Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 46.

Pulang ke rumah, tidak habis pikir dengan tindakan Darius yang membuntutinya. Mengingat momen pertemuan pertama dengan Darius.

Ingatan Sera kembali pada setahun lalu. Dirinya masih mengingat jelas bagaimana pertemuan pertama dengan Darius. Saat itu mereka terjebak dalam lift kantor yang mendadak berhenti ketika Sera sedang mengunjungi Mas Edric.

Sera yang tidak sengaja terpeleset diselamatkan Darius yang menariknya tepat waktu. Tidak lama setelah lift kembali beroperasional, ia tidak begitu ingat bagaimana akhirnya Darius berhasil mengantarnya pulang.

Beberapa pertemuan berlanjut dan berakhir pada aktivitas ranjang. Sera tahu bahwa pria yang sering menanggapi obrolan tengah malamnya itu sudah berkeluarga dan memiliki anak.

Hal yang tidak pernah dibayangkan Sera adalah dirinya tidak pernah berpikir begitu ceroboh hingga bisa mengandung bayi pria beristri. Ketika tahu dirinya hamil pun, ia menyadari kesalahannya dan hendak membesarkan bayi itu sendiri.

"Sayang, masih memikirkan kejadian tadi?" Davi menebak isi kepala istrinya karena menyadari pandangan istrinya yang sedang menerawang entah kemana.

Tersadar dengan perkataan Davi, seketika ingatannya tentang Darius buyar. Sera menoleh dan memperhatikan suaminya yang terlihat khawatir.

"Tidak apa-apa, Mas. Mungkin aku hanya lelah. Apalagi setelah Mbak Aster pergi, urusan yayasan diserahkan semua padaku," jawab Sera untuk menenangkan Davi.

"Apa kamu perlu menambah asisten lagi?"

Sera menggeleng, "Bukan itu masalahnya. Mungkin aku belum terbiasa dengan ritme kerja Mbak Aster dalam mengurus Hanafy Foundation."

"Kepemimpinan tiap orang kan beda-beda, Sayang."

Dahi Sera mendadak mengerut, "Apa aku tidak cocok menjadi pemimpin, Mas? Dipikir-pikir kasihan juga dengan anak buahnya Mbak Aster kalau terus mengajari aku, operasional yayasan bisa buntu."

Davi menarik sepasang tangan istrinya. "Kamu itu terlalu banyak pikiran, Sayang. Tenang saja, kamu kan senang belajar. Jangan terlalu keras pada diri sendiri."

Senyum simpul terbit di ujung bibir Sera setelah mendengar semangat dari sang suami. Mungkin ini yang mendiang kakaknya pernah katakan soal pasangan hidup dalam berumah tangga. Pentingnya komunikasi, saling jujur dan saling mendukung.

Sera menyandarkan kepalanya pada sandaran jok dan menikmati bagaimana Davi tidak melepas genggaman tangan mereka. Lalu lintas yang padat pada Jumat malam tidak lagi buruk asal ada seseorang yang menemani di perjalanan.

"Kamu coba rebahan dulu, Sera. Kalau sudah sampai di rumah, nanti Mas bangunkan."

Tawaran yang tentu tidak ditolak Sera karena kepalanya memang mendadak pening. Gejala yang sama jika tubuhnya sudah mulai kelelahan karena aktivitas fisik yang terlalu padat.

***

Keesokan pagi.

Sera terbangun saat Davi sedang memperhatikan wajahnya. Suaminya sudah mengenakan pakaian kantor rapi dan berdasi, Davi mengecup bibirnya.

"Pagi, Sayang." Davi mengecup bibirnya. "Hari ini cancel saja pertemuannya? Wajahmu terlihat pucat sekali, Sera."

Kepalanya menggeleng. "Meeting setelah makan siang, Mas. Aku nggak apa-apa kok. Sepertinya darah rendahku sedang kumat. Nanti coba minum vitamin agar tidak terlalu lemas."

Davi mencubit ujung hidung Sera. "Atau mau antar ke dokter setelah meeting?"

"Nggak perlu, Mas." Sera mengelus tangan suaminya. "Mau aku temani sarapan?"

Kini giliran kepala Davi yang menolak, "Tadi sudah minum kopi. Perutku juga agak kurang enak, mungkin aku lanjut sarapan di kantor."

"Maaf ya, aku ketiduran."

Davi mencium kening Sera lalu pamit berangkat ke kantor.

Sera kembali dalam keheningan kamar. Ia lalu menyusuri mengapa tubuhnya akhir-akhir ini terasa cepat lemas dibanding beberapa minggu sebelumnya. Hingga akhirnya Sera mengingat sesuatu yang penting.

Tangan Sera meraih ponsel di nakas dan membuka layar untuk mengakses aplikasi yang digunakan untuk mencatat masa suburnya. Jarinya mengulir aplikasi dan memeriksa kapan seharusnya ia datang bulan.

Ternyata, dirinya sudah terlambat dua minggu. Pikiran Sera tertuju pada satu kemungkinan sebuah kabar baik untuk keluarga kecil yang sedang dibina bersama Davi.***

Add this book to your library! Love and Vote!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro