8.fuck it!
long time no see reader(s)
i hope this part buat penantian kalian terbayar dan membuat kalian gak bosen untuk menunggu cerita-cerita/up joonie yang lain. *kiss and hug.
"Taehyung! Jungkook ireona pa—", gelas teh yang yura bawa hampir jatuh dari genggaman tangannya. Wanita itu begitu syok menemukan jungkook yang tidak sadarkan diri dengan wajah tampan nya kini terdapat lebam di pipi dan dagunya.
Jungkook tidak mungkin memukul dirinya sendiri, apalagi taehyung sudah tidak ada di sana. Yura merasa jika taehyung belum pergi jauh dan hendak memastikan keluar namun suara ringisan jungkook yang kesakitan membuat yura berbalik.
"Jeon jungkook... apa kau mendengar ku", kata yura dengan mengusap pipi jungkook dengan lembut.
Sementara jungkook yang merasakan usapan halus di pipinya berusaha membuka kedua matanya, bayangan yura berhasil menyadarkan jungkook hingga ia merasakan sakit di wajahnya.
Pria itu nampak menikmati sentuhan yura hingga ia memejamkan mata dan meraih jemari yura, meminta untuk tidak berhenti.
Melihat tingkah jungkook yura berpikir jika tetangga nya ini masih belum tersadar dari mabuk nya. Yura menghela nafas, tak tahu harus bagaimana menghadapi jungkook. Mungkin jika pria ini sudah sadar ia bisa bertanya kejadian yang sebenarnya, yura tidak pernah melihat taehyung berperilaku kasar apalagi sampai main tangan begini.
Tapi sebelum itu ia harus mencari taehyung. Dengan terburu-buru yura membenarkan posisi jungkook dan membaringkan pria itu di sofa, setelah memastikan jungkook aman yura mengambil ponsel nya yang berada di kamar tempat angel tertidur dan menelfon taehyung.
Mengintip dari jendela luar, sambil menunggu jawaban taehyung wanita itu memutuskan untuk menghirup udara luar. Saat ia menutup pintu depan, yura kembali terkejut melihat taehyung yang ternyata duduk di halaman rumahnya dengan tatapan kosong.
Apa pria itu masih mabuk?
"Tae~", bahkan pria itu tidak menoleh saat yura memanggilnya.
Yura mendudukan dirinya disamping taehyung. Mereka terdiam cukup lama, hanya ada suara burung serta orang-orang yang berjalan kaki disekitar perumahan itu yang tidak tertarik untuk memperhatikan mereka.
Lalu yura merasakan pergerakan taehyung yang memutar kepalanya memandang yura dengan mata sayu. Pria itu masih dibawah pengaruh alkohol, tampak dari bagaimana cara dia memandang atau wajahnya yang masih memerah.
Entah memerah karena minum atau jungkook. Yura sangat ingin tahu.
Taehyung meraih pipi yura dengan spontan, "apa aku tampan?", tanya nya pelan.
Sang kekasih tentu tertawa, yura tertawa pelan, "tentu saja tae~ kau pria paling tampan di dunia"
"Siapa yang lebih tampan. Aku atau jungkook?"
"Jadi kau memukul jungkook karena dia lebih tampan darimu?"
"O~ jungkook lebih tampan dari ku ya?", yura dapat mendengar nada cemburu taehyung yang khas, diselipi kekesalan terdengar.
Bagi yura, taehyung memang pria yang tampan. Sangat susah untuk menjaga taehyung dari wanita-wanita genit di kampus asal kalian tahu. Kekasihnya sangat sempurna, dan jungkook bagi yura... ya pria itu berhasil mempesona dirinya apalagi pria muda itu memiliki tubuh yang hampir membuat dirinya lupa kalau ia punya kekasih.
Bukan, yura bukan wanita seperti itu. Belum tentu... mungkin nanti.
Tepat saat yura hendak menjawab, taehyung menarik tengkuknya dan melumat bibirnya. Yura yang awalnya terkejut mendapati taehyung yang menciumnya akhirnya hanya bisa pasrah. Wanita itu memejamkam kedua matanya dan membalas dengan kecupan kecil.
Dan tanpa yura sadari mata tajam taehyung tertuju pada jendela rumah yura yang tirai nya terbuka. Tatapannya dingin memandang jungkook yang berdiri memperhatikan kegiatan mereka disana dengan tangan terkepal, memukul kaca pelan.
Taehyung begitu menikmati ekspresi kemarahan jungkook. Pria itu menekan tengkuk yura untuk memperdalam ciuman mereka, pria itu mengacungkan jari tengah untuk jungkook yang didalam sana menggeretakan gigi menonton taehyung dan yura.
"Jadi kau sudah sadar hm?"
Jungkook mengangguk, "aku sudah meminum teh yang ada dimeja noona"
Yura merasakan atmosfer menjadi tegang saat taehyung duduk disamping jungkook yang sepertinya sudah mendapat akal sehatnya kembali. Bahkan setelah mabuk, pria muda itu masih bisa menatap nya dengan mata bulatnya yang tak berdosa itu.
Yura pergi kekamar dan menggendong angel yang setengah terbangun dari tidurnya. Gadis kecil itu menguap lebar dan mendecakan mulutnya yang basah karena liur.
"Angel apa kau lapar? Ayo kita buat bubur untukmu ya", yura mencium pipi angel dengan gemas.
Dalam gendongan nya, yura merebus air dan membawa secangkir teh untuk taehyung yang masih duduk di ruang tamu bersama jungkook.
Ia memberikan cangkir teh dan obat pereda mabuk untuk taehyung dan duduk di lantai bersila bersama angel yang ikut duduk dipangkuan yura, balita cantik itu tersenyum lebar mendapati pemandangan 2 orang pria tampan duduk di hadapannya.
"Sebenarnya apa yang kalian lakukan? Kenapa jungkook sampai bisa lebam begitu?", tanya yura dengan pandangan yang tak lepas dari taehyung.
Taehyung melirik jungkook sekilas, tetapi pria itu seolah tidak peduli dan hanya meminum obat yang sudah diberikan sang kekasih.
"Tae~"
"Aku tidak melakukannya", ujarnya tanpa melihat yura sama sekali. Ia memilih untuk tersenyum kepada angel yang semakin senang melihat ketampanan taehyung.
Yura yang mendengar itu memutar matanya malas, "apa jungkook meninju kepalanya sendiri? Begitu maksud mu?", katanya sambil mengamati jungkook yang memegang wajahnya meringis.
Dahi taehyung mengerut. Dia merasa tidak terima menedengar tuduhan tidak langsung dari yura, "jadi kau menuduh ku begitu?"
Taehyung sebenarnya tidak merasa jika dia melakukan hal-hal aneh saat minum bersama pria kecil yang bernama jungkook ini. Jungkook benar-benar merusak moodnya ditambah sekarang yura yang menuduhnya.
Ekspresi taehyung mengeras setiap kali mendnegar ringisan kesakitan jungkook yang baginya dibuat-buat. Kesal, pria itu berdiri terhuyung dan meraih jaket nya di soda lalu pergi dengan tergesa-gesa mengabaikan panggilan yura.
"Noona, apa kau tidak mengejar taehyung hyung?"
Yura menghela nafas menatap jungkook sekilas, "biarkan saja... dia pasti akan kembali dan meminta maaf"
"—apa masih sakit? Maaf. Setelah airnya panas aku akan mengompres lebamnya"
Jungkook mengangguk pelan, "tapi aku merasa tidak enak, aku tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya... kalian jadi bertengkar"
yura tertawa renyah sambil mengibaskan tangannya mendengar penuturan jungkook yang baginya lucu, "ah~ tenang saja. Aku dan dia memang sering bertengkar... anehnya kami masih bersama"
"Lalu kalau memang kalian serimg bertengkar kenapa masih pacaran? Putus saja...", gumam jungkook.
"Ah~ kau lucu sekali", yura memalsukan senyumannya. Yura sepertinya harus dibuat terbiasa dengan jungkook yang kadang berbicara asal.
Mungkin karena dia lebih muda dari yura.
"Mungkin karena aku mencintai taehyung", sambung yura kembali.
Jungkook yang mendengar itu, sekilas memandang nya dengan mata memicing lalu kembali menetralkan ekspresi wajahnya, "bagaimana jika noona tidak suka lagi dengan hyung?"
"Apa maksudmu?!", yura tanpa sadar meninggikan nada bicaranya.
Mereka terdiam cukup lama hingga angel menarik baju yura saat bunyi teko air nyaring bersuara dari dapur.
Sebelum pergi, yura memandang jungkook sambil menggendong angel, "sepertinya kau sudah bisa mengobati lebam mu sendiri di rumah mu jeon jungkook. Sampai jumpa.... "
Ya, yura tidak dapat mengungkiri jika dia merasa tidak nyaman setiap jungkook membicarakan hubungannya dengan taehyung atau masalah pribadinya.
"Angel... jangan pernah mengizinkan pria minum ke rumah mu ok", bisiknya pada angel yang hanya dibalas tawa angel yang menggemaskan.
To be continued
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro