Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Angel(Levi x Hanji)

Cerita di bawah ini hanya fiktif belaka /plak

London. Di tengah ramai nya keadaan kota , tak ada yang menyadari adanya seorang malaikat jatuh tepat di sebuah aparterment milik seorang gadis .

Gadis itu sekarang baru saja turun dari bus , menjinjing berbagai jenis tas yang ia bawa , iris coklat nya menatap lelah langit bersalju malam itu .

"ah sudah Desember rupanya"

Ia bergegas untuk sampai di aparterment nya yang tidak begitu jauh dari tempat dimana ia tadi turun dari bus .

Namun ia di kejutkan dengan sesuatu saat membuka pintu aparterment nya, iris coklat nya membulat saat melihat sosok lelaki yang berdiri membelakangi nya .

Tubuh tegap , dengan kedua luka di punggung nya , saat lelaki itu membalik bisa ia lihat iris hitam menatap nya dengan tajam . Dan yang lebih membuat hanji terkejut adalah bulu putih yang berserakan dimana mana .

"shitty glasses" bariton terdengar, begitu datar tanpa intonasi yang berarti.

"siapa kau?"

"malaikat , kau pasti tak percaya" lelaki yang mengaku malaikat itu segera mendudukan dirinya pada sofa.

"tidak! Kau salah , aku sangat percaya!" ujar Hanji bersemangat , mata nya berbinar menatap sang malaikat. 

"orang bodoh masih ada di jaman ini ya"

"ah siapa namamu?" menghiraukan ucapan si malaikat , Hanji segera menanyakan nama lelaki itu .

"Levi"

"Hanji Zoe, salam kenal"

"nah Levi , kenapa kau bisa ada di aparterment ku?" sambung Hanji .

"aku di hukum , apa kau tau cupid dewa asmara dari Yunani?"
"kami adalah malaikat malaikat nya , bertugas sama yaitu menyebarkan cinta pada pasangan , namun aku tak menjalan kan tugas ku"jelas Levi sementara Hanji mendengar kan sambil membuat dua cangkir coklat panas.
"kau dihukum jadi manusia dan kehilangan sayap mu?" tebak Hanji .

"iya , lebih tepat nya aku di kutuk ya mungkin kau sering mendengar the fallen angel itu lah aku sekarang . Sayap ku hilang dan meninggalkan bekas luka yang menyakitkan seperti ini" sambung Levi .

"hahaa tapi ku tak percaya ada malaikat yang pendek dan bertampang datar seperti mu Levi" komentar Hanji setelah ia duduk di sofa yang berhadapan dengan Levi.
"cih"

"hahaha maaf cuma bercanda, nah terus kenapa kau jatuh di aparterment ku?"
"singkat nya , kutukan ku ini berisi bahwa aku harus bisa merasakan cinta dari orang tertentu . Coba ku tanya apa kau ada pengalaman berpacaran atau sejenis nya?" tanya Levi.
"hm , ga ada aku sibuk sebagai penulis novel yang menganggkat tema supranatural siang ini baru saja mencari informasi dan aku selalu sibuk jadi ga ada waktu untuk yang seperti itu" jelas nya pada Levi .
"sudah kuduga, tak aneh aku di tempat kan disini "

"Hanji Zoe , mulai hari ini mohon bantuan nya ya"
"apaa?!"

"kalo begitu ayo kita tidur , shitty glasses" Levi berjalan melewati Hanji yang masih mematung
"apa maksudmu ? Kenapa kau tidur di kasur ku?!" protes Hanji dengan semu merah menghiasi wajah nya.
"tak masalah , sini"
"aku akan tidur di sofa"
"tidak , aku bukan pria yang tak punya harga diri membiarkan wanita tidur di sofa , sekarang sini" perintah Levi dan entah mengapa Hanji takbisa menolak nya .

"hei kau tak akan melakukan apa apa?"
"memang aku bisa melakukan apa? Jika kau saja tidur di ujung kasur seperti itu"protes Levi lalu menarik tubuh Hanji dalam pelukan nya .
"diam lah, aku rasa ini yang dilakukan untuk merasakan cinta"
"o-oyy levi" ujar Hanji merasa tak di hiraukan ia membalikan tubuh  menatap Levi yang sedang memeluknya .
"malaikat bisa tidur juga rupanya"
Setelah itu Hanji pun tak bisa menahan rasa ngantuk nya .

~~~~~~~~~•~~~~~~~~~~~

Pria bersurai kuning tak henti menekan nekan handphone nya , berjalan panik di lorong apartermen langkah nya tak henti hingga ia sampai satu kamar yang ia tuju .

"Hanji aku masuk ya" ia masuk setelah membuka pintu dengan kunci yang ia punya .
Butuh beberapa menit hingga ia harus mencerna apa yang ia lihat.
"HANJI ! SIAPA DIA?!" teriak nya , membuat dua makhluk yang tak bersalah terbangun dari tidur nya.
"Erwin! Kenapa kau bisa masuk?"
"aku kan dikasih kunci cadangan oleh mu, dan siapa cowo itu" pria bernama Erwin itu berjalan mendekati Levi.
"jangan dekat dekat , dasar pirang" cibir Levi.
"hah?"
"um ini rumit Erwin , dia teman ku Levi dan Levi ini teman sekampus ku dulu Erwin" Hanji berdiri lalu memperkenalkan Erwin pada Levi begitu sebalik nya .

"kenapa dia punya kunci apartermentmu ?" tanya Levi.
"dan kenapa kau tidur di kasur Hanji?" Erwin balik bertanya dengan iris biru yang menatap Levi.
"karna aku mencintainya" mereka bertiga terdiam mendengar perkataan Levi barusan .

"ah sudahlah , Hanji kau tak lupa?sekarang kita akan mencari info untuk novel pertama mu" Erwin memgalihkan topik lalu menarik Hanji agar masuk ke kamar mandi.
"oleh karna itu , cepatlah mandi" sambung nya , pintu kamar mandi pun tertutup.

"oy Levi dari mana asalmu?"
"jauh"
"kenapa kau disini?"
"takdir"
"pergi. Jangan bermain main dengan hanji"
"aku mencintai nya untuk apa main main"
Erwin hanya bisa menatap iris hitam yang menatap nya dengan yakin itu , cinta?jangan bodoh .

"ya Erwin seperti yang kau dengar Levi mencintai ku jadi tak perlu khwatir" Hanji keluar dari kamar mandi dengan handuk di pundak nya. "sebagai sepupu mu aku tak bisa membiarkan ada lelaki aneh di sini"
"dia tidak aneh Erwin , percaya lah"
"baiklah , sekarang cepat bersiap aku menunggu mu di bawah" Erwin pun pergi meninggalkan apartermen hanji.

"oy hanji , ada yang salah walau aku mengatakan aku mencintai mu tapi kutukan ini tidak hilang kenapa ya?" Levi menggenggam kedua tangan Hanji , menatap manik coklat yang ada di atas nya .
"kau tidak adil Levi , kau tidak bisa merasakan cinta tapi aku di buat berdebar debar dari kemarin sensasi nya sama seperti saat aku menemukan fakta menarik tentang hantu" protes Hanji , namun wajah nya penuh dengan senyum saat mulai menceritakan ketertarikan nya pada dunia lain .
"heh? Jadi dengan kata lain aku sama kaya hantu?" sindir Levi melepaskan genggaman nya .

"yosh aku berangkat ya" ujar Hanji setelah ia mengenakan kacamata ber frame tipis milik nya .
"tunggu Hanji , aku ikut" .

~~~~~~~~~~~•~~~~~~~~~~~~
Erwin terdiam kesal di balik stir mobil nya , bagaimana tidak pria bernama Levi yang tadi membuat nya kesal harus ikut pergi bersama dia dan Hanji.

"oyy Erwin sudah dong marah nya , Levi tidak akan mengacaukan kok"Hanji menekan nekan pipi sepupu nya itu namun nihil , Erwin tetap diam .
"pirang , kenapa kau tidak ingin aku ikut? Kau masih khawatir aku menipu Hanji? Tenang aku berjanji demi nyawa ku sendiri" jelas Levi .
"aku pegang janji mu , Levi"
"yattaaaa , Erwin sudah baik kannnn"sorak bahagia Hanji memenuhi mobil sedan Erwin.

Siang itu mereka mendatangi gereja tua di daerah london , Hanji tak henti bertanya pada mantan pendeta tentang berbagai hal mengenai gereja yang mereka datangi .

"huaaa capee nyaa , dan ga ada yang aneh" lenguhan nafas Hanji terdengar saat ia mendudukan dirinya di bangku taman , Erwin duduk di sebelahnya .
"hei Erwin , kau potong rambut ya?" tanya Hanji tiba tiba.
"ah iya, kenapa kau tau?"
"aku selalu tau apa pun tentang mu Erwin hahaha" jawab nya disusul dengan tawa khas yang keluar dari mulut nya sesekali Erwin mengelus surai coklat sepupunya .

"cih , Hanji ayo kita pulang" dengan tiba tiba Levi menarik lengan Hanji meninggalkan Erwin
"oy Levi kau mau membawanya kemana?" teriakan Erwin tidak di hiraukan oleh nya .

"hey Levi kau kenapa?" Levi hanya diam tak menjawab.
"jangan dekati si pirang itu"
"dia sepupuku"
"hapus status sepupu nya"
"hah?"

"kita bisa pulang pakai bus kan?" tanya Levi .
"bisa"

~~~~~~~~~~~•~~~~~~~~~~~~

Levi berusaha menyentuh bekas luka di punggung nya , tidak sakit, dan malah sudah sembuh , ia bingung harus merasa senang atau sebaliknya karna ia tau jika luka di punggung nya sudah sembuh itu berarti dia akan kembali menjadi malaikat.

4 bulan ia habis kan di aparterment ini , bersama gadis aneh yang bisa membuat ia merasakan hal yang baru, selama 4 bulan juga ia merasa . Jatuh cinta pada gadis ini.

Melihat wajah tertidur gadis itu saat ia membuka mata , senyum bahagia nya , suara nya , semuanya . Sungguh Levi tak ingin kehilangan itu .

"Levi , kau tak apa?" suara Hanji terdengar dari luar .
"aku ingin memakai kamar mandi nya" sambung Hanji, lalu ia keluar hanya mengenakan celana pendek dan handuk kecil di pundak nya .

Saat netra hitam nya melihat seseorang yang membuat ia merasakan cinta , ia tak memperdulikan apa pun selain mengikuti keinginan memeluk gadis itu .

"Levi?"
"aku mencintai mu Hanji, ini menyakitkan"
Mendengar ucapan Levi , Hanji merasakan ngilu di hati nya ia tau setelah ini pria yang memeluk nya akan menghilang .
"aku tak mau mencintai mu untuk meninggalkan mu, sekarang aku tau ini kutukan yang sangat menyakitkan Hanji , tolong aku"Levi tak bisa menahan air matanya keluar , ia tak ingin melepas kan pelukan nya itu .
"jangan menangis Levi, aku juga mencintai mu , tapi aku yakin kau belum mencintai ku jadi kau tak akan kemana man--" ucapan Hanji terhenti saat ia merasa punggung Levi bercahaya , sepasang sayap putih yang indah sudah muncul di punggung pria yang ia peluk .
"aku tak ingin kembali Hanji !" Levi mengeratkan pelukan nya pada Hanji ketika ia merasakan sayap nya sudah kembali.
"jangan pergi" bisik Hanji , namun dengan cepat ia merasakan tubuh nya ringan , tak ada yang memeluk nya lagi .  yang tertinggal adalah handuk dan baju nya yang basah oleh air mata .

Malam itu , Hanji hanya bisa menangis memeluk handuk yang terjatuh di lantai aparterment nya itu.

Satu tahun kemudian.

"Hanji , ayo cepat kalo kau lama kita akan terlambat" Erwin mundar mandir membawa segala barang yang di perlukan Hanji .
"iya Erwin , kau tak bisa tenang ya" jawab Hanji tersenyum

Mereka berdua pun pergi ke sebuah cafe besar di london untuk memperingati 3 bulan rilis novel pertama nya yang berjudul the fallen angel .

Hanji juga melakukan fan greeting dengan para fans nya , sekedar untuk menyapa dan memberi tanda tangan .

Novel nya sudah ada di hadapan nya yang berarti ia harus memberi kan tanda tangan nya lagi, Hanji terhenti melihat pembatas buku yang orang ini pakai sehelai bulu putih bersih yang sangat ia kenal.

"kau berhasil , shitty glasses" pria berkacamata yang wajah nya sangat ia kenal, surai hitam yang terbelah dua , netra hitam tajam , tersenyum lembut kearahnya.

"Levi"

End.

Waaaaaa beresss , kalo ending nya pada bingung aku serahkan pada imajinasi kalian , kalian bebas menganggap Levi jadi manusia atau tetap malaikat tapi bisa mengunjungi Hanji semua terserah kalian /oy

aphreeoi maaf jika tidak sesuai keinginan mu :"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro