Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍁Prolog🍁

Shanghai, China
Sept 26, 2018
|| 07.13下午 p.m


Seorang pria tengah duduk gelisah di belakang panggung festival pertengahan musim gugur, pikirannya terus tertuju pada seorang gadis yang telah memiliki janji temu dengannya malam ini.

Semenjak kepulangannya dari Beijing dua hari lalu, ia belum sempat menemui siapa pun dan langsung diberikan tugas untuk tampil di acara ini pada bagian perayaan modern--pertunjukan musik.

Lian Zhang adalah seorang penyanyi solo dengan bakat musik gitar akustik yang selalu bermanja pada jemari tangannya. Kadang juga ia bergabung membentuk satu grup bersama teman-temannya untuk tampil bersama.

Seharusnya tugasnya di tempat ini sudah selesai setengah jam yang lalu, tampil pada awal acara seperti susunan yang telah di atur sebelumya. Namun, ia mendadak ditugaskan tampil di pertengahan untuk menggantikan tim lain yang tiba-tiba berhalangan hadir.
Pria itu berdiri, lalu merogoh benda pintar dalam saku celananya. Kemudian mengetikkan sesuatu guna memberi kabar sekaligus mengurangi rasa gelisahnya.

Lian Zhang
Fa Jia, aku belum selesai dengan ||
pertunjukannya. Apa kamu yakin
akan tetap menunggu malam ini?

Fa Jia
|| Berapa lama lagi acaranya?

Lian Zhang
Aku tidak yakin ini akan selesai||

dengan cepat. Seseorang baru saja meninggalkan tanggung jawabnya.


Fa Jia
|| Baiklah, aku akan tetap menunggu. Ada hal penting yang harus aku bicarakan. Kalau perlu aku akan pergi ke sana untuk menemuimu.

Lian Zhang

Ah, lebih baik tidak. ||
Udaranya akan terasa semakin dingin.

Sebisa mungkin aku pergi||
ke sana dengan cepat.


Fa Jia
|| ¹Hǎo de, nanti kutunggu di persimpangan.

|| Aku akan menyebrang sekarang.

(¹Baiklah)

Tak lama setelah itu, sepasang penari menghampiri Lian Zhang. Dengan senang hati keduanya menawarkan diri untuk mengganti penampilannya malam ini. Setelah disetujui oleh stage manager, Lian Zhang pun langsung pergi mengemasi alat musiknya, keluar dari backstage lalu melambaikan tangan pada seseorang yang duduk di kursi penonton.

"Sudah selesai?" tanya seorang pria jangkung saat melihat temannya berjalan terburu-buru menuju parkiran mobil.

"Kemana kita sekarang?" tanyanya lagi. Lian Zhang hanya sibuk memasukan barang-barangnya ke dalam bagasi mobil.

"Persimpangan Hjin, aku perlu menemui Fa Jia sekarang." Mendengar jawaban itu Kai Wen langsung merebut kunci dari tangan Lian Zhang. Keduanya pun masuk ke dalam mobil, melaju kencang membelah jalur 13 Shanghai Metro.

🍁

Saat itu gerimis, orang-orang berkumpul ramai di samping persimpangan Hjin dengan payung yang mereka genggam. Nyaring suara sirine membuat suasana terasa begitu mendebarkan, police line turut terbentang mengelilingi seperempat bagian jalan.

Sebuah ambulans melaju kencang melewati pandangan Lian Zhang yang baru saja menuruni mobil. Riuh terdengar dari orang-orang yang membicarakan gadis berambut panjang yang bernasib malang.

Satu hal yang membuat Lian menjatuhkan tatapan yang turut mempercepat pemompaan darah pada jantungnya-benda pelindung kepala berwarna putih-yang ikut tergeletak di tengah jalan bersama sebuah paperbag yang isinya telah berhamburan ke mana-mana.

Lian menepis pikiran negatifnya jauh-jauh, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menelpon seseorang, memastikan ini bukan hal yang tidak pernah diinginkannya, berharap semua jauh dari mimpi buruk nya.

Hingga dering telepon berbunyi tak jauh dari tempatnya berdiri. Bukan Fa Jia yang ia lihat di sana, melainkan seorang polisi yang mencoba mengambil benda berbunyi itu dari katung pembungkus barang bukti.

Seakan dunia runtuh, ribuan kalimat penyesalan berkecamuk dalam kepalanya, ia berharap semua ini hanya mimpi, tapi kenyataannya semua yang ia lihat ini benar-benar terjadi.

"Namanya Fa Jia, 21 tahun. Kronologinya tertabrak saat menyebrang jalan, pengemudi mobil telah menyerahkan diri," ujar seorang detektif sambil membaca catatannya pada polisi.

Lian Zhang berbalik lemas memegang pintu mobil, seakan kalut apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Hanya satu, rumah sakit. Ia perlu pergi ke rumah sakit untuk melihat kondisi kekasihnya, ia masih memerlukan kehadiran gadis itu dalam hidupnya, ingin melihat senyum manis yang tercetak di wajah pujaan hatinya, juga memeluk erat raga yang telah lama tidak dijumpainya.

Hingga pertanyaan seorang wartawan terhadap saksi menghancurkan harapan besarnya. "Bagaimana kondisi terakhir korban saat dibawa ke dalam ambulans?"

"Saya tidak yakin, tapi saat petugas kesehatan memeriksanya tadi nadinya sudah berhenti berdenyut, lagi pula ia sudah terlalu banyak kehilangan darah."

Kalimat itu menghujam hati Lian berkali-kali, kalimat itu tidak pernah ingin ia dengar seumur hidupnya.

"Lian, apa perlu kita ke rumah sakit?" tanya Kai saat sudah memahami situasi yang terjadi.

"Sepertinya tidak, aku ... ingin pulang."

🍁🍁🍁

🍁

Salam hangat,
玫瑰🥀

03/07/2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro