Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 19. Misi Rahasia Davi

Davi sengaja melewati jam makan malam bukan karena tidak peduli pada Sera atau Aster yang masih berduka. Kehilangan kedua perempuan itu pada kematian Edric menimbulkan rasa bersalah.

Andai Davi mengambil keputusan yang benar, kemungkinan besar Edric masih hidup. Kesepakatan antara dirinya dengan pria itu juga pasti lebih terjamin masa depannya.

"Davi, Om ikut berduka atas kepergian kakak iparmu. Edric adalah salah pebisnis tangguh yang jujur. Sayang, Om belum sempat memenuhi janji untuk main golf bersama." Theo mengulang ucapan duka citanya.

"Sama-sama, Om. Maaf, saya jarang pulang kemari."

"Wajar dong, kamu kan sudah punya tempat tinggal sendiri. Bagaimana rasanya berumah tangga?" Theo menempelkan cerutu lalu mengulumnya di mulut.

Davi berjengit dan menghindari asap tipis cerutu yang melewati wajahnya. Teori bahwa asap cerutu dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan membuat perbedaan antara perokok biasa dan penikmat cerutu.

"Om Theo, belum berniat berhenti? Ingat umur, Om." Davi meraih cangkir berisi kopi hitam arabika andalan kakak tertua mendiang ibunya.

"Nanti kalau di antara kalian bertiga ada yang menyumbang cucu, mungkin akan Om pertimbangkan." Om Theo berkelakar membahas nasib percintaan putri tunggal dan dua keponakan lelaki favoritnya.

Davi mengalihkan pembicaraan utama, "Bagaimana dengan rencana pernikahan Celia, Om?"

"Nggak tahulah, tarik ulur terus sama anak lanang Boen itu. Celia sudah keburu cinta mati, Om jadi malas membuat perhitungan dengan keluarga itu," jelas Theo. "Kamu tuh, jangan kabur dari pertanyaan Om."

Merasa strateginya tidak berhasil, pertanyaan Om Theo kembali membuatnya tersudut. "Sera masih berduka, Om. Edric satu-satunya saudara setelah orang tua mereka tiada."

"Kamu tahu nilai kekayaan yang dimiliki perusahaan tembakau milik istrimu, Dav?"

Davi menggeleng pelan dan bersikap pura-pura polos.

Theo terbahak, "Sok polos keponakanku yang satu ini. Salah juga pertanyaan yang baru kuucap itu. Seharusnya aku bertanya, apa kamu tahu bahwa istrimu adalah pewaris tunggal Hanafy International?"

Kini kepala Davi mengangguk singkat. Percuma juga bersikap polos di hadapan Om Theo yang paham betul posisi para konglomerat di negara mereka.

"Bisa-bisa nanti kamu menyusul ranking Om lagi," ujar Theo sambil bergurau.

"Lha, sektornya juga beda, Om. Perusahaan keluarga Sera itu kan fokus pada tembakau, mana berani kita main sektor perbankan seperti atau perkapalan seperti calon menantu kesayangan Om Theo."

"Kamu memangnya tidak dengar desas-desus di lapangan. Gosipnya ada salah satu anggota Dewan Direksi yang sedang mempengaruhi anggota Dewan lain supaya THI meluaskan sektor usahanya," jelas Theo serius.

Davi memperhatikan Theo sudah meletakkan cerutu di asbak setelah meniup pelan kepala cerutu. Dalam hitungan satu hingga dua menit, cerutu yang dimaksud akan mati. Tanda bahwa obrolan mereka di gazebo halaman belakang akan segera berakhir.

"Ingat rencana semula, Davi. Menikahi Sera adalah keuntungan yang tidak terduga dalam rencanamu. Bagaimanapun juga kau harus kembali pada Halim Group, perusahaan keluargamu sendiri," tutur Theo dengan tegas.

Davi terdiam. Memotong kuliah pendek Om Theo sama saja mencari mati.

"Jika akhirnya Hanafy International akan merger dengan perusahaan lain, maka perusahaan kita adalah jawabannya. Sesuai rencana awal, kamu menjadi CEO dan pengaruhi Direksi untuk membuka peluang bisnis yang baru pada sektor perbankan."

Kepalanya mengangguk. "Saya akan berusaha semaksimal mungkin, Om."

"Bagus, jangan terlena. Manfaatkan istrimu sebagai pewaris tunggal dan peranmu sebagai CEO yang menggantikan posisi Edric. Ian akan melapor seperti biasa pada Om, manfaatkan kemampuan mencari tahu pria itu. Ian sudah dibayar mahal untuk tugas penyamaran di kantormu," lanjut Theo mengingatkan tugas utama Davi.

Merasa jengah sendiri, Davi membiarkan Om Theo berpidato sepuasnya sebelum akhirnya pamit untuk pulang ke istrinya.

"Kapan-kapan kamu harus mengajak Sera dalam acara keluarga besar kita, Dav."

Davi kembali mengiyakan permintaan Om Theo. Apapun akan dilakukan Davi agar segera terbebas dari kuliah Om Theo tentang misi rahasianya di perusahaan Edric selama ini.***

Add this book to your library! Love and Vote!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro