Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

How Does A Moment Last Forever

"Penampilan bagus!"

"Kalian lihat wajah bangga Profesor Orpheus tadi?"

"Kepala Akademi juga nampak puas dengan pertunjukannya!"

Serangkaian pujian itu dilontarkan kepada semua orang di balik panggung. Penampilan terakhir dalam pertujukan kali ini rasanya meninggalkan kesan yang berbeda ... dalam artian baik, pada seluruh penampil dan staf belakang panggung.

Rinka sendiri tersenyum kecil melihat interaksi mereka semua, entah kapan lagi ia bisa mendapat kesempatan melakukan kegiatan gabungan ini. Melihat murid dari berbagai klub bergabung di balik panggung, saling menyalami dan mengapresiasi.

Everything was fun while it last.

"Rinkaa!!"

Sahut suara lain yang berlari menghampirinya, menerjang si gadis yang masih mengenakan gaun putih dengan hiasan bunganya. Membuat Rinka hampir kehilangan keseimbangan. Namun dengan cepat ia balas memeluk temannya.

Temannya, Tracy, melepas pelukan itu dan melompat kecil, "Pertunjukan yang hebat!"

"Aku tahu kamu berbakat, tapi rasanya tidak pernah bosan melihatmu di atas panggung."

Temannya yang lain, Martha, nampak menghampirinya sembari berkacak pinggang, dengan Emily yang membawa sebuket bunga di tangan.

Rinka tersenyum melihat kedatangan para sahabatnya di Akademi, mereka pun memulai pebincangan sehat.

Di sisi lain ruangan, sepasang mata biru itu nampak memperhatikan gadis bergaun putih, nampak sebuah keinginan bisu dalam matanya. Namun hati merasa enggan untuk melangkah.

"Norton? Norton, kamu dengar?"

Suara itu memanggil, membuat Norton tersadar dari lamunannya. Dengan cepat pemuda itu menggeleng dan menoleh ke arah suara itu berasal. Terlihat temannya, Naib, yang kini menatapnya heran.

"Oh, maaf. Tadi kalian bilang apa?"

Temannya yang lain, Eli, menggeleng pelan dan mengulang kalimatnya.

"Penampilan yang keren, kau dan Mike. Ternyata kalian bisa berakting."

Ucapnya tersenyum, yang diikuti oleh anggukan setuju dari Aesop. Mike pun membalas dengan tawa kencang, nampak puas dengan semua pujian yang diterimanya. Ia pun langsung melontarkan balasan penuh percaya diri.

Sementara keempatnya sedang asyik berbincang, Norton kembali larut dalam lamunan. Manik birunya kembali memandangi sosok itu, yang tengah tertawa bersama temannya.

Semuanya telah usai, setelah ini mereka kembali pada rutinitasnya lagi. Menjadi dua insan yang seakan tak pernah mengenal satu sama lain.

Melihat temannya mulai termenung kembali, Eli sekali lagi mengajaknya bicara.

"Norton?"

Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Norton dengan cepat tersadar.

"Hm? Ya?"

"Kenapa? Daritadi diam terus."

"Oh, tidak ada, aku hanya ... maaf, kalian lanjutkan dulu, nanti aku menyusul."

Balasannya terdengar gugup. Dengan tergesa-gesa ia mengambil sesuatu dari meja riasnya dan mengejar sesuatu ... tidak, seseorang yang nampak berjalan keluar dari ruang rias.

Jalannya ia percepat, meliuk-liuk melewati staf lain yang tenagh merapikan properti, sembari mengatakan permisi tiap kali dirinya melewati segerombolan orang. Dengan berusaha, ia akhirnya berhasil mendekati tujuannya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro