1.8 | Come To Me
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
BAIK Daniel maupun Seongwu yang baru saja membuka mata dan masih dalam penampilan khas orang bangun tidur, kedatangan Nyonya Kang ke hadapan keduanya sambil membawa Jisung di sisinya adalah sebuah kejutan yang benar-benar tidak terbayang untuk Daniel dan Seongwu.
"Eomma kenapa datang tiba-tiba?"
"Kau harusnya membiarkan Eomma masuk terlebih dahulu, Kang Daniel. Dasar tidak sopan, Ah! Seongwu!" dengan wajah senang ia lalu memeluk Seongwu dengan hangat. "Aku sangat ingin bertemu denganmu, karena itu aku memilih untuk naik pesawat untuk ke Seoul hari ini."
Daniel benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi dengan kedatangan Ibunya yang tiba-tiba dan hal itu membuat Seongwu yang sama-sama bingung, harus mengikuti kemanapun sang Nyonya Kang menyeretnya.
"Oh iya bagaimana kabar Kuanlin? Apa dia masih demam?" tanya Ibu Daniel sambil menatap putra semata wayangnya.
"Dia pasti masih tertidur, tapi keadaannya sudah lebih baik dibanding dua hari yang lalu."
"Syukurlah, kalau dia masih tidak pulih juga kita bisa membawanya ke rumah sakit untuk dirawat intensif, kata Jisung dia mengalami sedikit stress karena pergantian lingkungan yang cepat."
"Aku juga memikirkannya Eomma, karena itu mungkin dengan keputusanku ini... aku dan Seongwu bisa memberikan sedikit rasa familiar untuk Kuanlin dan kami bisa fokus untuk melihat bagaimana perkembangan Kuanlin."
Ibu Daniel tertawa pelan mendengar penjelasan anaknya, "ingat Kuanlin itu adik iparmu, bukan anakmu."
"Aku tahu!" tandas Daniel sambil menyembunyikan rona merah di kedua pipinya.
Seongwu menawarkan secangkir teh lemon untuk Ibu Daniel yang disambut dengan persetujuan, Daniel memilih untuk membangunkan Kuanlin dan mengajaknya ikut sarapan. Ibu Daniel menatap punggung Seongwu yang terlihat sibuk di balik meja Pantry. Ia bisa melihat bagaimana putranya bisa jatuh cinta pada sosok menawan di depannya.
"Apa Daniel sering merepotkanmu?"
"Tidak...," jawab Seongwu pelan.
"Dia itu suka sekali melakukan hal-hal yang membuat malu loh... apa dia tidak pernah melakukannya padamu?"
"Ah itu...."
Ibu Daniel tertawa, ia yakin putranya itu pasti membuat malu kekasihnya dengan tindak konyolnya. Dirinya di masa muda juga memiliki sifat itu, kenangan saat ia dan Ayah Daniel dalam masa-masa jatuh cinta dan berbahagia hingga mereka memiliki Daniel kini bermain di pelupuk matanya. Ia lalu menatap secangkir teh lemon panas pemberian Seongwu dengan tatapan menerawang.
"Seongwu-ah!" panggil Ibu Daniel pelan.
Ia menatap Seongwu dengan tatapan intens, seolah hendak memberitahu Seongwu banyak hal lewat tatapannya.
"Tolong jaga Daniel yah... aku berharap kalian berdua bisa berbahagia."
Hati Seongwu tersentuh, ia bisa menyadarinya. Kasih sayang tanpa batas yang dimiliki oleh wanita yang kini menggengam jemarinya itu terasa nyata. Seongwu mengangguk dan menatap Ibu Daniel dengan kedua mata berkaca.
"Aku mendoakan kebahagiaan kalian, ingat kalau suatu hubungan akan berjalan jika orang yang berada di dalamnya mau saling menggengam tangan satu sama lain untuk melewati setiap kerikil yang ada di jalan yang mereka lalui sebelum mencapai akhir bahagia."
Seongwu mengangguk sekali lagi.
Daniel kembali ke ruang tengah dan menemukan Seongwu yang sedang mengusap wajahnya kasar dengan lengan piyama miliknya, Ibunya juga terlihat berkaca-kaca matanya. Ia tidak tahu apa yang terjadi tapi, Kuanlin yang berada di dalam gendongannya sudah disapa dengan hangat oleh Ibunya. Kedua orang itu kini saling berbincang dan terlihat jelas Kuanlin menyukai Ibu Daniel yang membawakannya hadiah.
"Seongwu, kau baik-baik saja?" tanya Daniel dengan raut wajah khawatir.
"Aku tidak apa, ingin sarapan apa hari ini?"
"Sungguh?" Daniel ingin meyakinkan dirinya.
"Iya... jadi ingin sarapan apa? Aku bisa membuat nasi goreng kimchi dan juga memanggal samgyeopsal."
"Aku akan membantu."
Seongwu membiarkan Daniel berada di sisi kanannya selama membuat sarapan mereka pagi ini. Ia juga berinisiatif untuk membuat sup tahu, karena Kuanlin yang memintanya. Daniel membuat nasi goreng kimchi dengan lincah, katanya dia hanya bisa membuat dua makanan enak seumur hidupnya dan itu adalah ramyeon dan nasi goreng kimchi. Daniel beberapa kali menanyakan Seongwu mengenai rasa dari masakannya dan membuat Seongwu tertawa.
Sarapan keluarga Kang dengan Kuanlin dan Seongwu hari ini berlangsung dengan ceria, diliputi rasa senang dan juga tawa riang Kuanlin yang telah membaik keadaannya―membuat Seongwu dan Daniel tidak bisa berhenti mengucap rasa syukur.
🌻🌻🌻
Jisung datang untuk menjemput Daniel, hari ini mereka akan pergi untuk melakukan beberapa rapat dengan para penanam saham untuk agensi Science yang tidak lama lagi akan diresmikan. Daniel mengajak Seongwu untuk ikut bersamanya sementara Ibu Daniel memohon untuk mengajak Kuanlin bermain di apartemen.
Seongwu mengikuti Daniel dan Jisung seperti layaknya anak ayam. Rapat yang dilakukan akan dilakukan di salah satu hotel berbintang yang ada di kawasan Sinsa. Daniel menyuruh Seongwu untuk duduk di dekatnya, beberapa pria paruh baya masuk ke dalam ruangan dengan pakaian formal. Tidak ketinggalan Jimin, Woojin, Minhyun dan Jaehwan. Begitu semua orang sudah berada di tempatnya, Daniel tersenyum tenang begitu sosok Sungwoon yang merupakan kuasa hukumnya masuk ke ruangan dan menjadi moderator dalam rapat pembentukan struktur perusahaan.
Sejujurnya Seongwu tidak paham dengan hal yang terjadi. Ia tidak akrab dengan suasana yang ada di sekitarnya, membuatnya merasa tertekan. Saat Daniel menggengam tangannya, ia mendongkak dan menatap senyuman di wajah kekasihnya itu dengan pandangan bingung.
"Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja."
"Pada kali ini perusahaan ini tidak hanya membuat perusahaan baru namun juga menyatuhkan salah satu perusahaan besar yang telah ada. Saat ini kita sudah bersama dengan pewaris dari Lai Group, putra tertua dari Lai Yifan. Saat pemimpin dari Lai Group meninggal dunia secara tiba-tiba dan terjadinya tindakan mencurigakan dengan membalik nama kepemilikan beberapa saham milik mendiang Yifan dan istrinya yaitu Rina... kami sudah memastikan kalau Ong Seongwu dan adiknya yaitu Lai Kuanlin adalah orang yang berhak atas perusahaan itu. Kami sudah mengajukan kasus ini ke pengadilan dan meminta Jaksa untuk melakukan penyidikan pada kecurigaan adanya penipuan, korupsi dan pelanggaran kontrak di dalam group itu. Dan demi menyelamatkan saham yang ada, kami melakukan tindakan pencegahan dengan cara ini. Menyatukan Lai Group dengan perusahaan milik kita."
Seongwu bingung. Bagaimana bisa? Sejak kapan dia menjadi pewaris? Dia bahkan tidak tahu kalau ia berhak atas harta milik Ayah tirinya itu. Sungwoon yang memimpin rapat tersenyum tenang saat Seongwu menatapnya dengan pandangan kaget bercampur bingung, sementara para calon penanam saham yang tadi meremehkan keberadaan Seongwu kini menelan ludah pelan.
"Aku akan menjelaskannya sepulang nanti, rasanya penjelasanku beberapa hari lalu memang masih membingungkanmu."
"Karena itu, Daniel yang akan menduduki kursi Direktur Utama dari Science Group, lalu Ong Seongwu yang menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan hari ini bergabung dengan kita semua untuk memastikan para Direksi yang ada bisa dipercaya dalam menjalankan perusahaan ini."
Sungwoon lalu melanjutkan rapat dengan membuat Jisung duduk sebagai Direktur, seseorang yang akan menjalankan perusahaan. Minhyun dan Jimin duduk di bagian Regional, sementara Jaehwan dan Woojin akan bergabung di dalam direksi seolah menjadi pengintai jika para orang tua yang rakus akan harta dan uang hendak mengusik perusahaan mereka.
Seongwu benar-benar harus meminta penjelasan dari kekasihnya itu secepatnya. Karena kepalanya terasa seperti ingin meledak. Rapat di akhiri dengan dibukanya penjualan saham milik Science Group dan penandatanganan sebuah perjanjian, Sungwoon menjelaskan dengan padat untuk membuat Seongwu dapat mengerti inti dari perjanjian yang ada.
Daniel tersenyum geli melihat wajah kelelahan Seongwu yang seperti disuruh bekerja tanpa henti selama berjam-jam. Jisung dan Minhyun berpamitan untuk mengurus beberapa hal sambil tersenyum geli melihat Seongwu yang baru berusia dua puluh tahun beberapa minggu lalu kini mengalami begitu banyak rollercoaster kehidupan yang membuatnya kewalahan, ia pikir kalau kekasihnya itu hanya seorang Idol ternama Korea Selatan, namun ternyata Daniel bukan orang yang sesederhana itu. Siapa menyangka kalau ia begitu lihai memainkan saham, mengerti keadaan pasar dan banyak hal.
Seongwu benar-benar tidak tahu kalau Daniel adalah sosok jenius di balik tampang polosnya di kesehariannya. Entah kenapa Seongwu merasa tidak percaya diri secara tiba-tiba saat mengetahui Daniel yang memiliki banyak talenta di berbagai bidang, terlihat sangat keren. Dan sulit untuk diraih oleh Seongwu, seseorang yang bahkan baru akan menjalani ujian masuk universitasnya beberapa minggu lagi.
"Hei... kenapa melamun sejak tadi?" tanya Daniel dengan senyuman di wajahnya.
"Aku merasa lelah."
"Aku tahu, semuanya pasti terasa mengejutkan untukmu."
"Hyung melakukan semua rencana ini tanpa memberitahuku dan itu tidak adil. Bagaimana bisa Hyung tahu soal wasiat, pewaris dan segala macam hal soal Lai Group? Aku bahkan tidak tahu kalau aku ini mendapat bagian bagian dari semua ini."
Daniel tertawa pelan mendengar keluhan dari kekasihnya itu.
"Berterima kasihlah pada Minhyun-hyung yang berteman baik dengan Jonghyun-hyung yang memegang banyak dokumen rahasia milik Yifan. Dia tahu kalau cepat atau lambat keluarganya akan menyingkirkannya dan Rina, karena itu ia segera menulis surat wasiat dan memastikan kalau Kuanlin dan kau memiliki saham terbesar di Lai Group. Beberapa sanak saudaranya yang berada di bawah kepemimpinannya berusaha membalik hak itu untuk menguasai perusahaan... biar aku tebak pasti beberapa dari mereka sudah mengganggumu, bukan?"
Seongwu mengangguk pelan.
"Tidak perlu cemas, saham milikmu dan Kuanlin sudah aman dan berada di bawah Science Group. Mereka tidak akan bisa menggangu gugat hal itu, ditambah lagi... mereka harus mulai memikirkan bagaimana cara untuk meringankan hukuman yang akan mereka terima karena melakukan banyak kejahatan."
"Aku tidak pernah memikirkan akan terlibat dalam masalah serumit ini Hyung."
"Santai saja, ini memang masalah yang terlalu luar biasa untuk pemuda yang baru saja menikmati bir pertamanya beberapa minggu lalu. Aku pasti mengatasi seluruh permasalahan ini hingga tuntas, kau cukup fokus dengan apa yang hendak kau lakukan. Ujianmu sudah tinggal beberapa minggu lagi bukan? Aku lihat kau jadi banyak melakukan hal-hal santai selama liburan."
"Hyung yang menyuruhku untuk beristirahat tidak boleh berkata seperti itu. Lagipula dibanding belajar dan membuka buku pelajaran... ujian yang akan aku hadapi lebih kepada praktik."
Daniel terkekeh geli.
"Siapa menyangka kau akan mengambil jurusan teater, kalau tahu kau ingin terjun ke dunia hiburan... aku akan merahasiakan hubungan kita. Dan aku bisa meminta Minhyun-hyung untuk membuat film dengan kau dan aku sebagai aktor utamanya."
Seongwu hanya menggeleng pelan. Daniel dan segala ide gilanya itu membuatnya harus benar-benar menjaga ucapannya, karena pria di sampingnya itu punya seribu satu cara untuk mewujudkannya.
"Jadi kau akan mengambil tawaran dari Anri? Dia memang cukup hebat membuatmu lulus seperti ini... tapi sebelum itu kau harus fokus dengan ujianmu."
"Siap!" kekeh Seongwu.
🌻🌻🌻
Tujuh minggu sudah berlalu sejak rapat terakhir yang digelar oleh direksi Science group. Daniel ingin membuka sebuah kantor agensi yang menaungi beberapa rekannya dan juga akan mulai membuka audisi masuk dalam waktu satu bulan ke depan. Dua hari yang lalu Seongwu sudah selesai dengan ujian masuknya, Daniel bersikeras untuk mengantarnya dan hampir saja mereka berdua ketahuan oleh beberapa penggemar Daniel yang mengikuti ujian masuk seperti Seongwu.
Anri dengan senang hati membiarkan Seongwu untuk menjadikan hasil dari syuting yang dilakukannya dua minggu lalu sebagai salah satu bahan pertimbangan para penguji untuk memasukkan Seongwu ke dalam deretan mahasiswa berprestasi di kampus H.
Kuanlin sudah mulai bersekolah dan dia menemukan teman baru yaitu Yoo Seonho yang terus menempelinya seperti perangko. Daniel dan Seongwu bergantian untuk pergi menjemput Kuanlin, Seongwu-pun mendapat pembelajaran mandiri dari beberapa orang mengenai mengelolah bisnis dan betapa terkejutnya Seongwu saat mengetahui kalau Jisung adalah lulusan magister jurusan management bisnis dari Universitas Seoul. Rasanya pantas saja Daniel menyerahkan jabatan Direktur kepada Jisung.
Jaehwan sempat berkonflik sejenak dengan agensi lamanya karena agensi lama dari Triple Position mengira kalau pria itu akan mengambil kesempatan untuk menjadi solois dan composer lagunya sendiri. Tidak hanya itu, Jaehwan dengan terang-terangan mengatakan kalau dia akan berada di agensi milik Daniel. Para staff Triple Position sedang dilanda kemelut karena keinginan mereka mengikuti artis yang sudah bertahun-tahun bekerjasama dengan mereka akan pergi, karena itu Jisung pergi ke agensi lama dan melakukan mediasi untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Seongwu merasa bumi berputar sangat cepat. Hampir-hampir saja ia tidak bisa mengikutinya. Saat ini ia sedang duduk di ruangan Direktur Utama dan sedang membaca beberapa koran dan majalah sambil menunggu kekasihnya yang sibuk menyusun beberapa tawaran kerjasama dengan perusahaan lain untuk program perusahaannya, tidak lupa juga memastikan administrasi keuangan yang dikerjakan oleh direktur keuangan yang dipilihnya benar sesuai dengan keinginan.
"Hyung aku ingin pergi ke kantin sebentar, tidak masalah kan?" Seongwu merasa bosan dan lapar.
"Ingin pergi bersama? Pekerjaanku akan selesai."
"Tidak perlu, ingin menitip sesuatu?"
"Tolong bawakan aku Ice Americano."
"Baiklah," lalu Seongwu bangkit dan berjalan keluar dari ruangan Daniel.
Perusahaan Daniel berjalan dengan cepat, setelah sebulan mendapatkan izin usaha―sudah ada cukup banyak pekerja yang mulai menyesaki kantor. Sebagian besar pegawainya berasal dari mutasi dari Lai Group, beberapa juga merupakan para lulusan muda yang berhasil lolos dalam tes masuk yang dilakukan.
Beberapa Seongwu membungkuk menyapa para pegawai yang mengenali Seongwu sebagai salah satu orang penting di perusahaan tentu balas menyapa dengan sopan, meskipun umur Seongwu jauh lebih muda dibandingkan mereka. Beberapa pegawai wanita bahkan tidak malu-malu untuk sedikit menggoda Seongwu yang memang sangat tampan. Apalagi saat mereka mengetahui kalau Seongwu akan masuk ke dalam jurusan teater di kampus pilihannya―mereka semakin yakin kalau Seongwu akan menjadi salah satu aset berharga di agensi Science.
Seongwu sampai di kantin perusahaan, membeli dua buah corndog dan juga Ice Americano sesuai pesanan Daniel. Melihat beberapa pencari bakat yang dipekerjakan Daniel terduduk lemas di kursi kantin membuat Seongwu merasa prihatin. Ia sedikit termenung lama sebelum akhirnya berbalik dan meminta pegawai kantin untuk memberikan satu set makan siang dan juga minuman ke para pegawai yang duduk melingkar hanya dengan beberapa botol air mineral di depan mereka sebuah free service.
Dengan senyuman di wajahnya Seongwu menghampiri pegawai itu. Salah satu pria yang duduk dengan tenang langsung memasang raut wajah terkejut karena di datangi oleh pemuda yang selalu berada di sisi Direktur Utama perusahaan mereka.
"Selamat siang, maaf mengganggu waktu istirahat kalian."
"Ah tidak masalah tuan."
Salah satu orang lalu membiarkan kursi miliknya ditempati oleh Seongwu sementara ia sendiri menarik kursi lain untuk duduk.
"Apa sesuatu terjadi selama pekerjaan kali ini?" tanya Seongwu ramah.
"Ah... kami sedikit kesulitan mencari talent untuk Idol. Beberapa menganggap kalau kami dari perusahaan abal-abalan."
Seongwu tidak bisa menghentikan dirinya untuk tidak tertawa.
"Saya rasa semua ini karena perusahaan kita masih belum dikenal secara meluas, tolong tetap bekerja keras... saya akan melakukan sesuatu untuk hal ini. Mungkin akan ada rapat lagi untuk membahas hal ini, jadi saya harap anda sekalian bisa menjelaskan permasalahan yang ada."
Usai mengatakan itu Seongwu berpamitan untuk kembali ke ruangan Daniel. Dan begitu Seongwu sampai di lift ia sempat melambai ke arah pegawai yang menerima Free Service darinya. Saat kembali ke ruangan Daniel, kekasihnya itu masih serius dengan beberapa tumpuk laporan yang dibawa. Kacamata yang digunakannya membuat sosok Daniel yang biasanya terlihat kekanakan jadi lebih serius dan dewasa.
"Ini Ice Americano-nya," ujar Seongwu sambil meletakkan pesanan Daniel di mejanya.
"Terima kasih, Baby."
"Hyung, tadi aku mendengarkan masalah mengenai kesulitannya para pencari talent untuk menemukan trainee pilihan untuk menjadi Idol. Katanya sebagaian besar orang yang ditawari oleh mereka menganggap mereka dari perusahan abal-abalan."
"Mungkin ini karena kita masih belum lama berdiri."
"Aku juga berpikir begitu... bagaimana kalau kita membuka akun sosial dan juga beberapa platform sosial baru? Aku yakin kalau kita menggunakannya maka pegawai perusahaan ini tidak akan kesulitan dalam melakukan pekerjaannya."
Daniel menatap kekasihnya dengan kedua mata berbinar.
"Itu ide yang bagus! Aku akan memberitahu Divisi Regional dan Manajer Pemasaran untuk hal ini... aku rasa Jaehwan, Woojin dan Jimin harus mengambil bagian dalam tahap promosi ini."
"Begitu juga dengan Hyung," kekeh Seongwu.
"Terima kasih untuk berita dan masukannya, aku bangga kekasihku sekarang sudah jadi sangat inovatif."
"Berhenti mengejekku Hyung, sebentar lagi Kuanlin akan selesai dengan acara bermainnya dengan Jihoon dan Jinyoung, kita harus menjemputnya."
"Ah tentu... tinggal satu dokumen lagi dan kita pergi."
Seongwu mengangguk dan membiarkan kekasihnya itu menyelesaikan pekerjaannya tanpa adanya gangguan. Bagi Seongwu tidak ada hal lain yang bisa dirinya harapkan selain semuanya baik-baik saja.
🌻🌻🌻
"Huwaaaaaaaaaaaaaaaaa...."
Jihoon meraung dengan kencang saat Seongwu dan Daniel datang untuk menjemput Kuanlin. Terlihat Jinyoung dan Kuanlin berdiri sedikit jauh dari Jihoon yang sedang menangis, keduanya terlihat saling bergandengan tangan―begitu melihat Seongwu, Kuanlin berlari menghampiri Kakaknya itu dan menatap Jihoon dengan raut wajah kesal.
"Ada apa?" tanya Seongwu.
"Itu... Jihoonie larang Alin main engan Jinyoungie."
"Eh?"
Daniel memanggil orang yang mengawasi ketiganya selama bermain dan meminta penjelasan. Jihoon masih menangis dengan kencang bahkan setelah Seongwu menghampirinya dan mengusap airmata yang mengalir di pipinya.
"Saya juga tidak begitu paham tuan. Jihoon tiba-tiba tidak mau Jinyoung berdekatan dengan Kuanlin dan hal itu membuat Kuanlin kesal... setelah itu Jihoon menangis seperti ini, saya sudah coba membujuknya tapi tetap saja...."
Seongwu mengembuskan napas dan menatap Jihoon yang masih terisak.
"Jihoonie, mau beritahu Hyungie apa yang terjadi?"
"Hyungieeee... Alin tida mau dengan Jihoonie! Ta-tadi Jihoonie mau main lumah-lumahan... Alin tida mau jadi pacal Jihoonie, katanya Jihoonie gendut."
Daniel hampir saja tertawa keras mendengar penjelasan Jihoon kecil yang sedang terisak.
"Eh... Linlin mengatakan Jihoonie gendut?"
Jihoon mengangguk.
"Katanya Jihoonie jelek jadi tida bica jadi pacal Alin."
Daniel dengan cepat menurunkan Kuanlin yang sejak tadi ada di gendongannya dan berlari keluar untuk tertawa hingga puas. Seongwu yang melihat hal itu benar-benar ikut dibuat kesal. Saat Seongwu menatap ke arah adik laki-lakinya, ia sedang diam menatap Jihoon dan Seongwu dengan kedua mata bulatnya sambil memasang wajah tidak bersalah.
"Alin pasti tadi hanya bercanda saja. Jihoonie tidak jelek kok... Jihoonie kan manis dan tampan," ujar Seongwu mencoba menghibur hati Jihoon.
"Tapi Jihoonie kan jele!" tandas Kuanlin.
"LINLIN NAKAL!" jerit Jihoon.
Sementara Jinyoung sejak tadi hanya berdiri di dekat jendela sambil melihat Daniel yang tertawa terpingkal-pingkal di taman, tepatnya di bawah pohon sakura yang berada di dekat ruang bermain mereka.
"Alin tidak boleh seperti itu, ayo minta maaf pada Jihoon."
"Tida! Jihoonie suka malah-malah! Linlin ga suka, Linlin mau main sama semua. Jihoonie tida bole malah!"
"Nanti Alin diambil olaaang!" tangis Jihoon kembali pecah.
Dan rasanya Seongwu ingin melempar Daniel yang kembali dengan wajah memerah karena tertawa cukup puas di luar. Meninggalkan Seongwu yang sudah tidak tahu lagi harus berkata apa untuk meredakan emosi di antara dua bocah laki-laki yang ada di dekatnya ini.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro