Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 7a

Setelah mengantar Savila pulang, Rich mengajak para pengawalnya berkumpul di ruang tamu. Memastikan kalau tidak ada yang terkena luka serius. Athena menderita luka sobek di lengan, dan pelipis. Ugo nyaris terkena peluru di kaki. Samel menderita luka agak serius, melindungi Rich dan membuatnya menerima sabetan serta hantaman, membuat tulang bahunya retak. Selebihnya seperti Athena, hanya menderita luka ringan.

Yang paling merepotkan setelah serangan adalah meyakinkan Savila kalau keadaan aman dan bisa pulang ke rumah tanpa diganggu. Entah karena terguncang atau ketakutan, Savila meminta untuk dikaawl juga. Pengawal yang dimintanya tidak tanggung-tanggung, Athena. Tentu saja Rich tidak mengabulkan. Athena adalah pengawal terbaiknya, bagaimana mungkin melepaskan dia untuk orang lain. Meskipun tunangan sendiri, tetap saja Rich tidak rela.

"Aku ketakutan, trauma, lihat bukan bajuku robek dan ada percikan darah di kulitku. Aku ingin dijaga juga seperti kamu, Rich."

"Aku setuju, nanti aku akan bicara dengan papamu soal ini."

Savila menggeleng. "Tidak, aku tidak mau orang lain." Tanpa memedulikan Rich, ia menubruk Athena dan hampir membuat si pengawal terjengkang. "Aku mau Drake yang mengawalku."

Rich melotot, menghampiri mereka. Merenggut Savila dari tubuh Athena. "Apa-apaan? Drake pengawalku."

Savila melepaskan cengkeraman Rich di lengannya. "Justru itu. Kamu sudah pengalaman mencari pengawal andal. Bagaimana kalau kamu mencari yang baru. Drake kerja untuk aku."

"Tidakl!"

"Rich, ini untuk keselamatanku."

"Yang diincar nyawanya adalah aku, bukan kamu. Malam ini, kamu hanya sasaran yang tidak diinginkan. Savila, pulanglah dan minta papamu mencari pengawal. Jangan mengambil orang-orangku, mereka sudah terbiasa dengan cara kerjak

Savila mencebik, terlihat marah tapi Rich tidak peduli. Menurunkan Savila di teras rumah perempuan itu, Rich segera mengajak Athena untuk pulang.

"Rich, kamu tegaa! Nyawaku terancam karena kamu. Harusnya kamu mengalah!" Teriakan Savila terdengar sebelum pintu kendaraan tertutup.

Rich yang duduk di sebelah Athena, menghela napas panjang. Merasa lega setelah serangan bisa mengantar Savila dalam keadaan sehat dan tanpa luka berat.

"Jangan pedulikan dia, Drake. Kamu tetap bekerja untukku. Tidak akan kubiarkan dia mengambilmu."

Athena tersenyum kecil. "Iya, Tuan."

Dalam hati Athena merasa geli karena sepasang kekasih memperebutkannya. Ia sendiri tidak bisa membayangkan bekerja untuk Savila, lebih memilih bersama Rich tentu saja. Selain karena sudah saling kenal juga mengerti cara kerjanya.

Rich memanggil dokter pribadi untuk mengobati luka-luka para pengawal. Saat si dokter sedang membalut luka Samel, Martin datang bersama Africa. Mereka menatap terperangah pada para pengawal yang terluka, bergegas menghampiri Rich yang duduk sambil minum sampanye.

"Kamu nggak apa-apa, Sayang? Ada yang luka?" Africa ingin memeluk tapi Rich mengelak.

"Masa, aku nggak apa-apa. Tumben sekali kalian datang malam-malam begini."

"Kami kuatir tentu saja. Bisa-bisanya mereka menyerangmu di klub. Padahal, kami ada di sana sebelumnya."

"Mereka mengincarku," gumam Rich. Mengusap kalung yang tersembunyi di dalam kemeja. "Aku bersyukur kalian sudah pergi saat penembakan terjadi."

Setelah memastikan kalau anaknya baik-baik saja, Martin berkeliling. Memeriksa keadaan para pengawal satu per satu. Memuji Ego dan Ugo, memberi dukungan untuk Samel yang terluka parah, dan juga semangat untuk Gordon. Terakhir menghampiri Athena yang duduk berdekatan dengan Gordon.

"Drake, aku mendengar dari Savila, kamu bertinsola dak luar biasa malam ini. Melindungi anak dan calon menantuku."

Athena menatap Martin dengan tidak enak hati. "Tuan, bukan saya yang luar biasa tapi tim yang bekerja dengan baik. Kalau mereka tidak bisa membaca kode saya dengan cepat, entah apa yang terjadi."

"Memang, kalian semua hebat," ujar Martin. "Malam ini adalah bukti kalau kalian bisa diandalkan."

"Tetap saja kami merasa gagal, Tuan." Athena berkata dengan suara lirih.

"Gagal bagaimana?" sergah Rich. "Kalau kamu dan tim tidak bertindak cepat, entah apa yang akan terjadi denganku. Bisa jadi hanya tinggal nama."

Athena menatap Rich lekat-lekat, merasa senang dengan pembelaan laki-laki itu tapi merasa tidak pantas menerimanya.

"Tuan, penyerangan malam ini harusnya tidak terjadi kalau pemeriksaan dilakukan sedari awal."

Martin berdecak, menggoyangkan telunjuk dengan wajah serius. "Tidaak! Kamu salah soal ini, Drake. Sebelum aku ke sana, sudah lebih dulu diperiksa. Tidak ada yang mencolok, semua aman, dan bisa dipastikan steril dari senjata tajam. Aku punya dugaan, ada permaian antara orang dalam dengan penembak."

"Aku pun memikirkan hal yang sama Papa. Kalau tidak, bagaimana mereka tahu kita di sana. Kecuali aku diikuti."

"Atau, papa yang diikuti, Rich. Banyak kemungkinan bukan?"

"Bisa jadi, Pa. Masalahnya, mereka tahu kita akan bertemu dan ada penembak di sana. Yakin sekali ada kerja sama dengan pihak klub."

"Biar detektif yang menggali informasi. Kamu istirahat dan kalau bisa, besok nggak usah ke kantor."

Rich bangkit serta merta. "Nggak bisa, besok Senin banyak pekerjaan. Pengawalku yang terluka biar istirahat di rumah. Aku mungkin perlu meminjam pengawal tambahan dari Papa."

"Tuan, saya tetap bisa bekerja." Samel berkata tegas.

Rich menggeleng. "Tidak, kamu tetap di rumah sampai sembuh. Aku akan menambah dua oranglagi untuk menggantikanmu."

Keputusan Rich tidak dapat diubah, tidak peduli meski Samel menolak. Menurut Athena justru itu keputusan yang baik. Samel memang memerlukan istirahat dalam kondisi terluka. Rich masuk ke kamar bersama kedua orang tuanya. Athena mengajak teman-temannya ke asrama.

Ia membuka pakaian, memeriksa anggota tubuhnya dan bersyukur tidak ada cedera serius. Bahunya terasa perih dan ada memar di sana tapi selain itu semua baik-baik saja. Ia masuk ke kamar mandi, menyalakan pancuran air hangat dan membasuh tubuhnya. Memikirkan tentang Rich dan usaha pembunuhan atas laki-laki itu. Ia yakin, ini tidak akan berjasil sampai Rich terbunuh. Tapi siapa dan apa motifnya? Athena kesal karena belum mendapat jawaban. Orang yang menginginkan Rich mati, sangat pintar, sangat licin, menyembunyikan diri.

Selesai mandi, Athena mendapatkan panggilan dari Neo. Ia bercerita dengan sangat rinci tentang yang terjadi hari ini, memberi gambaran tentang klub, pengunjung, dan orang-orang yang menyerang mereka.

"Berikan jenis senjata yang mereka gunakan, aku akan melacaknya," ucap Neo.

"Bisakah sekalian kamu mendapatkan informasi tentang Klub? Yang tersembunyi sekalipun."

"Easy, Manis. Apa, sih, yang nggak bisa untuk kamu. Ngomong-ngomong ada kabar baik.

"Tentang apa?"

"Kamu boleh menghubungi keluargamu."

Setelah mengalami peristiwa yang hampir merenggut nyawa, kabar yang dibawa Neo sangat menyenangkan untuknya. Membayangkan bisa menelepon Drex atau Dante, dan mengobrol panjang lebar dengan mereka pasti sangat menyenangkan. Ia sudah rindu untuk melihat wajah kedua ponakannya.

"Baiklah, terima kasih, Neo."

"Athena, masalah Rich ini sangat pelik. Yang mengincar nyawanya bukan hanya orang-orang dari sang tuan tapi juga yang terlibat dengan proyek tambangnya."

"Tambang besi?"

"Benar, mereka bekerja sama dengan pihak keluarga Idris. Sepertinya ada yang menjual dengan harga di bawah pasaran dan membuat Rich marah. Rich menutup semua akses pertambangan, mengembalikan uang dari patner dan menjalankan sendiri bisnis itu. Pihak keluarga Idris tentu saja marah. Kamu tahu kenapa?"

"Mereka membutuhkan tambang itu untuk menyamarkan keuangan."

"Money laundry?"

"Benar, salah satu rekening penerima adalah Savila, yang mempunya bisnis perawatan kecantikan."

"Sial! Rumit sekali!"

"Benar, karena itu kamu harus berhati-hati. Karena—"

Tok-tok-tok!

Athena buru-buru mematikan panggilan saat terdengar suara ketukan. Ia tidak tahu siapa yang mencarinya malam-malam begini. Ia mencari jubah longgar untuk menutupi tubuh, sebelum membuka pintu.

"Ada apa malam-malam begini?" bentaknya. Tertegun saat melihat siapa yang datang. "Tuan? Ada apa?"
.
.
.
.
.
Di Karyakarsa sudah bab 25-26.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro