Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 1b

Athena mengamati kamar yang ditempatinya. Berada di samping rumah utama, kamarnya berukuran cukup besar. Dengan perlengkapan standar seperti ranjang, lemari, meja, dan kursi kecil. Ada kamar mandi yang dilengkapi dengan pancuran air panas. Athena membuka koper, membongkar barang-barangnya dan menata pakaian di dalam lemari. Tidak lupa meletakkan pisau dan senjata di tempat yang strategis. Bawah ranjang, samping bantal, kaki meja, dan juga menempel di pintu. Di kamar mandi ia meletakkan senjata api di rak, dan sepasang pisau pendek menempel di balik pintu dan bawah wastafel. Ia berencana meletakkan banyak senjata di rumah Rich saat nanti sudah terbiasa dengan pekerjaannya.

Athena baru saja meletakkan koper kosong di dalam lemari saat ponselnya berdering. Ia mengangkat pada deringan ketiga.

"Yo, what's up!"

"Athena, kamu sudah di rumah target?" Suara seorang perempuan terdengar dari seberang telepon.

"Sudah."

"Bagaimana dia? Luka-luka?"

"Di lengan."

"Oh, syukurlah. Berarti berita terlalu membesar-besarkan. Sudah bertemu orang tuanya?"

"Sudah, papanya yang memilih kami."

"Ehm, tidak aneh. Martin Moreno memang terkenal sangat posesif dengan anak sulungnya. Ingat untuk meneleponku saat kamu membutuhkan bantuan."

"Untuk sementara ini, semua dalam keadaan terkendali."

"Baiklah kalau begitu. Ngomong-ngomong, ada salah dari kakak sulungmu, kami bertemu di pesta keluarga Barney."

Senyum merekah di bibir Athena. "Apa perut kakak iparku sudah membesar?"

"Yeah, mungkin sebentar lagi kamu akan punya ponakan."

"Good, sudah tidak sabar ingin bertemu keponakanku."

Saat menutup telepon, Athena merasa tidak yakin akan bisa melihat keponakan baru saat lahir nanti. Ia ditempatkan pada keluarga Martin Moreno, sesuai dengan kesepakatan bersama. Semua saudaranya beranggapan kalau Martin terlibat dengan pembunuhan papa mereka. Ia meminta pada agency-nya untuk ditempatkan pada keluarga ini dan siapa sangka kesempatan itu datang begitu saja.

Rich diserang oleh orang tidak dikenal sebanyak dua kali. Menurut sang papa itu adalah perbuatan para pesaing bisnis. Namun, tidak menutup kemungkinan adanya campur tangan teroris. Athena sendiri belum bisa memastikan karena baru tiba di rumah ini.

Malam pertama di rumah sang miliarder muda, dihabiskan Athena dengan menyiapkan senjata. Ia sempat tidur sebentar dan bangun dalam keadaan segar. Memakai kemben untuk menekan dadanya agar rata, Athea memastikan tubuhnya terlihat lebih kokoh dengan celana yang berpotongan lebar dan jas hitam yang sedikit lebih besar dari ukurannya. Menyisir rambut pendeknya, ia memakai kacamata hitam, dan sepatu. Keluar kamar bersamaan dengan kakak beradik.

"Kalian satu kamar?" tanyanya.

Keduanya mengangguk. "Ada dua ranjang," jawab Ugo. "Dua lemari dan dan semua perlengkapan double."

Mereka berjalan beriringan menyusuri lorong. Di ujung bertemu dengan Gordon dan Samel. Mereka menuju dapur untuk menyantap sarapan yang sudah disiapkan. Beberapa pelayan perempuan terkikik saat melihat mereka. Dua gadis pelayan bahkan dengan terang-terangan menggoda Athena.

"Kamu tampan sekali. Mau jadi pacarku?"

"Siapa bilang tampan? Dia cantik!"

"Ya, benaar!"

Athena hanya meringis, tidak ingin menanggapi mereka. Gordon memukul meja, membuat tawa dan canda terhenti. Semua mata menoleh padanya dan laki-laki bertato itu tersenyum lebar.

"Aku jomlo selama 27 tahun, ada yang berminat denganku?"

Para pelayan perempuan termasuk dua gadis yang menggoda Athea berbisik-bisik dan membubarkan diri. Masing-masing menatap Gordon dengan satu alis terangkat.

"Ladies, aku ini tampan. Tubuhku bagus. Nggak ada yang mau?" teriaknya.

Athena tidak dapat menahan senyum melihat Gordon berteriak-teriak. Laki-laki itu menangkap pandangannya dan melotot.

"Mau apa kamu lihat-lihat Cowok Cantik? Mau duel denganku?"

Athena mengangkat bahu. "Sorry, nggak minat!"

"Hei, ayolah! Dua jurus saja!"

"Tidak!"

Seorang perempuan memakai setelan abu-abu datang. Perempuan berumur sekitar pertengahan tiga puluhan dengan rambut dikuncir dan berkacamata itu adalah sekretaris Rich.

"Boss menginginkan kalian ke ruang makan sekarang!"

Mereka meninggalkan sarapan, termasuk Athena. Melangkah beriringan mengikuti perempuan itu.

"Namaku Ghita, kalian sebaiknya menyimpan nomor kontakku. Kedepannya kalian akan menerima perintah dari Tuan Rich melalui aku."

Ada pintu tembus dari samping menuju langsung ke ruang makan. Rich sedang menyantap roti lapis, sudah berpakaian lengkap berupa jas merah marun saat mereka mencapai ruang makan. Laki-laki itu menatap pengawalnya satu per satu.

"Hari ini kalian akan ikut aku ke kantor. Pelajari situasinya, agar kalian tahu bagaimana harus bertindak saat ada masalah!"

Rich menyelesaikan sarapan, bergegas ke depan sambil mendengarkan laporan dari Ghita. Ada tiga mobil yang sudah terparkir di halaman. Rich menghentikan langkah, menatap Athena yang berdiri tepat di belakangnya.

"Kamu bisa mengendari mobil bukan?"

Athena mengangguk. "Iya, Tuan."

"Bagus, mulai sekarang kamu yang akan menjadi sopirku. Ayo, jalan!"

Athena menerima kunci yang dilemparkan Rich padanya. Membuka pintu untuk laki-laki itu sebelum masuk ke belakang kemudi. Mobil sport hitam yang dikendarainya mirip dengan punya Dante, hanya beda tipe. Ia cukup menyukai mobil ini karena mampu berlari dengan kecepatan tinggi tapi tetap stabil.

Rich yang duduk di jok belakang di luar kesadaran merasa terkesan dengan cara Athena membawa mobil. Melaju kencang, meliak liuk di antara kendaraan yang lain, tapi tidak ada kesan sembarangan. Athena membawa kendaraan seperti pembalap professional. Mereka tiba di kantor seetengah jam kemudia. Beberapa penjaga keamanan datang untuk menyambut saat Rich turun.

"Selamat pagi, Tuan!" sapa mereka.

Rich mengangguk dan melambai pada Athena. Memberi tanda pada pengawalnya untuk mendekat.

"Apakah selain menjadi pengawal kamu juga pembalap?"

Athena menggeleng. "Tidak, Tuan. Pekerjaan saya hanya menjaga keamanan klien."

"Oh, tapi ketrampilan mengemudimu bagus."

"Agency mengajari."

"Pantas." Rich mengamati Arthena dari atas ke bawah. Ada sesuatu yang menggelitik dalam hati saat melihat pengawalnya tersenyum."Namamu Drake?"

"Iya, Tuan."

Rich menggeleng. "Nama yang bagus, hanya saja menurutku tidak cocok untukmu!"

Athena menatap tidak mengerti pada Rich yang sekarang bicara dengan beberapa petinggi kantor yang baru datang. Ada Ghita di belakang laki-laki itu. Ia memikirkan ucapan sang miliarder muda tentang namanya. Memangnya kenapa kalau nama samarannya Drake? Kenapa dianggap tidak cocok? Ia memilih banyak nama untuk pertimbangan sebelum akhirnya memilih Drake. Alasannya sangat sederhana. Dua kakak laki-lakinya dalah Drex dan Dante, tidak aneh kalau namanya adalah Drake. Bagaimanapun mereka tiga bersaudara Camaro, punya nama depan yang sama adalah hal yang umum.

Athena mengamati bagian depan gedung yang bersih dan rapi. Ia akan menyempatkan diri untuk mempelajari system keamanan gedung ini. Ego menjajari langkahnya saat mereka mengikuti Rich masuk.

"Beruntung sekali kamu anak muda," gumam Ego.

"Kenapa?" tanya Athena tanpa menoleh.

"Diangkat menjadi asisten pribadi Tuan Rich Moreno. Aku mendengar kabar kalau laki-laki itu tidak mudah mempercayai orang lain. Entah apa yang dilihatnya darimu, dia begitu saja mempercayakan nyawanya padamu."

"Jangan berlebihan," bantah Athena. "Kita semua adalah pengawalnya, bukankah melindungi adalah tugas utama?"

Ego mengangguk. "Kamu benar, tugas utama kita adalah melindungi sang tuan."

Mereka menghentikan pembicaraan saat Rich menoleh. Laki-laki itu menunjuk pada Athena dan entah apa yang dibicarakannya dengan orang yang berada di sampingnya. Athena merasa dirinya sedang dinilai. Tidaka ada masalah, selama penyamarannya tetap terjaga rapi, mereka boleh menilai apa pun tentangnya.

Ia bersusah payah mengikuti audisi menjadi pengawal keluarga Moreno. Mengalahkan ratusan peserta, memangkas rambut indahnya menjadi pendek dan juga menolak banyak pekerjaan lain yang lebih menggiurkan. Baginya melindungi Rich bukan hanya menyakut pekerjaan tapi juga urusan pribadi.

"Rich, angkat tangaan!"

Entah dari mana datangnya, seorang perempuan berlari sambil berteriak ke arah Rich. Athena bertindak cepat, meraih bahu Rich dan mendorongnya mundur. Mencabut pistol dan menyambut perempuan itu. Dalam satu kali gerakan, pistol terarah tepat di kening perempuan itu. Semua yang melihat terdiam, tidak terkecuali sang miliarder.

"Apa-apaan ini, Rich! Bisa-bisanya pengawalmu menodongkan pistol pada tunanganmu!!" Perempuan itu berteriak keras membelah kesunyian dengan suara bergetar penuh emosi.

**

Extra

Martin mengajak istrinya berdansa. Mereka saling berpelukan diiringi musik yang mengalun pelan dari seorang pianis.

"Senang rasanya kita bisa bersama seperti ini," bisik Martin.

Africa meletakkan kepala di bahu suaminya. "Aku juga senang, Sayang. Punya dua anak yang harus diurus benar-benar membuatku lelah."

"Sayang, Rich sedang dalam kondisi ketakutan, dan Romeo sedang mencari jati dirinya. Entah ada di mana dia sekarang."

"Seandainya Rich bisa menjaga diri lebih baik, tentu kita tidak kuatir."

"Jangan kuatir, pengawalnya yang sekarang pasti bisa, terutama yang wajahnya cantik." Martin terkekeh.

Africa mengangkat kepala dan mengernyit. "Jangan bilang kamu menyukai anak kemarin sore. Secantik apa pun, dia laki-laki."

"Astagaaa, Darling! Otakku tidak semesum itu!"

.
.
.
.
.
Di Karyakarsa update bab 3-4.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro