Five.
Senyuman tidak bisa lepas dari bibir Laskar, bahkan ketika cowok itu baru saja tiba di halaman rumahnya. Cowok itu sangat senang, karena berhasil pulang bersama dengan Senja, calon pacarnya.
"Assalammualaikum, Laskar yang ganteng pulang!" serunya setelah memasuki rumah.
"Waalaikumsalam, anak gantengnya Ayah," balas Leo--ayah Laskar.
Laskar segera menyalami telapak tangan sang ayah, kemudian mereka berdua pergi menuju ruang keluarga untuk bersantai riya.
"Gimana sekolahmu, Kar?" tanya Leo sembari menatap anak semata wayangnya yang sedari tadi tidak bisa berhenti tersenyum.
"Sangat bagus!" jawab Laskar antusias. "Oh, iya, Yah. Laskar boleh minta sesuatu?" tanya cowok itu, sembari memasang ekspresi serius.
"Minta apa?"
"Minta dibikinin syukuran, karena Laskar sudah menemukan gadis yang tepat untuk Laskar perjuangkan."
Leo menatap wajah anaknya dengan ekspresi bingung. Pasalnya, Laskar menjawab dengan begitu serius dan penuh semangat.
"Siapa gadisnya?" tanya Leo.
"Namanya Senja, tapi bukan anak indie," jawab Laskar.
"Iya, nanti Ayah buat syukuran."
Laskar segera menggenggam tangan sang ayah, kemudian menatap ayahnya dengan tatapan terharu. "Terimakasih! Ayah memang pria terbaik di dunia ini!"
Leo dibuat melongo dengan kelakuan ajaib anaknya itu. Apa ia salah membuat? Atau ini karma, karena ia dulu juga sealay Laskar?
"Iya, sama-sama," jawab Leo.
Setelah mengutarakan permintaannya kepada sang ayah, Laskar segera bergegas menuju kamarnya untuk membersihkan diri, karena jam kini menujukan pukul lima sore.
🌅🌅🌅
Senja rasanya ingin segera pindah dari sekolahnya yang sekarang. Pasalnya, setelah Laskar menjadi murid baru di sekolah itu, bahkan menjadi teman sekelasnya, baru sehari saja cowok itu sudah membuat Senja kesal setengah mati.
"Mami ...," rengek Senja setelah tiba di rumahnya. Gadis itu benar-benar lelah dan ingin menghilang saja dari bumi.
"Kenapa, Ja?" tanya Carina. Wanita berumur itu cukup khawatir melihat wajah lelah anak gadisnya.
"Aku mau pindah sekolah, Mi," jawab Senja seraya menjatuhkan tubuhnya di atas sofa.
"Kenapa? Apa yang buat kamu ingin pindah sekolah?" tanya Carina dengan raut wajah bingung.
"Laskar! Laskar alasan aku mau pindah sekolah, Mi!" jawab Senja dengan nada kesal.
"Astaga, Senja ... gak boleh kayak gitu sama Laskar, dia cowok yang baik, lho, Ja," balas Carina.
"Mami gak akan bilang dia cowok baik kalau Mami ada di posisi aku!" tutur Senja.
Carina hanya terkekeh sembari menggeleng mendengar aduan yang dilontarkan oleh Senja. "Masalah anak muda," pikirnya.
Senja menatap kesal ke arah Carina, ternyata Carina sama menyebalkannya dengan Laskar. Apa karena wanita itu sudah pernah bertemu dengan Laskar sehingga sikap menyebalkan cowok tengil itu menular ke Carina?
Intinya, Senja lelah dengan Laskar. Baru satu hari Laskar sekelas dengannya saja Senja sudah selelah ini, entah bagaimana nantinya, ia pun tidak tahu. Berdoa saja supaya ia mentapatkan ketabahan hati untuk menghadapi cowok tengil bernama Laskar.
🌅🌅🌅
Jakarta di malam hari memang sangat ramai, lebih tepatnya Jakarta selalu ramai dalam situasi apa pun. Namun, keramaian tersebutlah yang menjadikan Jakarta sebagai kota tujuan, meskipun isinya orang-orang yang kadang tidak tahu aturan.
Laskar kini sedang berada di daerah Tebet bersama ketiga teman barunya. Cowok itu sengaja mengajak mereka untuk lebih mengetahui seluk-beluk kota Jakarta.
Keempat cowok itu memilih untuk berkumpul di sebuah angkringan. Tebet memang memiliki banyak angkringan yang menyajikan masakan-masakan sederhana yang cukup mengenyangkan.
"Jadi begini suasana malam di Jakarta," ujar Laskar yang mendapat anggukan dari Galaxy.
"Ya, kayak gini, ramai, sumpek, bikin gerah," jawabnya.
"Di Bandung kayak gimana, Kar, kalau malam?" tanya Langit.
"Dingin," jawab Laskar, "kalau ke Bandung usahain jam sepuluh malam udah di rumah, soalnya banyak gang motor berkeliaran."
"Serem juga, ya, Bandung," timpal Awan. Cowok itu mengira bahwa Bandung adalah kota yang penduduknya berisikan orang-orang ramah. Mengingat betapa lembutnya cewek Bandung ketika berbicara membuat Awan sedikit terkejut mendengar penuturan yang dilontarkan oleh Laskar.
Keempatnya kemudian mulai memesan beberapa makanan khas angkringan, seperti nasi kucing, tempe mendoan, susu jahe, sate usus, dan beberapa makanan lainnya.
Sembari menunggu makanan, keempatnya kembali berbincang-bincang mengenai hal-hal yang ada di Jakarta. Laskar dapat menangkapnya dengan baik, karena Jakarta ternyata tidak jauh berbeda dengan Bandung, hanya bahasa, cuaca, dan logatnya saja yang membedakan kedua kota tersebut.
"Hubungan lo sama Senja beneran tunangan, Kar?" tanya Galaxy penasaran. Cowok itu tahu betul bagaimana judesnya sikap Senja terhadap cowok, tetapi Laskar dengan mudahnya menjaili gadis itu.
"Enggaklah," jawab Laskar sembari tertawa ringan. "Tapi, ya ... semoga aja gue jodoh sama dia."
"Lo harus sepintar Draco dulu baru bisa tunangan sama Senja," celetuk Awan, kemudian kembali memasukan sate ke dalam mulutnya.
"Bener banget!" timpal Langit, "lo harus jadi anak olimpiade sains kalau mau jadi tungannya Senja."
"Gampang itu mah!" balas Laskar penuh percaya diri. "Gue juga pinter, cuma malas aja. Kalau gue jadi ambis juga Draco kalah sama gue."
Ketiga teman Laskar hanya bisa memutar bola matanya malas setelah mendengar penuturan Laskar. Teman baru mereka ternyata sangat percaya diri.
Lelah berbincang, keempatnya kembali fokus ke makanan masing-masing. Mereka juga sempat menambah makanan dengan makanan yang baru sampai keempatnya terlihat seperti orang gila karena kekenyangan.
"Kenyang juga gue," ujar Awan sembari menaruh kepalanya di meja angkringan.
"Jelaslah! Lo yang makan paling banyak!" balas Galaxy sewot. Perlu kalian tahu bahwa Galaxy dan Awan tidak akan akur kecuali berkaitan dengan masalah perempuan.
"Lumayan juga makanan di Jakarta," ucap Laskar yang baru saja mengelap mulutnya menggunakan tisu.
"Lumayan mahal maksud lo?" tanya Langit sembari tertawa yang membuat Laskar tertawa juga.
"Harus ingat, Kar, Jakarta apa-apa mahal. Lo punya duit lima puluh ribu, sehari juga abis," kata Awan.
"Itumah lo aja yang jajan mulu. Kalau hemat juga sehari gak akan habis dua puluh ribu," balas Galaxy, lagi dan lagi yang membuat Awan menatap nyalang ke arah cowok itu.
Setelah selesai makan, keempatnya segera membayar pesanan mereka, lebih tepatnya Laskar yang membayar, katanya hitung-hitung syukuran menjadi murid baru.
Saat ingin meninggalkan tempat, seorang cowok menghampiri mereka berempat dan menyapa Galaxy.
"Woy, Gal!" sapa cowok itu.
Galaxy segera menoleh dan tersenyum, kemudian balik menyapa, "Eh, Ge! Sendirian aja lo?"
"Iya, nih. Duluan, Gal," ujarnya yang dibalas dengan anggukan oleh Galaxy.
Laskar, Awan, dan Langit hanya menyimak sampai akhirnya Laskar membuka suara untuk bertanya.
"Siapa, Gal?"
"Yang tadi?" tanya Galaxy balik yang dibalas anggukan oleh Laskar.
"Gerhana, mantannya Senja."
🌅🌅🌅
hallow! Gerhana mulai muncul nih, guys! Saingan Laskar makin bertambah kayaknya👀
instagram : itsmeqia__ // strawsberriess
dreame&webnovel : itsmeqia
best regards, qia.
friday, february 5, 2021.
9.43 pm.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro