Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Papa V dan Dada Zahard

Bam berguling-guling disekitar Zahard dan V yang saat itu sedang duduk menikmati teh sore di halaman mansion milik keluarga Grace.

Ia memakan makanan ringan yang dibuat oleh sang ibunda tercinta, Mama Arlene yang saat ini masih sibuk di dapur bersama pelayan lainnya. Bam kembali mengambil makanan di meja dan duduk di pangkuan sang Papa yang sedang menikmati tehnya.

"Papa, Bam mau juga," rengek anak tersebut yang dibalas elusan pada kepala bersurai coklat tersebut. "Ini teh apa, Pa? Kok warnanya hijau?"

V terdengar terkekeh pelan. "Ini namanya teh hijau," balas V lembut. "Bam ingin mencobanya?"

"Tidak," Bam menggeleng keras. "Seperti lumut, Bam gak mau."

Zahard yang duduk di sebelah V tertawa keras mendengar perkataan bayi kecilnya. "Putra Dada pintar sekali," kekehnya. "Coba saja, enak."

"Tidak mau! Dada saja minum tehnya warna coklat, masa menyuruh Bam minum teh warna hijau." Bam memasang wajah menyeramkan yang menggemaskan untuk memarahi sang Dada. "Papa, boleh Bam minta sedikit tehnya?"

V mengelus hidung sang anak yang. "Tidak boleh nakal dengan Dada, Bam. Dada tidak suka tehnya karena tidak sesuai seleranya, nanti Dadamu akan muntah."

"Jangan menjelekkanku, kau saja yang suka minum seperti orang tua," Zahard membalas, tidak terima dijelekan di depan putra tersayang. "Bam, Papamu hanya suka mengatakan kebohongan, mana mungkin Dadamu yang hebat ini akan muntah hanya karena sebuah teh."

"Kalau begitu, kenapa tidak minum saja, Dada?" Bam menatap Zahard polos. Mata tersebut berbinar seakan menatap hal paling memukau.

V terkekeh pelan melihat sang sahabat yang tercekat. Ia melihat pirang tersebut mulai memerah dan memegangi dadanya. "Dada bisa mati dengan semua keimutanmu, Bam."

"Dada! Jangan mati, Dada! Papa tolong beri Dada napas buatan!" Bam terlihat panik, ia meloncat dari pangkuan V setelah V membiarkan putranya lepas dari pangkuannya. "Papa, jangan tertawa!"

"Bam," Zahard memanggil Bam lirih, ia mengelus lembut rambut putranya. "Jadilah putra yang dibanggakan, Dada mencintaimu."

"Dada!!" Bam duduk di perut Zahard yang sudah tergeletak di lantai halaman. "Papa! Tolong Dada," teriak Bam penuh kepanikan ditambah air mata mengalir di wajah imut tersebut.

V berjalan mendekati Zahard dan menutup jalur napas raja menara tersebut. "Sepertinya Papa memang harus memberi Dadamu napas buatan."

Zahard tanpa aba-aba langsung duduk dan mendorong laki-laki lain menjauh darinya. V terkekeh pelan melihat wajah panik raja menara tersebut. "Jangan mendekat, V, aku memperingatimu!" Ia kemudian berdiri. "Arlen, suamimu gila."

Tawa V kian keras melihat Zahard yang berjalan menuju ke dalam, mencari Arlene sembari mengatainya. V berharap Edahn di sini menemaninya menertawai raja berdarah dingin tersebut.

V tersadar dari tawanya setelah merasakan sang putra memukul pahanya. "Ada apa, sayang?"

"Dada kenapa, Pa?" Bam melihat V polos. V menggendong bayi mungilnya dan mencium gemas pipi bulat tersebut gemas. "Pa, berhenti, geli."

"Dadamu sudah bangun, Bam. Ayo kita ketempat Mama dan Dada." V berjalan masuk menuju dapur. Jam makan malam sudah dekat, dan ia tak ingin putranya kelaparan.

Note: Aaaaaa, saya ga berhenti senyam-senyum macam kerasukan gegara momen Zahard sama V. Kenapa sih saya suka sekali kapal hantu T~T bentuk dan wujud serta interaksi antara Zahard sama V saja belum terkuak dan saya sudah main ship saja T~T

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro