang berkecimpung di dunia underground dan enggak. Kalau mafia keluarga Bang Lay sama Kris itu bukan mafia jahat. Mereka tetep berlindung di bawah payung hukum dan punya izin resmi, makannya mereka deket. Ortunya pada saling kerjasama juga kan," jelas jojo.
Seketika bayangan gue ditembak tepat dikepala pas gue sampe rumah Yixing hilang sudah.
Gue pun dipermak abis-abisan sama mereka bertiga. Kita ngobrol-ngobrol dari yang penting sampe nggak penting tentang kelompok mereka dan juga tentang hal-hal yang berbau perempuan. Ternyata mereka asik. Nggak kaya cowok-cowoknya yang nyeremin tadi.
"Nah udah," kata mereka sambil bawa gue ke kaca.
Gue agak risih sih pake stocking item gini sebenernya, gak nyaman aja rasanya. "Harus banget pake stocking ya?"
"Biar lebih sexy," kata Rara sambil ngedipin sebelah matanya.
"Biar Bang Lay makin susah juga kalo mau ngapa-ngapain lo," kata iim sambil nyengar nyengir.
"Gampang tinggal gue robek aja kalo mau ngapa-ngapain."
Kita pun serempak nengok ke sumber suara..
Brengsek! Ternyata dia ganteng banget!
Gue nggak yakin bakal nolak terus-terusan kalo dia masih mau gigit bibir gue nanti.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro