Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

-9-

Guncangan kecil dari tangan seseorang seakan memaksa Sakura bangun dari mimpi indahnya, "Sebentar Sasuke-kun, lima menit lagi aku akan bersiap ke kampus. Kau ke kantor duluan tidak apa-apa..." Sakura bergumam parau menanggapi guncangan di bahunya yang semakin kencang.

"Ma... Bangun, kita harus pulang. Kata paman Kankurou aku harus pulang hari ini, Ma. Ayo bangun..." Sakura masih belum terbangun, sedangkan Sasuke yang tertidur di sofa terjaga mendengar ocehan Rei di pagi hari.

"Ada apa Rei? Kenapa berisik sekali?" Sasuke mengomel pada Rei, meski ia masih setengah sadar.

"Papa! Mama tidak mau bangun, padahal aku sudah membangunkannya dari tadi!" Rei merajuk kepada ayahnya. Sasuke tahu kebiasaan tidur Sakura. Sasuke tahu semuanya, jika kebiasaan itu belum berubah ia tahu apa yang harus dilakukan pada Sakura agar bangun.

Sasuke beranjak dari sofa, bunyi tulang-tulangnya seolah diremukkan karena tidur dengan posisi yang tidak mengenakkan.

Cup!

Sasuke mencium kening lebar gadisnya lama. Ibu dari anaknya dan kekasih hatinya. Sasuke menyudahi ciumannya dan mengusak pelan rambut merah muda itu.

Bingo!  Ternyata dugaannya benar, ia belum berubah sejak lima tahun lalu. Pelan dan pasti, Sakura terbangun dan melenguh sebentar keduanya-Sasuke dan Sakura-sama-sama tersentak dengn mata saling beradu pandang dan menyiratkan kerinduan yang mendalam. Sesaat keduanya terpaku pada manik mata masing-masing menyelam kedalam keindahan mata yang seakan menarik dengan gravitasi yang tak terhingga.

Bruk.

Sasuke pingsan, entah karena terlalu terpesona dengan Sakura atau terlalu kelelahan menjaga Rei. Mungkin opsi kedua lebih rasional, karena selama Rei dirawat Sasuke tidak pernah makan dan tidur dengan baik. Terang saja hal itu membuatnya drop dan akhirnya tumbang.

Sakura cukup terkejut melihat Sasuke pingsan begitupun dengan Rei yang memekik kaget melihat Papanya terjatuh pingsan.

Sakura gelagapan, ia tak tahu apa yang harus dilakukannya pada Sasuke. "Ma, papa pingsan." Rei berujar datar dan polos, yang semakin membuat Sakura bingung.

"Iya, Mama tahu Rei. Sekarang biarkan mama berpikir sebentar--aduh apa yang harus aku lakukan?" Sakura menangacak rambutnya.

Setelah ia berkalut dan berbingung ria dengan pingsannya Sasuke, dokter Kankurou datang bersama seorang suster jaga di belakangnnya. "Paman!" Rei memekik senang.

"Kankurou senpai... Ada apa?" Sakura masih bingung dengan kehadiran Kankurou.

"Tidak ada, tapi sepertinya kau butuh bantuan. Aku langsung kesini setelah Rei memencet bel daruratnya--"

"Ah ya, bisa tolong aku? Tolong periksa Sasuke, aku bingung. Kumohon ya Senpai.." Sakura memohon kepada Kankuro seniornya di rumah sakit itu,

"Tentu saja. Yukata bisa pindahkan Rei? Dan kau Sakura, tolong bantu aku mengangkatnya." Sakura mengangguk,  setelah Rei dipindahkan di kursi roda miliknya, sekarang giliran Sasuke yang meniduri ranjang anaknya.

"Dia hanya kelelahan dan kurang tidur, Sakura. Kau tidak perlu khawatir-- ah dan satu lagi, tolong perhatikan makannya ya asam lambungnya tinggi..." Dokter Kankurou pergi setelah memeriksa Sakura.

"Baiklah aku pergi..." Sakura tersenyum kecil menatap punggung dokter Kankurou yang semakin menjauh.

"Mama... Apa papa akan baik-baik saja?" Rei bertanya pada Sakura dan itu mengagetkannya.

"Iya, Papa kan kuat.. Sekarang Rei tunggu papa ya, Mama ada janji dengan pasien. Jika kau butuh sesuatu kau bisa pencet bel itu. Okay?" Sakura menangkup kedua pipi anak itu dan mencium puncak kepalanya kemudian ia berlalu pergi.

•••

"Nggh... Kepalaku pusing sekali..." Sasuke mengeluh merasakan pusing di kepalanya. Rei yang duduk di kursi roda rodanya di samping ranjang Sasuke mengalihkan pandangannya pada Sasuke dari robot mainan miliknya.

"Ah Papa sudah bangun? Apa papa haus? Tunggu sebentar ya, Pa.. " Rei berusaha meraih bel yang ada di samping ranjang Sasuke dengan susah payah.

Bruk. Suara menyakitkan itu menyadarkan Sasuke sepenuhnya dan tak lama kemudian suara tangisan Rei memenuhi ruangan itu. "Papa sakit... Huaa.. Papa..." Sasuke segera melompat dark ranjang mendengar jeritan itu. Sasuke menggendong Rei dan mencampakkan mainannya begitu saja.

"Apa yang kau lakukan Rei? Kenapa bisa jatuh dan mana yang sakit?" Sasuke berusaha menenangkan Rei bertanya bertubi-tubi kepada Rei sekaligus.

"Rei ingin mengambilkan minum papa, tapi tombol merah itu terlalu tinggi dan aku tidak bisa mencapainya makanya jatuh... Aduh sakit sekali pa..." Rei mengaduh kesakitan setelah menyelesaikan ceritanya.

"Sudahlah.. Nanti papa ambil sendiri saja. Kita pulang menunggu mamamu selesai kan? Sekarang kau ikut papa..." Rei mengangguk menurut kepada Sasuke.

•••

"Bagaimana keputusanmu, Sakura?" Aku bertanya padanya saat ini yang duduk di sampingku sambil menatap lekat Rei yang ada di pangkuannya.

"Aku akan mengijinkannya, tapi..." Ucapan Sakura menggantung dan itu semakin membuatku bingung.

Aku kembali melajukan mobilku setelh lampu menjadi hijau, setelah beberapa saat aku memberhentikan mobilku di pusat perbelanjaan di Osaka ini. Aku turun dari mobil membukakan pintu untuk Sakura dan mengambil alih gendongan Rei darinya. "Kita makan dulu, aku lapar.. " Aku berkata santai kepada Sakura dan membawanya memasuki mall. Kami sangat mirip keluarga, batinku tertawa sumbang mendengar isi pikiranku.

Sebelum ke restoran di mall ini, aku menyempatkan masuk ke toko mainan membelikan beberapa mainan untuk Rei.

"Sasuke, ayo cepat. Katanya kau mau makan, aku harus berkemas untuk besok!" Sakura bersungut kemudian berjalan mendahului Sasuke.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro