Bab 14b
Kesibukan yang tidak berhenti membuat Rich nyaris tidak keluar ruang kantor sepanjang hari. Athena dengan sabar menunggu laki-laki itu di sofa yang disediakan untuknya. Ia menunggu sambil membaca buku, berlatih bela diri-melakukannya di luar ruangan karena tidak ingin Rich terganggu-dan sesekali mendengarkan saat Rich meminta pendapatnya tentang satu masalah. Entah itu saham, patner kerja, ataupun produk baru.
Athena memang tidak terlihat seperti pengawal pada umumnya. Kalau Gordon dan yang lain berjaga dengan sikap formal, maka dirinya justru lebih santai. Sering kali berada satu ruangan dengan Rich, membuatnya merasa lebih sebagai sekretaris dari pada pengawal.
Rich mengatur jadwal bepergian dengannya, merencanakan waktu rapat setelah berkonsultasi dengan Athena. Pekerjaan yang dulu biasa dilakukan Ghita, kini banyak dilimpahkan ke Athena. Semua karena Rich lebih nyaman bersama Athena dibandingkan orang lain.
"Sial! Padahal aku sudah berusaha menghindar. Menggunakan alasan penembakan di rumah sakit untuk tidak hadir, ternyata si keparat itu menunda jadwal pesta."
Rich meleparkan undangan pada di depan Athena dengan raut wajah kesal. Athena mengambil undangan warna biru muda dengan heran. Tidak menyangka di jaman canggih seperti sekarang masih ada orang yang menggunakan kertas undangan.
"Undangan pesta? Pakai kertas?" ucapnya heran.
Rich mengangguk lalu tertawa lirih. "Jamison memang aneh. Selalu ingin berbeda dengan orang lain., Padahal, undangan itu juga terpampang di koran hari ini tetap saja dia mengirim untukku. Sialan! Dia sengaja memastikan kalau aku harus datang."
Athena mengingat dengan baik siapa Jamison meskipun belum pernah bertemu. Jamison adalah sepupu Savila. Dari yang ia tahu, timbul gesekan antara Jamison dan Rich. Apakah itu karena Savila? Ia tidak tahu. Yang membuat Ahena kaget adalah pesta yang awalnya niat dilakukan beberpa Minggu lalu ternya diundur. Sepertinya sengaja menunda agar Rich bisa datang. Laki-laki seperti apa Jamison ini? Apakah senarsis Clayton sampai Rich begitu tidak menyukainya?
Athena membaca kata-kata yang tertera di undangan dan bergumam. "Kalau begitu Tuan memang harus datang." Ia menutup undangan dengan bunyi flip lembut. "Ada kami yang akan menemani."
Rich menghela napas panjang, menyugar rambut sambil berjalan mondar-mandir di dekat sofa. "Sebenarnya aku tidak datang bukan karena takut tapi malas. Jamison itu dari dulu suka mencari gara-gara denganku. Terlebih sekarang, setelah Savila bertunangan denganku. Dia pernah terang-terangan mengatakan kalau mencintai Savila."
"Mereka bukannya sepupu?" Athena menyela heran.
"Sepupu jauh. Savila tidak pernah menanggapi perasaan cinta Jamison tapi sebagai saudara mereka dekat satu sama lain. Membuatku terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan."
"Kalau begitu kita tetap harus datang bukan? Kalau tidak, Jamison bisa jadi akan melakukan hal yang tidak waras."
"Yeah, aku bisa bayangkan seandainya tidak datang ke pesta. Bisa dipastikan namaku akan terpampang di surat kabar dan diejek pengecut."
Bagi orang awam hubungan antara Rich dan Jamison mungkin terlihat sebagai saingan cinta biasa. Dua laki-laki memperebutkan satu perempuan yaitu Savila. Namun Athena merasa kalau yang sebenarnya terjadi tidak sesederhana yang terlihat.
Pula bekerja, Athena menghubungi Neo untuk meminta informasi soal Jamison. Selain hal-hal standar tentang Jamison yang biasa ada di internet, tidak ada hal lain yang bisa ditemukan.
"Aneh, biodata Jamison terlalu rapi. Terlalu bersih, dan mencurigakan," gumam Neo di telepon. Terdengar ketukan cepat jari jemarinya di keyboard.
"Kamu tidak bisa menggalinya?" tanya Athena.
"Bisa, tapi aku butuh waktu. Ada seseorang yang memang sengaja mengaburkan biodata Jamison. Tapi, aku akan mencari tahu untukmu."
"Oke, thanks.
"Athena, satu hal yang kamu harus kerjakan Minggu depan adalah datang ke rumah Martin Moreno. Kita mencurigai sesuatu yang ilegal sedangf berlangsung di rumah itu."
"Sesuatu yang ilegalk?"
"Yeah, dan tugasmu mencari tahu."
"Oke, i will!"
Athena tidak tahu apa yang akan ditemukannya saat ke rumah Martin nanti. Itu hal yang akan dipikirkannya belakangan. Sekarang yang terpenting adalah memikirkan pesta Jamison dan memastikan kalau Rich akan tetap aman.
Konsep pesta adalah kolam renang atau pool party. Tertera di undangan akan lebih baik kalau para tamu hanya memakai bikini khusus untuk tamu undangan perempuan, dan baju pantai untuk tamu laki-laki. Bisa ditebak, Rich tidak akan melakukan itu. Laki-laki itu datang ke rumah Jamison dengan memakai kemeja biru laut dengan lengan panjang digulung hingga nyaris mencapai siku, dan celana jins hitam. Menurut Rich, ini adalah penampilannya paling santai dan Athena tidak mendebatnya. Terus terang tidak akan nyaman berada di antara banyak orang dalam balutan pakaian pantai. Itu bukan gaya Rich.
Yang paling menunggu datangnya pesta justru anggota tim Athena. Mereka bersemangat saat tahu kalau para pengunjung perempuan diharapkan memakai bikini. Harapan akan melihat banyak perempuan cantik dan sexy membuat mereka seolah meneteskan air liur.
"Ingat, tidak peduli betapa cantik dan sexy perempuan yang kalian lihat di sana, yang utama adalah menjaga Tuan Rich. Akan banyak orang, kita tidak tahu siapa lawan dan siapa kawan. Kalau kalian lengah hanya karena dada dan pinggul perempuan, sebaiknya tidak usah ikut."
"Tidaak! Kami janji akan menjaga pandangan!" sela Gordon cepat.
"Percayalah pada kami, Drake. Meskipun ada banyak perempuan telanjang sekalipun, kami akan tetap waspada." Kali ini Samel yang bicara.
Ugo dan Ego mengangguk sambil mengacungkan dua jempol. Tentu saja mereka harus sepakat mendukung teman-temannya kalau tetap ingin ke pesta. Kapan lagi melihat banyak peremuan setengah telanjang dalam jumlah yang banyak kalau bukan di pesta ini. Mereka tidak akan melewatkan kesempatan ini.
Rich datang bersama tim pengawalnya ke pesta. Savila meminta untuk dijemput tapi ditolak karena tidak searah. Savila justru lebih cepat kalau datang dari rumahnya sendiri. Seperti biasa Athena yang menyetir dan kali ini mereka menggunakan mobil besar yang memuat semua orang.
Tiba di rumah Jamison setelah berkendara selama dua jam, mereka dihadapkan dengan rumah luas di pinggir pantai. Ada banyak kendaraan mewah yang memasuki gerbang dan setelah lolos pemeriksaan mereka diijinkan masuk.
Untuk saat ini tidak terlihat perempuan berbikini karena mereka masuk menggunakan pintu khusus yang berbeda dengan tamu undangan yang lain. Mereka menyusuri lorong lebar berlantai marmer dengan dinding tebal di satu sisi dan kaca di sisi lain. Terlihat pemandangan pantai dari kaca.
Rich berjalan paling depan didampingi Athena, sementara yang lain berada di belakang mereka.
"Rich, sahabatku. Apa kabar!"
Dari arah depan muncul serombongan orang dipimpin laki-laki berkulit cokelat dengan rambut ikal. Laki-laki itu memakai celana pendek bunga-bunga tanpa atasan. Athena mengerjap, meraih bahu Rich dan menundukkannya ke lantai saat beberapa pisau meluncur ke arah mereka.
"Awaas!" Ia berteriak keras.
Athena berkelit saat satu pisau terbang ke arahnya, disusul oleh pisau-pisau yang lain. Dengan satu tangan menekan bahu Rich agar tetap aman, satu tangan mencabut pedang pendek dari betis dan menggunakannya untuk menangkis serangan. Ia menunduk, menendang, mengamati arah pisau datang. Saat serangat sedikit mereda, ia meninggalkan Rich dan berguling ke depan lalu melemparkan pedang pendek miliknya. Terdengar satu jeritan, seorang laki-laki ambruk ke lantai dengan tangan berdarah.
"Wow, cool!" Jamison berteriak.
Rich bangkit dari lantai, disertai bunyi kokangan senjata. Dua kubu berhadapan dengansenjata teracung.
"Gimana, Jamison? Drake hebat bukan?"
Suara feminism membuat ketegangan teralihkan. Savila muncul dalam balutan bikin merah muda, melangkah gemulai dengan sepatu hitam berhak tinggi. Alih-alih mendatangani Rich, justru menuju Athena dan mengusap lengannya.
"Drake, sangat tangguh dan jantan."
Savila tidak peduli saat semua pandangan tertuju padanya. Para pengawal dari kedua belah pihak yang terpikat tubuhnya yang nyaris telanjang. Jamison yang mengernyit penuh perhitungan dan Rich yang menatap tidak suka pada Savila yang bersandar pada Athena.
**
Extra
Gordon memamerkan celana renang hitam miliknya, dengan memakainya di hadapan Samel.
"Bagaimana, apa celana ini bagus?"
Samel mengangguk. "Lumayan."
"Ah, lumayan berarti tidak bagus. Bagaimana kalau aku memakai celana renang yang biru?"
Samel mulai jengkel karena Gordon sebelumnya sudah berganti dua celana. "Kamu ganti lagi? Aku akan menendang bokongmu!"
"Yah, kalau begitu yang hitam saja. Biar tubuhku terlihat lebih kekar. Kapan lagi kita ke pesta dengan tampilan nyaris telanjang. Aku berharap ada banyak bir dingin di sana, menari bersama para perempuan berbikini. Pasti akan menyenangkan."
Samel mengangguk, setuju dengan ucapan Gordon karena berharap hal yang sama. Ternyata, harapan tinggal harapan. Rich memakai pakaian santai yang rapi dan sopan, maka semua pengawalnya pun memakai yang serupa. Berupa celana cargo dan kaos. Musnah sudah harapan Gordon untuk memamerkan tubuhnya.
"Aaaargh, apes. Benar-benar apes nasibkuuu!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro