Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

➖evanescent 1.3

Saat pertama kali memiliki hubungan pertemanan dengan Seokjin, Iseul selalu mengiyakan ajakan Seokjin untuk jalan-jalan. Bahkan Jimin saja sampai kebingungan lalu mengejeknya yang sudah mulai terbuka dengan orang lain. Namjoon bahkan sampai memperhatikan Seokjin dengan sangat teliti dengan diamnya untuk mengetahui kepribadian Seokjin.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Seokjin langsung diterima oleh Namjoon dan Jimin. Seokjin dengan gurauannya, langsung membuat Jimin tertawa terpingkal-pingkal. Lalu, Seokjin terkadang juga serius dan memiliki pengetahuan yang luas, langsung membuat Namjoon suka memiliki percakapan dengannya.

Maka dari itu, Iseul selalu merasa jika hadirnya Seokjin memiliki peran yang sama seperti Namjoon dan Jimin.

Seokjin selalu menceritakan sebuah kisah seperti dongeng untuk anak-anak. Seorang malaikat. Saat itu, Iseul hanya berpikir jika Seokjin adalah pencerita yang baik dan memiliki ide yang sangatlah bagus. Namun saat tahu jika Seokjin adalah seorang malaikat, Iseul berpikir jika apa yang diceritakan Seokjin adalah kebenaran.

"Iseul, pertemuan kita bukanlah sebuah kebetulan dan semua ini sudah direncanakan."

Iseul masih mengeluarkan air matanya meskipun tidak terisak. Perkataan Seokjin sebelumnya sudah membuatnya kembali mengingat masa lalu. Diperkosa oleh ayah tirinya, membunuh ayah tirinya seminggu kemudian karena melakukan kekerasan dalam rumah tangga, dan terakhir setelah itu adalah depresi berat. Semua itu terjadi dan berawal sepuluh tahun yang lalu, saat ia masih berumur empat belas tahun.

"Aku sudah bilang tepatnya seminggu yang lalu jika aku mencintaimu, 'kan?"

Iseul tidak menjawab, hanya melihat ke arah Seokjin dengan air mata yang mengalir. Iseul berusaha menghentikannya namun tidak bisa. Iseul berusaha terisak namun dia masih ingat di mana dia sekarang. Seokjin yakin jika Iseul masih mendengar ucapannya meskipun pemikirannya melayang entah kemana.

Terkadang beberapa kata yang membuat seseorang mengingat masa lalunya dapat memberikan pengaruh yang buruk selanjutnya.

"Waktuku tinggal enam hari untuk bersamamu. Bisakah aku menggunakan enam hari itu untuk membahagiakanmu?"

Aku akan menceritakan sebuah kisah seorang malaikat yang jatuh cinta kepada manusia di bumi yang dia jaga.

Berawal dari sejak manusia itu lahir, malaikat itu menjalankan tugas dan kewajibannya. Memperhatikannya di jarak yang dekat ataupun jauh. Melihatnya tumbuh di dunia yang kejam hingga dewasa. Saat manusia ini dewasa, saat itulah malaikat memiliki perasaan yang aneh.

Malaikat tahu jika dia berbuat salah yaitu jatuh cinta pada manusia.

Malaikat tidak ingin menyerah dan memilih untuk mengaku dan meminta kepada Tuhan jika dia jatuh cinta dan ingin ada di samping manusia yang dicintai. Akhirnya, malaikat dan Tuhan memiliki perjanjian yaitu malaikat akan menjadi manusia tapi jika malaikat menyatakan perasaan cinta kepada manusia, maka hanya akan tersisa waktu tiga belas hari. Setelah itu, malaikat akan menerima hukuman.

Tanpa berpikir apapun, malaikat menyetujui perjanjian itu lalu turun ke bumi dengan wujud manusia. Malaikat itu menemui manusia saat manusia itu sedang sendirian sambil menatap langit dan mengatakan namanya. Malaikat dan manusia itu berkenalan satu sama lain dan menjalani hari-hari sebagai seorang teman. Malaikat akan selalu menemani manusia itu saat sedang sedih, bahagia, menangis, kesal, dan sebagainya dengan wujud manusianya.

Sampai suatu ketika, di mana malaikat mengaku jika dia adalah malaikat, manusia itu masih memikirkan banyak hal dan masih tetap menerimanya. Namun, saat di mana malaikat mengakui perasaanya dan mengatakan apa yang dia ketahui tentang masa lalu manusia itu, semuanya sedikit berubah. Malaikat hanya memiliki waktu beberapa hari yang tersisa untuk dihabiskan dengan manusia.

Selama beberapa hari yang tersisa, malaikat menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Malaikat tahu jika manusia itu sudah mulai sedikit bahagia dan menerima keadaan. Mulai mengobati kesehatannya dan berpikir positif. Namun, malaikat juga tahu jika manusia itu melakukannya agar tetap merasa baik-baik saja saat ditinggal pergi.

Malam di mana merupakan hari terakhir malaikat, mereka berdua menghabiskan waktu di atap apartemen sambil menghitung bintang dilengkapi tawaan. Sebelum malaikat itu mulai menghilang, manusia itu memberitahu jika dia juga mencintai malaikat. Namun, tidak tahu apakah malaikat mendengarnya karena presensi malaikat sudah menghilang di hadapannya. Setelah itu, hanya ada tangisan dalam malam yang sunyi.

Lima tahun kemudian.

"Bibi Iseul, ayo jalan-jalan di rumah sakit dulu!"

Iseul sedang menemani Kim Nami−anak Kim Namjoon yang baru berumur tiga tahun−ke dokter gigi di rumah sakit Seoul karena jaraknya lumayan dekat dari kantor. Kim Nami mengeluh sakit gigi, padahal sudah diperingatkan oleh Alice−istri Namjoon−untuk tidak memakan banyak permen. Ya, harus bagaimana lagi. Namanya juga anak kecil.

Alice sedang pulang ke Kanada karena ibunya sakit dan Namjoon yang sudah meminta maaf berkali-kali kepada Nami karena tidak dapat menemaninya ke dokter gigi. Salah satu investor dari Amerika akan datang hari ini dan mereka akan memiliki pertemuan. Hasilnya, Nami meminta Namjoon harus membawanya ke Lotte World yang langsung disetujui.

Beruntungnya, Namjoon selalu mengabulkan apa yang Nami mau. Jika tidak, sudah habis oleh Alice dan Iseul. Oh, jangan lupakan jika Jimin berperan penting.

Berbicara tentang Jimin, Jimin sudah menikah setahun yang lalu dengan teman sekolahnya dulu. Sekarang sedang mengambil cuti karena istrinya melahirkan lima hari yang lalu.

"Bibi, bisakah kau menceritakan kepada Nami lagi tentang malaikat?"

Iseul langsung menghentikan langkahnya dan mulai menundukkan badannya sejajar dengan Nami, sambil tersenyum dan menggeleng pelan, "Nanti, ya. Bibi sudah kehabisan cerita," ucapnya.

"Baiklah. Nami akan menunggu."

Iseul pun tersenyum lalu mengusap pelan kepala Nami. Saat Iseul berdiri dan ingin melanjutkan perjalanannya, dia menemukan seseorang yang berdiri tidak jauh di hadapannya sedang berbicara dengan dua orang perawat.

Seseorang yang teramat dia rindukan setiap malamnya saat kesunyian menemaninya. Seseorang yang dia rindukan gurauannya dan pembicaraan seriusnya.

Seseorang yang masih dia cintai.

"Kim Seokjin?"

Orang itu menoleh karena merasa terpanggil. Namun, Iseul kebingungan karena ekspresi wajah Seokjin seperti tidak mengenalnya.

"Oh, apakah kau pernah berobat denganku, Nona?"

Iseul hanya menggeleng pelan dan berusaha menahan air matanya. "Maafkan aku. Kau mirip dengan orang yang aku kenal," ucap Iseul.

"Benarkah? Wah, kalau begitu nama kami juga sama karena kau menyebut namaku tadi."

"Mungkin."

Orang itu yang juga bernama Kim Seokjin, menundukkan dirinya sejajar dengan Nami. Sambil tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya, Seokjin berucap, "Lalu, siapa nama anak manis ini?"

"Kim Nami, dokter!" Nami menjawab dengan riang dan membalas uluran tangan Seokjin. "Dokter mengenal Bibi Iseul?"

Kim Seokjin mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Iseul lalu berdiri. Iseul masih merasa kebingungan lalu mulai mengulurkan tangannya pertama kali.

"Lee Iseul. Adik sepupu dari ayah Nami. Seorang pekerja kantoran."

Seokjin pun membalas uluran tangan Iseul sambil tersenyum, "Kim Seokjin. Dokter bedah saraf."

Iseul merasa jika dia menemukan kembali salah satu kebahagiaan yang pernah hilang dan perjalanan hidupnya kembali dimulai.

Terima kasih sudah hadir kembali.

-fin.

sampai bertemu di 2nd week❣

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro