Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 17a

 Athena memandang laki-laki yang baru saja datang. Sekian lama bekerja di rumah kelurga Moreno, akhirnya bisa bertemu dengan Romeo. Berbeda dengan Rich yang berambut hitam dengan sikap tenang dan dingin, Romeo tersenyum dan menyapa ramah pada semua orang. Dua saudara dengan dua kepribadian yang bertolak belakang. Satu kaku dan lainnya luwes. Sulung yang pendiam berbeda dengan bungsu yang tampaknya lebih cerewet. Athena memperhatikan bagaimana Rich terlihat jengkel dengan kedatangan si adik. Apakah mereka tidak akur satu sama lain? Rich selama ini selalu mengeluh tentang si adik yang tidak pernah bekerja dan hanya berfoya-foya sepanjang tahun. Dilihat dari penampilan Romeo yang flamboyant dan mudah akrab dengan orang lain, sepertinya itu benar. Meski begitu ia tetap berpikiran lurus dengan berkata pada diri sendiri untuk tidak mudah percaya pada apa yang terlihat. Permukaan yang tenang tidak mencerminkan gejolak laut yang sebenarnya.

Athena sedikit terkejut saat laki-laki itu menebak dengan benar jenis kelaminnya. Apakah Romeo hanya sekedar mengira dan sebatas bercanda? Bukankah semua orang mengatakan kalau dirinya adalah pengawal cantik? Atau jangan-jangan laki-laki itu tahu tentang dirinya? Tapi, dari mana Romeo tahu? Ini adalah pertemuan pertama mereka dan bisa dipastikan kalau Athena tidak pernah berkenalan dengan Romeo sebelumnya. Hatinya diliputi sedikit kepanikan tapi berusaha untuk tetap tenang. Ada banyak orang di sini. Ia sering mengalami hal yang membuat panik saat bekerja. Ini bukan pertama kalinya jadi Athena yakin akan bisa mengatasinya.

"Aku tidak tahu kalau kamu akan pulang."

"Tidak menyalahkanmu, brother. Aku sendiri tidak memberi kabar pada siapa pun, termasuk Mama dan Papa."

Romeo ingin memeluk sang kakak tapi Rich menghindar. Terlihat sedikit risih dengan sikap adiknya yang terlalu akrab.

"Hei, ayolah. Peluk adikmu ini!"

"Diam!"

"Dari dulu kamu selalu galak dan tidak pernah ramah."

"Aku tidak akan pernah ramah dengan manusia macam kamu!"

"Macam aku? Maksudnya tampan, memikat, dan adik yang baik?"

"Hell, yeah. Tuhan tahu, aku tidak membunuhmu karena orang tua kita."

Romeo tertawa terbahak-bahak sampai ujung matanya menatap Athena berdiri tidak jauh dari mereka. Ia mengalihkan pandangan dari Rich ke sang pengawal. Berdecak kecil dengan bibir mengulum senyum. Tanpa malu-malu menyelusuri Athena dari atas ke bawah.

"Kenapa kamu menyamar jadi laki-laki?"

Pertanyaan Romeo membuat semua orang terkesiap. Semua pandangan kini tertuju pada Athena. Perkataan Romeo membuat mereka bertanya-tanya, apakah laki-laki itu buta atau memang Drake seorang perempuan?

"Dari mana kamu punya pikiran begitu?" Rich menyentak keras, menghampiri Athena dan merangkul bahunya. "Lihat, ini bahu laki-laki yang kokoh. Bukan bahu perempuan yang lembut. Sekali lagi kamu mengatakan Drake perempuan, jangan salahkan aku kalau dia menghajarmu."

Romeo mengangkat sebelah alis, mendekati Athena dan mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah halus di depannya. Memekik saat Athena meraih pergelangan tangannya dan menekuk di belakang punggung dengan membalikkan posisi.

"Wow, sakiit! Lepaskan aku!" teriak Romeo.

Athena melepaskan cengkeramannya dan membuat Romeo terhuyung. Laki-laki berambut abu-abu itu melotok tidak percaya.

"Sudah aku ingatkan, kamu masih nekat," tegur Rich. "Drake bukan orang yang mudah kamu ajak main-main. Apalagi kamu mengatakn dia perempuan."

Romeo memijat pergelangan tangannya, masih dengan mata menatap Athena lekat-lekat. "Sorry, brother. Tapi aku tidak pernah salah menilai perempuan. Kamu tahu bukan, berapa banyak perempuan yang aku pacari? Aku juga tidur dengan bermacam-macam perempuan. Cukup sekali lihat, aku tahu kalau pengawalmu itu perempuan!"

Rich menghela napas panjang, mengangkat bahu. "Terserah kalau kamu masih ngotot. Bagaimana kalau kamu buktikan sendiri kekuatan Drake, apakah dia laki-laki atau perempuan? Aku rasa yang ada di sini bisa memberimu keterangan tentang itu."

Athena tetap berdiri tenang, mendengarkan orang-orang di sekitarnya menggumamkan pujian. Tentang betapa keras pukulannya, dirinya yang tidak pernah terkalahkan di arena baku hantam, dan juga keterampilannya dalam menggunakan senjata. Semua yang ada dalam diri Athena adalah kualifikasi pengawal tangguh yang sesungguhnya. Menurut mereka, tidak mungkin ada perempuan yang akan setangguh itu. Untuk sementara ia merasa lega karena semua pujian itu menyelamatkannya dari kecurigaan Romeo. Tidak heran kalau laki-laki itu langsung mengenali jenis kelaminnya. Dari yang baru didengarnya, sudah tidak terhitung berapa banyak perempuan yang sudah ditiduri. Athena menekankan dalam diri sendiri, jenis laki-laki seperti Romeo harus dijauhi.

Romeo menghela napas panjang dan mengangguk. Menunjuk Athena dengan telunjuk. "Oke, oke, kalian semua benar. Drake memang perkasa. Tapi, aku tetap dengan pendirianku kalau dia perempuan. Memangnya kalian pernah melihatnya melepaskan pakaian? Pernah melihatnya telanjang? Aku yakin tidak!"

Athena mendengkus keras. "Ada yang ingin melihatku telanjang? Langkahi dulu mayatku!"

Tentu saja tidak ada yang berani menjawab tantangan Athena. Bertarung dengan Athena sama saja menyerahkan diri pada maut. Rich maju, meninju pelan bahu adiknya.

"Aku tidak tahu apa masalahmu, tapi kusarankan untuk berhenti menganggu pengawalku."

"Tidak ada yang ingin menganggunya."

"Perkataanmu membuat Drake nyaris kehilangan sabar. Lebih baik kamu masuk dan menyapa orang tua kita, sebelum aku memanggil ambulan karena tubuhmu babak belur dihajar Drake. Percayalah, kalau Drake mengamuk bahkan pengawal Papa yang paling kuat pun tidak akan bisa menanganinya."

Romeo ragu-ragu sejenak, menyipit ke arah kakaknya. Ia sempat mengira kalau Rich hanya mengatakan omong kosong untuk membuatnya menjauhi sang pengawal. Namun, saat melihat anggukan setuju dari orang-orang yang mengelilingi mereka, ia merasa kalau kakaknya tidak berlebihan. Pengawal cantik itu sepertinya sangat berbahaya. Ia menmgangkat bahu lalu melangkah cepat meninggalkan halaman dan menghilang ke dalam rumah.

Rich menatap Athena yang berdiri di sampingnya. Sekali lagi menepuk bahu Athena. "Jangan kuatir. Adikku memang sembrono seperti itu."

Athena tersenyum. "Tidak ada yang harus dikuatirkan, Tuan."

"Yah, kamu benar. Semua hal jadi ringan dan menyenangkan kalau kamu yang menangani. Memang tidak ada gunanya kuatir. Drake yang hebat."

Senyum memudar dari bibir Athena saat Rich bergegas masuk menyusul Romeo. Beban berat yang sedari tadi ditahannya, lepas bersama helaan napas panjang darinya. Rupanya, Rich seorang tidak cukup untuk membuat hidupnya dalam bahaya. Ada sang adik yang nyatanya jauh lebih kacau dari dugaannya. Ia tidak tahu berapa lama Romeo akan ada di sini, tapi bertekat untuk tidak terlalu dekat dengan laki-laki itu.

"Aku tidak tahu apa yang salah dengan adik Tuan Rich, tapi menurutku dia gila. Mana mungkin manusia sekuat kamu itu perempuan!" Gordon berucap keras.

Ego mengangguk setuju. "Betul, tidak ada perempuan punya tendangan kuat."

Semua mendukung perkataan Gordon dan Athena tersenyum kecil. Senang bisa meyakinkan timnya. Yang ia butuhkan sekarang adalah waktu yang lebih banyak untuk menyelidiki keluarga Moreno. Bisnis apa yang dikerjakan Martin, dan semua hal yang berhubungan dengan mereka. Bukan malah membuat masalah dengan kakak beradik, Rich serta Romeo. Athena mengingatkan diri sendiri untuk lebih hati-hati.
.
.
.
PO hari terakhir.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro