Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

0.6 | Let Me Be On Your Side


🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈

DANIEL muncul sambil memakai kemeja bermotif bunga yang lumayan heboh di depan pintu apartemen tempat Seongwu berada. Seongwu menatap Daniel dengan pandangan bingung bercampur kaget karena melihat pria itu membawa beberapa koper dan tas di belakangnya.

"Eeee... ada apa ya Daniel-hyung?" tanya Seongwu dengan wajah bingung.

"Mulai sekarang aku akan tinggal di apartemen ini juga," jawab Daniel sambil tersenyum.

Hampir saja Seongwu mengumpat saat Daniel menerobos masuk sambil menyeret kopernya, namun Seongwu harus ingat kalau tempat yang ditinggalinya tiga hari ini adalah milik pria berambut kuning jagung itu. Akhirnya Seongwu memilih untuk membantu Daniel membawa dua kopernya yang lain masuk, Kuanlin yang sedang menonton di ruang tengah menatap Daniel dengan sepasang manik mata berbinar.

"Hyungie!" jerit Kuanlin.

"Halo jagoan, lama tidak bertemu!" sapa Daniel sambil menangkap tubuh Kuanlin.

Daniel mengangkat tubuh Kuanlin dan hal itu membuat tawa Kuanlin memenuhi apartement yang awalnya di dominasi oleh suara dari televisi yang dinyalakan oleh Seongwu. Sambil menggendong Kuanlin, Daniel dengan cepat mendorong koper miliknya masuk ke salah satu kamar yang ada, Seongwu yang sedikit kewalahan dengan barang-barang Daniel lalu dikejutkan dengan sebuah pergerakan dari dua kotak yang berada di atas koper yang dibawanya.

"Apa ini...," gumam Seongwu pelan.

"Meong...."

Seongwu yang kaget sontak berseru kaget, membuat Daniel dan Kuanlin yang awalnya sedang bercanda segera menghampiri Seongwu yang kedua matanya melebar karena terkejut, setelah melihat hal yang membuat Seongwu terkejut-Daniel hanya tertawa. Sebab hal yang membuat Seongwu berteriak adalah dua ekor kucingnya yang berada dalam tas kandang.

"Sepertinya kau sudah bertemu dengan Peter dan Roonie."

"Peter? Eh maksud Hyung supir yang waktu itu?"

"Ah bukan! Astaga hahaha aku lupa...," Daniel lalu menurunkan Kuanlin dari gendongannya dan mengambil dua tas kandang dan saat membebaskan kedua kucing rumahan yang memiliki tubuh tambun.

Kuanlin bersorak dan langsung berniat menangkap Rooney, si kucing tiga warna. Begitu menangkap Roonie, Kuanlin langsung memeluknya seperti sebuah boneka. Rooney yang memang telah jinak kini bergelayut manja ke tubuh Kuanlin kecil. Seongwu yang disodorkan Daniel sosok Peter yang memiliki warna orange ke arah Seongwu.

"Perkenalkan, ini Peter." Daniel menggendong Peter dengan posisi wajah Peter menghadap kepada Seongwu.

"Halo, Peter!" sapa Seongwu sambil mengelus lengan kucing yang disodorkan oleh Daniel.

Daniel lalu meletakkan Peter ke lantai dan kucing itu langsung mendekat ke arah Kuanlin yang disambut Kuanlin dengan sebuah teriakan senang juga tawa yang melengking tinggi. Seongwu dan Daniel saling melempar senyum sebelum ikut tertawa melihat bagaimana senangnya Kuanlin dengan teman barunya.

"Ah itu... kenapa tiba-tiba Daniel-hyung pindah? Apa terjadi sesuatu?" tanya Seongwu dengan raut wajah sedikit khawatir.

"Sebenarnya aku ada beberapa syuting yang lebih cepat jika aku berangkat dari apartemen ini. Jadi aku memutuskan untuk pindah ke sini, apa kau keberatan?"

"Tentu saja!" ingin rasanya Seongwu berteriak protes seperti itu, namun ia harus tahu diri. Apartemen itu sejak awal adalah milik Daniel yang berarti pria di depannya itu memiliki hak untuk ikut tinggal bersamanya di bawah atap yang sama.

"Tentu saja tidak, kalau memang tinggal di sini memudahkan pekerjaan Daniel-hyung ... aku rasa memang lebih baik tinggal di apartemen ini saja."

"Kalau begitu... mohon bantuannya, aku berada dalam penjagaanmu."

Daniel membungkuk ke arah Seongwu dan hal itu membuat Seongwu ikut membungkuk.

"Apa Hyung butuh bantuan untuk membereskan isi koper Hyung?"

"Ah tidak perlu, Jisung-hyung yang akan membantuku nanti. Dia sedang berada di toko roti yang ada di depan apartemen untuk membeli beberapa kue, katanya ia tidak bisa datang tanpa membawakan Kuanlin hadiah."

Seongwu tertawa pelan mendengar ucapan Daniel. Jisung memang jadi sangat lengket dengan Kuanlin, ditambah lagi beberapa kali Jisung menelfon Seongwu dan selalu ditanyai oleh Kuanlin, apakah itu dari Jisung atau bukan. Kuanlin juga tidak segan mengatakan hal yang diinginkannya kepada Jisung dan meskipun Jisung mengatakan ia tidak keberatan, tetap saja Seongwu tidak enak hati.

Tidak lama kemudian terdengar pintu yang dibuka bersamaan dengan sosok Jisung yang masuk membawa satu tas besar berisi roti dan kue dari toko yang ada di depan komplek apartemen. Jisung masih menempelkan ponselnya ke telinga sambil terus berbicara saat masuk, mengabaikan Seongwu dan Kuanlin yang asyik mengelus perut kucing Daniel. Jisung meletakkan tas berisi roti itu di atas meja dan membanting tubuhnya ke atas sofa sambil menahan rasa kesal.

"Yak! Hwang Minhyun, kau harusnya sekarang fokus dengan pekerjaanmu. Ingat kali ini televisi yang mengontrakmu adalah stasiun televisi nasional, kau harus bekerja sungguh-sungguh! Aku tidak akan pergi menemuimu sampai kau menyelesaikan pekerjaanmu itu!" Dan Jisung langsung mematikan panggilannya.

Wajahnya yang awalnya masam langsung berubah cerah saat melihat Kuanlin yang menggendong Peter di tangan mungilnya.

"Linlin! Hyung merindukanmu...," Jisung langsung membawa Kuanlin ke dalam pelukannya.

Kuanlin-pun hanya tertawa riang saat Jisung mencium pipinya dan meniupnya hingga menimbulkan suara lucu, kedekatan keduanya membuat Seongwu merasa senang karena adik kecilnya itu mampu membuat orang lain jatuh cinta dengan cepat. Daniel yang baru selesai mandi bergabung dengan ketiga orang yang sibuk membuka kotak kue yang dibawa oleh Jisung. Seongwu meraih kue sus dan memakannya, wajahnya terlihat begitu senang saat krim yang ada di dalamnya melumer dan memenuhi mulutnya. Daniel yang melihat hal itu tidak bisa menahan diri untuk tidak mencuri pandang ke arah pemuda manis yang sejak tadi memuji kue yang dimakannya.

Kuanlin yang menyadari kalau Daniel sedang menatap Seongwu dengan pandangan intens, langsung turun dari pangkuan Jisung dan berjalan menuju ke arah Seongwu. Ia duduk di antara kaki Seongwu dan menatap Daniel dengan raut wajah mengerinyit.

"Hyungie jangan lihat-lihat Uwu-hyung gitu!" teguran keras Kuanlin membuat Seongwu balas menatap Daniel dengan pandangan bingung.

"Eeee Hyung hanya ingin makan kue juga kok, bukan melihat Seongwu!" elak Daniel dengan telinganya yang menjadi merah.

Daniel lalu memasukkan kue sus ke dalam mulutnya dan menatap Jisung yang kini tersenyum geli ke arahnya. Daniel dan Jisung mulai membicarakan mengenai pekerjaan yang akan Daniel lakukan besok, ia mengatakan kalau Daniel harus menghadiri sebuah acara musik dan menjadi MC tamu di acara itu. Seongwu yang memperhatikan bagaimana seriusnya Jisung menjelaskan segala sesuatu mengenai pekerjaan kepada Daniel, dalam hati Seongwu menyadari kalau bekerja sebagai publik figur apalagi Idol tidaklah semudah yang ia bayangkan. Ada banyak hal yang harus ia pahami dan lakukan, mulai dari bagaimana membaca skrip drama, verityshow, kontrak hingga peraturan yang ada. 

Seongwu selama ini berpikir kalau Daniel hanya perlu berakting dan bernyanyi juga menari saja di depan kamera dan semuanya akan selesai. Ia akan mendapatkan bayarannya. Namun ternyata sesuatu dibalik itu lebih rumit dari yang dikiranya, Seongwu menghela napas saat semalam ia berpikir untuk bertanya pada Jisung mengenai bagaimana menjadi aktor. Seongwu yang datang dari bagian pinggir kota tentu saja tidak begitu akrab dengan dunia barunya ini, setiap hari yang dilakukan Seongwu hanyalah datang ke sekolah, menjalani waktu yang ada, pulang ke rumah dan mulai mengurus segala sesuatunya sambil menunggu ibunya kembali dan terakhir ia akan kembali tidur. Kehidupan sebagai bintang idola seperti yang dijalani oleh Daniel begitu mewah untuknya, karena itu Seongwu akhirnya memilih menelan pemikirannya untuk menjadi seorang aktor. 

"Hyung, ni apa?" tanya Kuanlin sambil memencet seluruh isi kue sus yang dipegangnya dan mulai mengotori pakaian dan tangannya. 

"Astaga Kuanlin, ah lihat... kau jadi kotor lagi. Ayo Hyung akan membersihkan tubuhmu."

Dengan cepat Seongwu berdiri dan berjalan menuju ke wastafel, mengabaikan tatapan Jisung yang sejak awal menyadari kalau raut wajah Seongwu jadi lebih sering murung sejak kembali dari acara syuting tempo hari. Ia lalu dengan kasar menyikut rusuk Daniel dan membuat Daniel mengaduh kesakitan. 

"Apa lagi yang kau lakukan pada Seongwu? Kau membuatnya marah selama aku pergi membeli kue untuk kalian?" tanya Jisung dengan suara berbisik. 

"Aku tidak melakukan hal buruk! Aku hanya memperkenalkan Seongwu dan Kuanlin pada Peter dan Rooney."

"Jangan-jangan dia membenci kucing?"

"Tidak, dia bahkan bermain dengan Peter tadi."

Jisung lalu diam mencoba berpikir mengenai hal yang mungkin terjadi. Sejujurnya Jisung merasa khawatir dengan kondisi kesehatan mental Seongwu, meskipun sudah mengikhlaskan keluarganya, tetap saja trauma itu akan membekas hingga ke alam bawah sadarnya. Seongwu adalah anak yang baik dan juga penurut, namun rasanya Jisung seperti tidak pernah bisa melihat sosok Seongwu yang sebenarnya, sosok Seongwu yang tidak menahan diri untuk menunjukkan bahwa inilah dia! Ini adalah Seongwu yang selama ini berada di dalam sana. 

Namun Jisung tahu hal itu berat, ada Kuanlin yang menjadi tanggung jawab Seongwu saat ini. Bersikap sesuka hati dan tanpa pertimbangan bisa membuat Kuanlin terluka, karena itu Jisung mencoba meringankan sedikit beban Seongwu. Ia juga ingin Seongwu tahu kalau ia pasti akan membantu Seongwu, bukan karena rasa kasihan atau apa—Jisung hanya merasa Seongwu berhasil menggerakkan sesuatu di dalamnya untuk melindungi dua saudara itu. 

"Hyung, apa kau bertengkar dengan Minhyun-hyung lagi?" tanya Daniel tiba-tiba sambil melihat ponselnya. 

"Abaikan saja dia, aku tidak suka dengan orang yang tidak bisa fokus pada pekerjaannya hanya karena memikirkan urusan ranjang saja."

"Aku tidak meyangka kalau Minhyun-hyung yang seperti itu senang dengan kegiatan ranjang, apalagi denganmu Hyung," ejek Daniel yang dihadiahi cubitan di bagian lengan. 

"Memangnya kau pikir orang yang terlihat sempurna sepertinya itu memang benar-benar ada? Harusnya kau curiga. Orang yang terlihat bersih seperti itu biasanya memiliki masalah dalam mengendalikan napsunya."

Daniel hanya tertawa mendengar omelan Jisung, meskipun begitu—Daniel tahu kalau Jisung tidak main-main dalam kisah percintaannya. Tidak sepertinya, mengingat bagaimana Jisung dan Minhyun memulai hubungannya, sepertinya Daniel harus merasa bertanggung jawab akan hal itu. Semuanya dimulai saat Daniel yang merengek seperti bayi kepada Jisung untuk memberikannya sekantung jelly yang diberikan oleh salah satu aktris yang datang, karena keributan itu Minhyun yang bekerja sebagai sutradara akhirnya turun tangan dan membujuk Daniel. Pada pertemuan kedua, Daniel dengan isengnya memanggil Jisung sebagai ibunya dan Minhyun sebagai Ayahnya. 

Dan entah bagaimana, Jisung dipergoki Daniel sedang berciuman dengan Minhyun di dalam mobil bahkan keadaan mereka berdua sudah sama kacaunya. 

"Apa Hyung akan menikah dengan Minhyun-hyung nantinya?" tanya Daniel tanpa sadar. 

Jisung menatap Daniel dengan raut wajah yang sulit untuk dipahami oleh pria yang berusia beberapa tahun lebih muda darinya itu. 

"Pada kenyataannya orang-orang sepertiku pasti hanya akan mendapatkan cibiran dan segala cacian, kau pasti tahu bagaimana ibu dan adik perempuanku kalau tahu aku berharap bisa menikahi pria yang aku cintai? Aku mungkin berakhir membunuh ibuku karena rasa terkejutnya. Selama ini aku menjalani hubunganku dengan Minhyun tanpa memikirkan soal rencana menikah atau apapun itu, karir Minhyun juga menjadi taruhannya. Lagipula hubungan antara pria seperti ini selalu identik pada napsu semata bukan?" Jisung tersenyum kecut. 

"Kalian bisa menikah diam-diam, atau mungkin mulai tinggal bersama."

Jisung menggeleng pelan. 

"Kau boleh mengatakan aku pengecut, tapi aku tidak mempercayai sebuah pengorbanan dalam cinta. Hal itu konyol, bagiku... aku bisa hidup tanpa harus mendapatkan orang yang aku cintai, aku baik-baik saja selama aku memiliki keluargaku dan pekerjaanku, hidupku yang terus berputar pada poros itu membuat semuanya jadi lebih baik."

"Bukankah itu jadi terasa... menyedihkan, Hyung?" tanya Daniel hati-hati. 

"Itu hanya bergantung pada perspektif orang-orang Daniel, kau melihat dari mana hingga mengambil keputusan seperti itu. Aku tidak mengikuti cara pandang orang kebanyakan karena aku tahu, hidup dan pilihan ini akan dijalani oleh diri sendiri... dan aku tahu hal terbaik untuk diriku sendiri."

Akhirnya Daniel mengangkat kedua tangannya, menandakan kalau dia tidak akan menanyakan apapun lagi. Sosok Jisung yang berpemikiran seperti inilah yang membuat Daniel bisa mengatasi banyak hal selama ia berkarir, tidak banyak hal yang terjadi namun tetap saja Jisung selalu mampu membuatnya keluar dari kekhawatiran berlebihan yang sering dialaminya. 

  🎈🎈🎈  

Daniel sedang berbaring di atas sofa bersama dengan Peter yang berada di atas perutnya, Kuanlin yang begitu asyik bermain dengan Rooney sedang menjadi tugas tambahan Daniel hari ini. Seongwu dan Jisung sedang pergi ke salah satu pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa bahan makanan, Jisung berniat memakai kartu kredit Daniel untuk membawa banyak daging wagyu untuk menjadi menu makan malam mereka hari ini. 

Kuanlin yang ditawari untuk pergi bersama Seongwu dan Jisung, secara mengejutkan menolak ajakan itu dan memilih untuk berada di apartemen bersama Daniel yang bermain dengan kedua kucingnya. Sejak pergi, Kuanlin memang tidak memperlihatkan tanda-tanda kalau dia ingin bermain dengan Daniel karena begitu senang mengajak Rooney berguling kesana kemari bahkan saling mengejar satu sama lain. 

"Kuanlin, bagaimana kalau hari ini kita membeli ice cream?"

"Tidak," jawab Kuanlin cepat. 

"Permen?" 

"Tidak."

"Keripik kentang?"

"Tida boyeh! Uwu-hyungie bilang... itu, Linlin bica batuk!"

Daniel tertawa pelan mendengar Kuanlin. 

"Lalu kenapa Kuanlin sejak tadi mengabaikan Hyung? Apa Hyung punya salah dengan Linlin?" tanya Daniel sambil mendekat ke arah Kuanlin. 

Kuanlin mendongkak dan menatap Daniel dengan tatapan polosnya, lalu ia kembali menunduk dan memajukan bibirnya. 

"Linlin tida cuka Hyungie lihat-lihat Uwu-hyungie tadi."

"Baiklah, Hyung tidak akan melihat Seongwu lagi seperti tadi. Tapi Linlin jangan seperti ini lagi yah, Hyung sedih. Kan Linlin teman main Hyung sekarang."

Kuanlin mengangguk setuju dan memeluk Daniel bahkan mencium pipi Daniel yang membuat Daniel sedikit terkejut. 

"Iyak iyak, Uwu-hyungie tu punya Linlin! Hyungie  tida bole lebut, tida baik!"

"Loh kenapa begitu?" tanya Daniel dengan nada sedikit protes.

"Linlin mau nikah sama Uwu-hyung! Jadi Hyungie tida bole lebut!"

Daniel meringis mendengar deklarasi Kuanlin, tapi akhirnya dia memilih untuk mengabaikannya saja. Karena dia sendiri juga tidak begitu percaya diri untuk mengakui perasaannya yang sebenarnya dipendamnya untuk Seongwu. Apa hal itu berwujud sebuah ketertarikan saja atau benar-benar cinta?

   🎈🎈🎈  

Seongwu berkeliling mencari beberapa bahan seperti jamur, sosis dan bawang bombai yang nantinya akan digunakan oleh mereka untuk memasak dan melakukan hotpot seperti rencana yang disusun oleh Jisung kali ini. Jisung berpencar dengan Seongwu untuk menjelajahi bagian lain, Seongwu yang hanya memakai hoodie berwarna hitam beberapa menunduk karena ada beberapa remaja perempuan yang berbisik saat melihatnya. 

Sejujurnya Seongwu sedang khawatir, kantung matanya memang sudah semakin parah karena ia yang tidak bisa tidur tepat waktu beberapa hari sejak kejadian kecelakaan yang menimpa keluarganya. Seongwu berpikir wajahnya terlihat sangat jelek saat ini, karena itu Seongwu memilih menghindari pandangan orang lain. Saat ia sudah selesai membeli barang yang harus dibelinya, Seongwu mulai mencari di mana sosok Jisung saat ini. Jisung yang terlihat berdebat dengan suara rendah di antara rak alat olahraga. 

"Aku sudah memperingatkanmu Hwang Minhyun!"

"Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku Hyung, aku datang ke sini tepat setelah mengerjakan naskah dan juga pemeriksaan terakhir sebelum pencarian aktor. Ayolah Hyung, aku tidak melihatmu selama hampir tiga hari ini, kau bahkan menolak untuk tinggal bersamaku."

"Karena kau itu penggila kebersihan! Aku bisa gila melihatmu menyalakan vacum cleaner hanya karena aku menjatuhkan remahan biskut di lantai!"

Minhyun jadi orang pertama yang menyadari keberadaan Seongwu yang berdiri canggung sambil mendorong troli belanja, Jisung berbalik dan telinga pria itu menjadi sangat merah karena mendapati dirinya sedang bertengkar dengan pria tinggi yang kin tersenyum ramah ke arahnya. 

"Emm itu Hyung, aku sudah selesai berbelanjanya."

"Benarkah? Kalau begitu ayo kita kembali, Kuanlin dan Daniel pasti sudah menunggu!" Jisung langsung memasukkan beberapa bawaannya ke dalam troli. 

Seongwu menatap Jisung dengan pandangan bingung, sementara Minhyun mengikuti dua orang pemuda berwajah menggemaskan itu sambil menahan senyum. Tepat saat mereka di kasir, Minhyun mengeluarkan kartu kreditnya dan membayar seluruh belanjaan Jisung dan Seongwu. Seongwu yang melihat hal itu mengucap terima kasih bahkan membungkuk sejenak sebelum Minhyun menahan bahunya dan mengatakan bahwa dia akan bergabung dengan Jisung dan dirinya untuk makan malam kali ini. 

Bahkan Seongwu dan Jisung yang awalnya naik taksi kini diantar menggunakan mobil milik Minhyun menuju ke apartemen. Sepanjang perjalanan Minhyun terus membujuk Jisung untuk mulai tinggal bersamanya, sementara Seongwu duduk di bangku penumpang dengan pikiran kosong. Bertanya-tanya Minhyun itu siapa? Apa hubungannya dengan Jisung? 

Namun pertanyaan di otaknya terus berputar, sampai akhirnya mereka sudah berada di dalam unit apartemen dengan Kuanlin yang berada dalam gendongannya. Daniel sedang memasukkan beberapa bahan ke dalam kulkas, sementara Jisung dan Minhyun masih terus berdebat di ruang tengah. 

"Emmm itu...," Seongwu menarik ujung kaos yang dipakai Daniel hendak bertanya.

"Ada apa?"

"Apa Minhyun-hyung itu saudara Jisung-hyung?"

Daniel tertawa pelan dan menggeleng, "dia kekasih Jisung-hyung ...  mereka bukan saudara."

Seongwu hampir saja tersedak ludahnya sendiri ketika Daniel mengatakan hal itu dengan tawa santai bahkan ia sedang merobek plastik pembungkus daging yang dibeli. Seongwu berkedip sedikit takjub, selama ini ia dikelilingi oleh orang-orang heteroseksual dan ia tidak menyangka Jisung adalah salah satu yang berbeda. Hal itu membuat Seongwu mencuri pandang ke arah Daniel berpikir kalau Daniel mungkin memiliki ketertarikan seksual sama seperti Jisung yang tertarik pada Minhyun. 

Namun Seongwu tidak bisa menolak kalau pada kenyataannya Minhyun adalah pria yang menarik. Dia tampan, memiliki aura lembut dan ditambah lagi sisi gantleman dari pria itu sempat membuat Seongwu sendiri merona, dan lagi dia memiliki tinggi dan tubuh yang bagus. Semua orang yang bertemu dengan Minhyun pasti mengiranya sebagai artis, meskipun pada kenyataannya dia justru adalah orang di balik layar. 

"Kuanlin, bisa bantu Hyung menaruh jaket Hyung di kamar?" tanya Seongwu sambil menurunkan Kuanlin dari gendongannya. 

Kuanlin mengangguk dan segera menerima jaket yang dipakai oleh Seongwu dan berlari menuju ke arah kamar. Daniel yang melihat hal itu hanya tersenyum, ia sedang mencuci beberapa sayuran dan selada yang dibeli. 

"Ah aku hampir lupa... apa kau akan mengambil ujian masuk kuliah pada November nanti? Hanya tersisa beberapa bulan lagi untuk mempersiapkannya. Kalau kau ingin, aku bisa memanggil kenalanku untuk mengajarimu."

"Mungkin aku tidak akan mengambilnya tahun ini, lagipula aku juga masih tidak tahu minat apa yang aku miliki... aku tidak ingin masuk ke jurusan yang tidak aku pahami dan tidak aku mengerti," jawab Seongwu sambil meringis. 

"Tentu saja... kalau begitu kau akan senggang selama setahun ini?"

"Aku mungkin akan mulai mencari pekerjaan sambilan," jawab Seongwu sambil menaruh tumpukan daun selada ke dalam sebuah wadah stenlis. 

"Apa ingin bekerja di lokasi syuting seperti tempo hari?"

"Hmmm mungkin tidak, aku mungkin akan membantu beberapa kali jika memang harus... tapi aku ingin bekerja lain, mungkin seperti menjadi pelayan di cafe."

"Bagaimana kalau bekerja di cafe ku? Dia ada di daerah Gangnam. Lumayan terkenal dan gajinya juga bagus, ah kau juga bisa menyesuaikan jadwalmu dengan shiftnya." Suara Minhyun di belakang Seongwu membuatnya terkejut bukan main, hampir saja ia menjatuhkan seluruh selada yang baru selesai di cucinya ke lantai. 

"Eh?"

"Aku bilang 'Bagaimana kalau bekerja di cafe milikku?' aku rasa kau akan menarik beberapa remaja perempuan dan para kerja wanita jika bekerja di sana. Kau tahu... dilayani pemuda setampan kau pasti akan meningkatkan penjualan di sana."

Daniel melangkah maju dan menatap Minhyun dengan pandangan awas, "Jika tujuan Hyung mempekerjakan Seongwu seperti itu... aku rasa, kau tidak akan bisa mendapatkannya."

Minhyun hanya tertawa mendengar perkataan Daniel, ia mengambil alih selada yang dipegang oleh Seongwu dan melangkah mendekati Jisung dan Kuanlin yang sedang menata minuman di atas meja. Daniel langsung berbalik dan menatap Seongwu. 

"Biar aku yang mencarikanmu tempat kerja yang tepat. Okey?"

Ingin rasanya Seongwu protes kepada Daniel karena merasa hidupnya terlalu diatur oleh pemuda itu, namun melihat raut wajah khawatir Daniel—akhirnya Seongwu hanya menangguk.

"Aku hanya ingin kau berada di sisiku dalam keadaan aman, aku sudah bersumpah akan hal itu di depan orangtuamu."

Seongwu langsung merasakan suhu tubuhnya naik begitu saja saat mendengar ucapan berupa bisikan dari Daniel. Benar-benar, pria di depannya itu sebenarnya menginginkan apa dari Seongwu sampai berbuat sampai sejauh ini—namun Seongwu memilih menjauh dari Daniel karena rasanya jantungnya bisa meledak karena berdebar begitu cepat karena pria itu. 

Daniel yang melihat wajah merona Seongwu tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan bagaimana jika pada akhirnya ia bisa memiliki hati dari pemuda cantik itu. Daniel benar-benar ingin melihat lebih dekat lagi konstelasi bintang di wajahnya itu. 

  🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈🎈  

Sleding saja aku yang lama banget updatenya wkwkwkwk... btw aku mau ngasih tau kalau kemungkinan besar 2 minggu lagi aku gak bisa update (kemungkinan besar) karena aku harus ngerjain tubes dan mulai fokus belajar buat UAS. Tapi aku pasti nyicil nulis, but gak akan di update. 

Terima kasih buat semua yang mendukung cerita ini, tenang... masih lama ceritanya baru kelar. Apalagi masih ada 2 cerita lain yang bakalan aku publikasi awal desember nanti :3
See you when i see you gais!


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro