Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Four.

Meskipun masih kesal dengan sikap Senja yang menjahilinya, Laskar tetap mengikuti gadis itu ke kantin dan duduk di hadapannya. Sedari tadi cowok itu memasang wajah datar dan mendumal, seolah-olah Senja adalah orang yang paling bersalah. Padahal, sikap jahil Laskar lebih parah dari apa yang Senja perbuat.

"Jadi, asal lo dari Bandung?" tanya Galaxy, sedari tadi pria itu yang paling banyak bicara.

Laskar menanggapinya dengan sebuah anggukan, kemudian berkata, "Kapan-kapan gue ajak kalian liburan ke Bandung."

"Alasan lo pindah apa, Kar?" tanya Awan.

"Ayah gue dipindahin kerjanya ke Jakarta, mau gak mau gue harus ikut pindah."

"Enak Bandung atau Jakarta?" Kali ini Langit yang berbicara.

"Jakarta, soalnya ada Senja," jawab Laskar sembari memberi tatapan genit.

"Diam lo!" tukas Senja. Gadis itu mendengkus kesal, sudah pasti habis ini ketiga temannya akan memberikan berbagai pertanyaan tentang hubungannya dengan Laskar.

"Hubungan lo sama Senja emangnya apa, Kar?" tanya Bulan, salah satu teman Senja.

"Tunangan," jawab Laskar enteng yang membuat Senja tersedak makanannya.

Gadis itu segera meminum minuman yang berada di dekatnya, tanpa peduli siapa pemilik minuman tersebut.

"Ja, itu minumnya Laskar," ujar Galaxy yang membuat Senja langsung menyemburkan minuman dari dalam mulutnya dan mengenai wajah Laskar.

"Maaf, gue gak sengaja!" ucap Senja panik kemudian mengeluarkan tisu yang kebetulan selalu ia bawa dan memberikannya kepada Laskar.

"Segitu salah tingkahnya sampai nyembur minuman ke muka ganteng gue?" tanya Laskar sembari mengelap wajahnya. Cowok itu tidak marah, ia justru semakin menggoda Senja dengan perkataan-perkataan menjijikan.

"Mati kek lo!" ketus Senja yang sudah kehilangan selera makan.

Keadaan hening seketika, mereka hanya menikmati makanan yang tersisa, sampai akhirnya seorang cowok menghampiri meja mereka.

"Senja!" sapa cowok itu yang dibalas dengan senyuman manis oleh Senja.

"Hai, Kak!" Senja menyapa balik, jantungnya berdetak dua kali lipat setiap berbicara dengan kakak kelas di hadapannya ini.

Laskar yang melihat perbincangan itu menatap tak suka ke arah cowok yang kini berada tepat di sampingnya. Ia harus berhati-hati, ia tidak mau Senja terpincut dengan cowok di sampingnya ini.

"Pulang sekolah nanti jangan lupa kumpul di ruang KIR, buat pelantikan ketua baru," ujar cowok yang memiliki nama Draco.

"Senja gak bisa, dia harus ikut pulang sama gue." Itu bukan suara Senja melainkan Laskar. Cowok itu menjawab ucapan Draco dengan nada kesal.

"Apa-apaan, sih, lo?" tanya Senja tidak terima.

"Lo lupa kalau Tante Carina nyuruh kita buat pulang bareng?" balas Laskar.

"Ini penting banget, Ja. Soalnya kamu ketua barunya," ujar Draco.

"Dengar, kan, lo? Penting!" ucap Senja ke Laskar. "Ya, saya bisa, Kak," lanjutnya kepada Draco.

"Okay, see you," balas Draco, kemudian pergi meninggalkan meja kantin tersebut dengan sebelumnya mengusap puncak kepala Senja.

Senja yang mendapatkan perlakuan seperti hanya bisa mematung di tempatnya dengan rona merah yang menjalar di pipi. Perlu kalian tahu, Draco merupakan kakak kelas yang Senja suka sejak pertama kali masuk sekolah.

"Demi apa? Kak Draco ngusap kepala gue?" tanya Senja tak percaya.

"Cie ... kayaknya ada kemajuan, nih," goda Pelangi.

Sementara di hadapan Senja, Laskar sedari tadi sudah memasang wajah kesal. Cowok itu cemburu, bisa-bisanya Senja bersikap manis pada kakak kelas bernama Draco itu, sedangkan bersamanya gadis itu selalu memaki.

"Tega banget kamu sama calon suami sendiri," ujar Laskar.

🌅🌅🌅

Saat bel pulang sekolah berbunyi, Laskar terus mengikuti Senja bahkan sampai gadis itu tiba di depan ruangan KIR. Cowok itu tidak peduli dengan Senja yang sedari tadi mengusirnya, Laskar hanya tidak ingin Senja bermesraan dengan Draco.

"Lo tunggu di luar!" perintah Senja yang langsung dibalas dengan gelengan oleh Laskar.

"Gue mau tunggu di dalam, sekalian ngelihat KIR itu ngapain aja, soalnya gue mau ikut KIR," jawab Laskar.

Sebenarnya pria itu sangat benci dengan hal-hal ilmiah, masuk jurusan MIPA saja karena dipaksa oleh bundanya, Laskar lebih menyukai pelajaran non akademis daripada akademis.

"Kita lagi gak ngadain penambahan anggota," jawab Senja.

"Bukannya ekskul di sekolah bebas mau kapan aja masuknya? Ditambah gue anak baru, jadi wajar kalau baru mau masuk sekarang," balas Laskar.

Senja menghela napasnya. Ia akhirnya memilih untuk diam, karena berdebat dengan Laskar sampai kapan pun tidak akan menang. Cowok itu selalu punya beribu-ribu alasan yang sangat menyebalkan yang sayangnya benar.

Setelah perdebatan kecil, akhirnya kedua insan itu memasuki ruangan. Di dalam sana sudah terdapat banyak orang, termasuk Draco yang sedang berbincang dengan teman satu angkatannya yang bernama Fajar.

"Maaf, Kak, saya terlambat," ujar Senja setelah memasuki ruangan.

Draco membalasnya dengan senyuman dan anggukan, kemudian menyuruh Senja untuk duduk, tanpa memedulikan Laskar yang selalu mengekori Senja.

"Jadi kali ini kita akan melakukan pelantikan ketua baru," ucap Draco, "karena saya sudah kelas dua belas, otomatis saya harus melepas jabatan saya sebagai ketua Kelompok Ilmiah Remaja ini."

Senja sedari tadi terus saja memperhatikan gestur tubuh Draco saat cowok itu berbicara. Menurutnya, Draco adalah cowok yang sempurna, cowok itu pintar, jago berolahraga, dan yang pastinya sangat ramah. Tak heran banyak sekali siswi di sekolah ini yang menyukainya, bahkan secara terang-terangan.

"Supaya tidak memakan waktu lama, langsung saja kita panggil ketua baru kita, Senja Andromeda."

Semua yang berada di ruangan tersebut bertepuk tangan. Senja yang merasa sangat malu, perlahan maju ke depan untuk memberikan pidato singkat kepada teman-temannya, sebagai wujud apreasinya karena sudah dipilih sebagai ketua untuk satu tahun ke depan.

Sepanjang Senja memberikan pidato, Laskar hanya menelungkupkan wajahnya di meja, cowok itu sangat mengantuk dan ingin segera pulang. Namun, ia tidak ingin melihat Senja bersemu karena ulah Draco, akan Laskar pastikan Senja nanti hanya akan bersemu karena ucapan Laskar, bukan Draco yang menurut Laskar ketampanannya tidak ada apa-apanya.

Laskar akhirnya memilih untuk memainkan ponselnya, cowok itu membuka aplikasi kamera, kemudian memotret Senja secara diam-diam. Sesekali Laskar tertawa karena hasil jepretan yang menurutnya sagat lucu.

Entah sudah berapa potret yang ia ambil, Laskar mulai berhenti memotret dan melihat foto itu satu persatu. Terlalu asyik melihat sampai Laskar tidak menyadari kehadiran gadis yang sedari tadi menatap layar ponselnya dengan ekspresi kesal.

"Laskar sialan! Hapus gak foto gue!" pekik Senja yang membuat seisi ruangan menoleh ke arahnya, begitu pun dengan Laskar yang kini sedang terkejut, karena Senja berteriak tepat di telinganya

"Kenapa, Sayang? Aku cuma mau bikin kenang-kenangan biar anak kita nanti tahu kalau kamu dulu pernah jadi ketua," jawab Laskar.

Jika saja mereka tidak berada di ruangan umum, mungkin Senja sudah melemparkan kecoa ke arah Laskar sampai cowok itu lemas. Ingatkan Senja untuk membawa kecoa jika ia sedang bersama Laskar.

🌅🌅🌅

maaf guys ini garing, hehehehe.

mari berdoa supaya Senja diberi kesabaran ekstra dalam menghadap sikap absurd Laksar.

dreame&web novel : itsmeqia
instagram : @itsmeqia__ // @strawsberriess

best regards, qia.

tuesday, january 27, 2021.
9.05 pm.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro