Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Seven.

Siang yang panas, seperti siang-siang di Jakarta sebelumnya. Di mobil yang sama, Laskar dan Senja kini akan berangkat menuju tempat les untuk mendaftarkan Laskar. Cowok itu sebelumnya sudah bilang kepada ayahnya akan mengikuti les supaya Senja terpesona dengannya.

Sementara Senja sendiri masih kesal dengan keinginan Laskar. Satu sekolah dengan cowok tengil itu saja sudah membuatnya kesal setengah mati, kini dirinya harus satu les dengan Laskar juga. Itu artinya Senja akan semakin sering bertemu dengan Laskar.

Pukul satu siang mereka sampai di sempat tersebut. Kesan pertama yang Laskar lihat tempat les ini sangat sepi, mungkin karena ini minggu. Tempat les tersebut sangat luas, karena mereka mengajar untuk anak sekolah dasar sampai dengan menengah atas.

Laskar dan Senja berjalan beriringan memasuki tempat tersebut. Mereka akan bertemu dengan Miss Mentari--pemilik tempat les ini--untuk mengurus pendaftaran.

Keduanya masuk ke dalam ruangan office, di sanalah Miss Mentari berada. Wanita dengan wajah sedikit bule itu tersenyum ke arah Laskar dan Senja.

"Selamat siang, Senja!" sapa Miss Mentari, "jadi ini teman kamu yang mau mendaftar les di sini?" tanyanya dengan nada ramah disertai dengan senyuman hangat seperti namanya.

Senja mengangguk sebagai jawaban, kemudian ia memperkenalkan Laskar kepada Miss Mentari. "Benar, Miss. Ini teman saya yang akan les di sini, namanya Laskar," ucap Senja.

Laskar segera berjabat tangan dengan Miss Mentari setelah Senja memperkenalkan dirinya. "Halo, Miss. Salam kenal saya Laskar, calon pacarnya Senja," ucap Laskar sembari menatap genit ke arah Senja yang membuat Miss Mentari terkekeh melihatnya.

Jangan tanyakan bagaimana Senja sekarang. Gadis itu menahan kesal setengah mati dan menahan rasa ingin meninju Laskar. Senja hanya tidak habis pikir, bahkan di saat situasi seperti ini Laskar masih sempat-sempatnya bercanda.

"Selamat datang di tempat les kami, Laskar. Semoga kamu betah di sini, ya," ucap Miss Mentari dengan nada lembut.

"Pasti betah dong, Miss, soalnya ada Senja di sini," jawab Laskar dengan nada semangat.

"Kalian berdua cocok lho Miss lihat-lihat," goda Miss Mentari yang tentunya membuat Laskar bangga dan membuat Senja menahan kesal.

"Oke, kita kembali ke tujuan awal," ucap Miss Mentari, "kamu nanti akan les setiap hari senin, rabu, dan jumat. Les akan dimulai pukul 7 malam dan selesai pukul setengah sepuluh malam." Miss Mentari menjeda ucapannya sejenak. "Untuk pelajaran, karena kamu anak IPA seperti Senja, maka kita akan belajar Kimia, Fisika, Biologi, Matematika wajib dan peminatan, Bahasa Inggris, dan kita ada kelas tambahan, yaitu kelas Bahasa Jepang," lanjut Miss Mentari yang membuat Laskar melongo seketika.

Belajar selama sepuluh menit saja Laskar sudah bosan setengah mati. Kini, dirinya diharuskan untuk belajar selama dua setengah jam? Apakah ia sanggup?

"Kita belajar selama dua jam, Miss?" tanya Laskar yang dibalas dengan anggukan.

"Gak usah gaya-gayaan ikut les, gue yakin lo pasti bosan nanti," cibir Senja supaya Laskar berubah pikiran dan memilih untuk tidak mengikuti les.

"Gak akan bosan dong!" seru Laskar, "selagi bersama kamu, dua puluh empat jam belajar juga aku gak akan bosan."

Senja rasanya ingin muntah detik itu juga setelah mendengar gombalan receh yang dilontarkan oleh Laskar. Ia masih tidak bisa membayangkan kehidupannya yang selanjutnya akan seperti apa jika ia terus-terus berada di ruangan yang sama dengan Laskar.

"Kalau begitu kita urus pendaftarannya sekarang, ya. Laskar silakan isi formulirnya." Miss Mentari segera memberikan formulir pendaftarannya kepada Laskar dan cowok itu segera mengisinya.

Tidak butuh waktu lama bagi Laskar untuk mengisi formulir tersebut. Setelah ia selesai, ia segera memberikan formulir tersebut kepada Miss Mentari.

"Terima kasih, Laskar. Besok langsung datang aja jam tujuh malam dengan Senja, ya," ujar Miss Mentari yang dibalas dengan anggukan oleh Laskar.

Keduanya kemudian pamit untuk pulang. Mereka kembali berjalan beriringan untuk pulang. Senja memilih untuk mempercepat langkahnya agar tidak berdampingan dengan Laskar, tetapi itu sia-sia, karena Laskar dapat menyusul Senja dengan mudah mengingat cowok itu memiliki kaki yang panjang.

Laskar dan Senja akhirnya memasuki mobil dan duduk di kursi belakang. Pak Herculas--supir Senja--mulai menyalakan mesin mobil dan menjalankannya meninggalkan pekarangan tempat les tadi.

Di sepanjang perjalanan tidak ada yang berbicara. Senja yang sibuk menahan kekesalannya, dan Laskar yang sibuk memikirkan bagaimana cara menjaili Senja di mobil.

"Senja, Senja," panggil Laskar sembari menarik-narik lengan baju Senja.

Senja menghela napasnya, kembali mengontrol emosinya yang sebentar lagi akan meluap. "Apa lagi, Laskar?" tanyanya dengan nada kesal.

"Gerhana siapa?" tanya Laskar yang membuat Senja terkejut detik itu juga. Bagaimana Laskar bisa mengetahui nama Gerhana?

"Gak usah kaget gitu, gue semalem ketemu sama Gerhana," ucap Laskar menjawab semua pertanyaan yang ada di kepala Senja, seolah-olah cowok itu adalah cenayang.

"Gerhana bego, ya? Selingkuh dari berlian kayak lo," ucap Laskar sembari menatap lembut ke arah Senja.

Senja yang ditatap begitu sedikit salah tingkah. Pasalnya, biasanya Laskar menatapnya dengan tatapan jail dan sok ganteng miliknya.

"Mending lo sama gue aja, Ja. Gue gak akan selingkuh," ucap Laskar dengan penuh keyakinan yang membuat Senja tertawa seketika.

"Gerhana juga bilang kayak gitu waktu pertama kita pacaran." Senja menatap ke arah Laskar, memberikan tatapan yang sulit diartikan. "Gue gak butuh semua omongan manis lo, Laskar," ucap Senja, "jangan bahas lagi, gue malas."

Setelah mendengar penuturan Senja, Laskar memilih diam. Ia sadar dirinya sudah kelewatan karena mencampuri urusan masa lalu Senja. Pasti sangat berat bagi gadis itu, apalagi Laskar tahu bahwa Gerhana adalah pacar pertama Senja, pasti rasanya sakit sekali.

"Sorry, Ja, gue gak bermaksud," ujar Laskar.

"Iya, gak papa."

Keduanya kembali diam. Senja dengan pikirannya yang berkelana, begitu pun dengan Laskar. Jika kalian berpikir Laskar mendekati Senja hanya karena iseng, kalian salah besar. Laskar benar-benar menyukai Senja secara tulus. Ia merasa ada sesuatu yang berbeda di diri Senja yang tidak dimiliki oleh perempuan lain.

Tak terasa mobil kini sudah sampai di depan pekarangan rumah Senja. Keduanya turun dari mobil dan berjalan menuju teras rumah.

"Gue langsung pulang, ya, Ja," ujar Laskar. Saat berangkat ke rumah Senja tadi Laskar menggunakan motor kesayangannya, motor dengan merek Honda Gelatik, motor yang dipakai oleh Dilan saat di film.

Senja hanya membalas ucapan Laskar dengan anggukan. Gadis itu sudah sangat lelah, apalagi tadi Laskar membahas tentang Gerhana, mood Senja langsung jatuh saat itu juga.

Sebelum pulang Laskar mengusap puncak kepala Senja dan memberikan gadis itu senyuman manis.

"Kalau gue ajak PDKT, lo mau gak?" tanya Laskar dan Senja hanya bisa diam.

🌅🌅🌅

kayaknya ini part terserius di cerita Bad Boy deh:"

kalau Laskar berhasil pacaran sama Senja, kira-kira tuh cowok bakalan bikin selametan kyk gimana, ya?🤔

dreame/webnovel : @itsmeqia
instagram : @itsmeqia__ // @strawsberriess

best regards, qia.

sunday, april 4, 2021.
1.04 pm.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro