Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 1a

Penduduk Heaven City dikejutkan dengan peristiwa percobaan pembunuhan yang menimpa anak miliarder terkenal, Rich Moreno. Laki-laki berumur 28 tahun itu, diserang dengan serangkain tembakan saat sedang meninjau gedung perbelanjaan baru. Banyak saksi mata yang melihat peritiwa itu karena terjadi tepat di depan warga yang sedang berkerumun.

Rich ditembaki oleh orang tidak dikenal dalam radius 200 meter. Tim pengawal sang miliarder sedikit kesulitan mengamankan dan membuat jatuhnya korban. Beruntung Rich berhasil diselamatkan dengan masuk ke dalam kendaraannya yang anti peluru. Meski begitu, dia tetap mengalami luka tembak di lengan, dan juga beberapa warga yang terkena sasaran tembak dan juga lima pengawal terbunuh.

Peristiwa siang itu menjadi tajuk berita di semua koran dan televisi. Spekulasi beredar tentang siapa pembunuh Rich. Banyak yang menduga itu adalah ulah teroris, tapi tidak sedikit yang mengatakan bisa jadi ada saingan bisnis keluarga Moreno yang ingin membalas dendam. Nyatanya, tidak ada yang tahu fakta yang sesungguhnya. Jumlah penembak ada lima orang dan hanya satu yang berhasil dilumpuhkan, sisanya melarikan diri saat bantuan polisi datang.

Penembakan itu pula yang memicu emosi dari Martin Moreno karena anak kesayangannya menjadi korban. Padahal ia sudah membayar banyak pengawal untuk anaknya. Total ada 10 pengawal dan masih tidak mampu melindungi anaknya dengan benar. Setelah memastikan anak sulungnya baik-baik saja, ia memecat semua pengawal dan mencari pengawal baru. Meski begitu spekulasi tentang siapa pelaku penembakan masih berkembang di keluarga sang miliarder. Semua mempunya dugaan dan tidak ada satu pun yang benar-benar tahu letak masalahnya.

"Apakah kamu punya musuh?" tanya Martin pada anaknya yang duduk di sofa dengan lengan kini diperban.

Rich menggeleng. "Tidak ada, Papa. Bisa dibilang justru musuh Papa paling banyak."

"Benar juga. Apakah kamu punya utang yang tidak terbayar?"

Rich memutar bola mata. "Nonsense! Kalau pun kita ada utang, itu pembiayaan dari bank! Mana mungkin ada rentenir yang mampu meminjamkan uang pada kita?"

"Jangan-jangan mantan kekasih yang patah hati. Nak, apa kamu menghamili seorang gadis dan tidak mau menikahinya?" Sang mama yang sedari terdiam duduk di sebelah anaknya. Bertanya dengan mimik serius. "Mungkin dia sakit hati."

Rich kehilangan sabar menghadapi orang tuanya. Alasan mereka untuk percobaan pembunuhan yang menimpanya sungguh tidak masuk akal. Ia bangkit dari sofa sambil mengernyit, menatap kedua orang tuanya bergantian.

"Dengar Papa, aku tidak ada musuh bisnis, apalagi utang dan mamaku yang cantik. Aku punya banyak mantan kekasih tapi kami putus hubungan secara baik-baik. Sejauh ini tidak ada yang berbahaya karena rasa sakit hati atau apalah itu."

Martin menyipit ke arah anaknya lalu berdecak tidak sabar. "Kita harus mencari tahu, takutnya mereka akan mengulangi teror itu lagi."

Africa berteriak keras di depan suami dan anaknya. "Ahai, itu dia pelakunya. Teroris! Bisa jadi mereka menginginkan sesuatu dari kita." Menoleh pada Martin, Africa meminta persetujuan. "Darling, apa menurutmu yang mereka inginkan dari anak kita yang tampan dan menawan ini?"

Martin mengangkat bahu. "Oh, entahlah Honey. Bisa jadi ingin uang atau—"

"Nyawaku yang jelas!" sergah Rich keras. Ia masih tidak percaya orang tuanya menganggap serangan terhadap dirinya bukan sesuatu yang serius. Harusnya mereka kuatir dan mencari jalan keluar, bukan malah menduga-duga secara acak dan ngawur.

Martin bertukar pandang dengan istrinya. Saling mendekat dan berpelukan dengan mesra. Martin mengecup pipi sang istri dan membuat Africa terkikik manja. Rich yang melihant kelakuan kedua orangnya merasa geram.

"Haloo! Tolong pada kalian berdua! Kalau ingin bermesraan pulang ke rumah. Jangan di tempatku. Bisa-bisanya kalian berkasih mesra saat anak sedang dalam bahaya?"

Martin melepaskan pelukannya pada sang istri dan bangkit dari sofa. "Benar juga, nyawamu terancam. Tapi, janga kuatir. Papa sudah memilih pengawal baru untukmu. Orang-orang paling berdedikasi dan ahli dalam melindungi. Kamu bisa bertemu mereka sebentar lagi dan setelah masalah pengawal ini selesai, aku dan mamamu ingin berbulan madu. Sudah lama kami tidak berjalan-jalan keliling Eropa."

Africa menggeleng. "Tidak, Darling. Kali ini kita akan ke Antartika."

"Benar juga, aku lupa."

Rich menghela napa panjang, mengernyit saat lengannya terasa sakit. "Kalian ke Antartika? Ya, ya, aku berdoa semoga bertemu beruang kutub."

"Dasar anak nakal. Cemburu pada kemesraan orang tuanya sendiri." Martin menepuk pundak Rich cukup keras dan tidak sadar kalau anaknya sedang terluka.

Apakah Rich cemburu dengan kemesraan kedua orang tuanya? Tidaak. Ia justru merasa bangga mempunya orang tua yang akur satu sama lain dan terlihat bergitu saling mencinta. Masalahnya sekarang adalah dirinya yang sedang terancam dan orang tuanya sama sekali tidak membantunya. Ia tidak yakin kalau mengganti pengawal lama dengan pengawal baru adalah jalan keluar yang baik. Masalahnya adalah percobaan pembunuhan yang menimpanya bukan pertama kalinya dan tidak akan ada yang tahu apakah akan menjadi yang terakhir.

"Kamu hanya perlu duduk dan beristirahat. Soal pengawal, biar papa yang mengatur."

Rich hanya bisa menunggu selama papanya mengaudisi calon pengawal untuknya. Sebenarnya ia ingin turun tangan langsung dan memilih sendiri orang-orangnya, tapi dengan kondisi tubuh terluka, tidak banyak yang bisa dilakukannya. Lagi pula, ada banyak pekerjaan yang menunggu untuk diselesaikan. Mendengar rencana orang tuanya yang ingin berbulan madu, Rich bisa menduga kalau dirinya akan jauh lebih sibuk hari-hari kedepan.

Setelah pemilihan selama seminggu dan menghubungi lima agency pengawal terbaik di kota, Martin berhasil memilih lima orang terbaik. Kesemuanya laki-laki dengan ketrampilan di bidang senjata yang tidak diragukan lagi.

Didampingi oleh sang papa, Rich melihat calon pengawal barunya. Ia menatap serius pada laki-laki bertato di pelipis dengan nama Gordon. Pengawal kedua dan ketiga adalah kakak beradik bertubuh gempal bernama Ugo dan Ego. Pengawal keempat penjinak bom adalah laki-laki bertubuh tinggi bernama Samel dan yang terakhir membuat Rich mengernyit. Bagaimana tidak, dibanding empat pengawal lainnya, yang ini jauh lebih kurus dan sedikit lebih pendek. Dengan wajah termasuk cantik untuk ukuran laki-laki. Rich tidak yakin kalau laki-laki cantik ini akan menjadi pengawalnya.

Mereka berpandangan, Rich menyelami mata laki-laki di depannya dengan serius. Wajah tirus, bibir merona, dan mata lebar, ia merasa kalau pengawal terakhir lebih cocok menjadi model dari pada harus menjaganya.

"Siapa namamu?" tanyanya.

Laki-laki cantik itu menjawab cepat. "Drake."

"Nama asli?"

"Ya Tuan."

Rich mengulurkan tangan ingin menepuk pundak laki-laki itu tapi Drake mengelak.

"Wow, gerakanmu cepat juga. Dengan wajahmu yang cantik ini, apa kamu yakin bisa menjagku? Apa keahlianmu?"

Laki-laki itu menjawab cepat. "Ahli menggunakan senjata, apa pun itu."

"Apapun? Bisa memberiku contoh? Karena terus terang aku kurang yakin. Dan, aargh!"

Rich berteriak saat lengannya ditarik, tubuhnya dipaksa menunduk oleh pengawal cantik. Terdengar suara senjata beradu, dan saat ia mendongak, melihat bagaimana pengawal cantik itu bertarung melawan dua pengawal sang papa dengan satu tangan melindungi tubuhnya. Tidak sampai sepuluh menit, dua pengawal yang menyerang terkapar di lantai dengan pisau menancap di sela-sela jari.

"Bravo! Pengawal hebat. Rich, tentu kamu setuju bukan menjadikan Drake pengawalmu?" Martin berseru dari dalam sambil bertepuk tangan.

Rich bangkit dari lantai setelah tekanan di bahunya mengendur. Ia berdiri gemetar, menatap pengawal barunya yang bernama Drake. Ternyata pepatah yang mengatakan untuk tidak melihat segala sesuatu hanya dari sampul, benar adanya. Siapa sangka, laki-laki langsing dengan wajah cantik ternyata mempunyai kemampuan bela diri yang hebat.

Ia berdehem, berdiri di depan laki-laki itu. "Drake, itu namamu?"

"Ya, Tuan."

"Oke, mulai sekarang kamu akan menjadi pengawalku. Dengan empat lainnya tentu saja. Ingat, kalau sampai terjadi kesalahan seperti pengawal sebelumnya, aku tidak akan segan-segan memecat kalian!"

"Siap Tuan!"

Kelima pengawal berteriak bersamaan. Rich membalikkan tubuh, melangkah masuk diiringi tatapan tajam dari pengawal berwajah cantik.
.
.

Di Karyakarsa sudah ada bab 1 dan 2 dengan harga 5000. Enjoy


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro