Putri Zahard
Ini hanya sudut pandang lain yang menceritakan betapa kejamnya dunia pada mereka yang tak terpilih. Mereka yang harus bekerja keras untuk mengakui diri layak dicalonkan menjadi seorang yang nantinya pun layak membawa nama Zahard dan darah Zahard. Bila beruntung mungkin mereka bisa menjadi permaisuri Zahard seperti rumor meski banyak yang membantah dengan bagaimana Arlene Grace masih berada di menara.
Menjadi kuat merupakan keharusan bagi mereka, memiliki kekuatan hal yang wajar. Jika beruntung mereka akan mendapatkan senjata legendaris yang menjadi bukti pengakuan bahwa mereka layak atas gelar yang mereka emban dan menjadi terkuat dari yang terkuat.
Pengakuan membuat mereka berlomba-lomba memanjat menara. Menaikkan level hingga batas yang tak dikira. Membawa semua kehormatan nama Zahard di dalamnya demi menjadi layak atas darah yang disuntikkan ke dalam mereka.
Ini hanyalah kisah sedih dari sisi gelap dunia. Salah satu sisi gelap Zahard. Sepatu kaca yang hanya bisa dilihat tanpa bisa dikenakan. Putri Zahard. Perebutan kekuasaan demi rumor palsu yang bahkan tak perduli raja tampikkan. Cerita kelam menara bagi wanita-wanita yang terpaksa bersaing.
Garam Zahard, begitu orang-orang mengetahuinya. Salah satu putri Zahard yang rela membunuh saudari sedarahnya demi kekuatan dan menyingkirkan saingan untuk duduk di kursi kuasa berdamping dengan raja menara. Memerintah menara dan menjadi permaisuri menara.
Sayang, semua keinginannya menghilang ketika ia bertemu pandang dengan pangeran kerajaan yang bahkan memiliki kekuasaan lebih di dalam dirinya. Jyu Viole Grace-Zahard. Putra dari raja menara yang dilahirkan langsung oleh cinta dalam hidup raja menara. Seorang yang menjadi titik lemah raja.
Garam bukanlah orang suci pun bukan pendosa meski tangannya telah ternodai oleh darah demi perebutan hal yang jelas tidak akan pernah terjadi. Ia akan dengan mudah memanipulasi anak tersebut dan memaksa raja menara menikahinya dan menjadikan ia permaisuri. Hadiah bagi putri Zahard setelah berhasil mendapatkan ketiga belas senjata bulan.
Sayang, mata indah itu pula membawa Garam kembali. Sebuah kisah klasik tentang jiwa tersesat diselamatkan oleh sebuah mata indah. Ah benar, Garam seharusnya tidak bertemu pangeran atau ia harus mengikhlaskan kepalanya yang telah ia jaga sedemikian rupa terpajang di kamar tidur raja untuk menjadi koleksi keberhasilannya karena menjaga putra kecilnya.
Garam bukan orang suci, ia pendosa. Mengambil sedikit keuntungan tidak akan menjadi masalah besar. Putri Zahard dilatih untuk mereput tahta dan menjadi yang terkuat dari yang terkuat. Memaksa batasan-batasan tubuh melampaui batasan itu sendiri. Menjadi kekuatan itu sendiri.
Garam pendosa, dan di bawah senyum indah Pangeran ia menahan tangis atas dosanya. "Kakak Garam, mengapa bersedih?" Suara pertama yang ia dengar dari seorang yang harusnya ia gunakan. "Bam akan di sini dengan Kakak Garam, karena kita adalah saudara, bukan?"
Sekali lagi Garam menemukan alasan untuk melihat dunia tidak jahat. Menara tidak hanya memiliki noda hitam. Ada setitik putih yang akan menyelamatkan siapa saja yang menemukannya. Garam adalah pendosa, begitulah ia merasa pada akhirnya. Ia telah terbutakan oleh perselisihan dan meninggalkan saudarinya demi keinginan yang bahkan tak ia bayangkan akan sanggup ia miliki.
"Bam ingin belajar sesuatu? Aku bisa mengajarimu beberapa pertarungan."
Bam memandang bingung saudarinya. "Mengapa? Apakah Kak Garam juga ingin Bam lebih kuat dan mampu memanjat menara?"
Senyum lembut yang telah lama hilang karena perselisihan muncul. "Tentu, Bam. Saudarimu tidak ingin kau meninggalkannya karena terlalu lemah ketika memanjat," Balasnya ringan disertai tos ringan antara ia dan Bam. Seakan mengikat janji tak terucap untuk saling melindungi di dunia yang penuh gelap.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro