Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Do You Trust Me? (pt.2) 🔞

Requested by Gongchanidae

nb : disarankan baca part 1 dulu ya dan chapter ini agak lebih panjang dari yang sebelumnya hehe 😉

[ San X Seonghwa ]

Sudah hampir empat bulan sejak Seonghwa menapakkan kakinya di rumah baru dengan pemiliknya yang baik hati, Choi San. Tiada hari tanpa Seonghwa memekik bahagia atas banyaknya kejutan yang San berikan. Seperti mainan, buku cerita, dan camilan dengan berbagai bentuk dan rasa.

Walaupun San kerap meninggalkan Seonghwa karena harus pergi ke kantor, hybrid kelinci itu tidak merasa kesepian. Para pelayan bersikap baik padanya dan selalu menemani Seonghwa jika dirinya sedang bosan.

Tetapi satu hal yang membuat Seonghwa merasa janggal, yaitu karena San tidak pernah meminta 'jatahnya'.

Tahu kan apa maksud Seonghwa?

San sudah pernah bilang bahwa ia menyelamatkan Seonghwa, bukan membelinya. Mungkin itu alasan San tidak pernah meminta jatahnya. Tetapi Seonghwa terus bertanya-tanya, apakah San menahan diri? Karena keduanya pernah terlibat ciuman panas, sekali.

Kala itu, San baru saja pulang kerja dan duduk di sofa ruang TV. Seonghwa yang terlalu antusias langsung memposisikan dirinya di atas pangkuan San sambil tersenyum lebar.

"San lelah ya?"

Pemiliknya mengangguk sambil mengelus pucuk kepala Seonghwa.

"Makan malam dulu yuk? Habis itu San boleh beristirahat."

"Seonghwa."

"Ya?"

Hybrid kelinci tersebut hampir jatuh ketika San meraup bibirnya, kedua lengan San dengan gesit meraih pinggang Seonghwa dan menarik hybrid itu semakin menempel padanya.

San menggigit bibir bawah Seonghwa sehingga lidahnya dapat melesak ke dalam, membuat Seonghwa melenguh tertahan.

"San--agh.."

Seonghwa tidak ingin berhenti, begitu juga dengan San. Tapi pria bermarga Choi tersebut menarik diri, kepalanya bergerak mundur guna menatap objek di hadapannya. San tidak pernah melihat Seonghwa seindah ini--bibir membengkak dan pipi memerah serta kedua matanya yang sayu.

"Kenapa berhenti?"

"Aku tidak ingin menyakitimu."

"Aku sudah biasa disakiti."

Senyum tipis tersungging dibibir San, "I'm not like your former masters, Seonghwa." Setelah itu, San menggendong Seonghwa masuk ke dalam kamarnya dan berlalu begitu saja.

Ketika mengingat kejadian itu, jantung Seonghwa masih berdetak dengan kencang, ia ingin merasakan San menciumnya lagi. Seonghwa tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya, ia selalu ketakutan bila pemiliknya yang dulu hendak menyentuhnya.

Tetapi bersama San, Seonghwa ketagihan.

Rasanya selalu membuat jantung Seonghwa berdebar dan pipinya bersemu ketika bola mata keduanya bertemu, tetapi bukan karena napsu, dan sejujurnya Seonghwa sendiri juga tidak tahu.

Jadi, Seonghwa mencoba mencari jawabannya dibuku cerita Si Cantik dan Si Buruk Rupa yang San belikan, dan Seonghwa dapat mengambil satu kesimpulan.

Ia jatuh cinta.

Ini salah, Seonghwa tidak seharusnya jatuh cinta pada pemiliknya. Ia harus tunduk dan patuh, seperti pada Tuan Wonho dan Master Seungcheol.

Tetapi San tidak seperti mereka.

Sejak Seonghwa mengerti akan perasaannya, ia tidak pernah melihat San dengan cara yang sama lagi. Jantungnya akan dengan cepat menggila dan Seonghwa harus menyembunyikan pipinya yang memerah. Namun, hybrid kelinci tersebut sadar bahwa cepat atau lambat ia harus membicarakan ini dengan San.

Maka dari itu, disinilah Seonghwa berada, terduduk di atas tempat tidur San menunggu pemiliknya pulang. Funfact, mereka tidak tidur dalam satu kamar yang sama. Itu semua karena permintaan San, dan Seonghwa hanya mampu menyanggupi.

Jemari Seonghwa terasa basah oleh keringat, ia tidak pernah segugup ini sebelumnya.

"Seonghwa?"

Telinga kelincinya terangkat mendengar panggilan tersebut. Seonghwa menatap San yang berjalan masuk ke dalam kamar sambil membawa jasnya yang sudah terlepas.

"Aku cari kamu di ruang makan tapi maid bilang kamu sudah makan malam duluan ya?"

Seonghwa mengangguk, "San."

"Hmm, ada apa?"

"Kiss me, please?"

San terkekeh lalu menunduk untuk membubuhi satu ciuman di dahi Seonghwa.

Tapi bukan itu yang Seonghwa maksud.

"Sudah kan? Aku mandi dulu ya." San mengelus singkat telinga kelinci Seonghwa lalu menghilang di balik pintu kamar mandi, tak lama suara gemericik air terdengar memenuhi ruangan.

Seonghwa berperang dengan batinnya, haruskah ia berteriak dengan lantang bahwa ia mencintai San atau mendobrak masuk ke dalam kamar mandi? Dan pilihan Seonghwa jatuh pada opsi kedua.

Hybrid kelinci itu bangkit lalu meloloskan celana tidur beserta dalamannya, menyisakan kaos putih sebagai satu-satunya kain yang melekat ditubuhnya. Kedua kaki Seonghwa melangkah memasuki kamar mandi kemudian menutup pintunya dengan rapat.

Samar-samar, Seonghwa dapat melihat punggung San dibalik kaca pembatas yang tertutupi uap air panas dari shower. Hybrid kelinci itu berjalan mendekat, kaosnya sudah basah terkena cipratan air dari shower tetapi Seonghwa memilih abai dan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang San.

"Seonghwa?" Pria di hadapannya berbalik, menatap Seonghwa yang sudah sepenuhnya basah. "Kamu ngapain--"

"San."

"Ya?"

"Kiss me."

San mengerjapkan matanya, "Seonghwa.."

"Please."

Jemari San mengusap wajah Seonghwa lalu mempertemukan bibir keduanya, kali ini Seonghwa tak tinggal diam. Ia mendongak, memberi akses lebih pada San untuk mengeksplorasi lehernya.

Keduanya kembali terlibat pada ciuman panas, tetapi kali ini San menginginkan lebih dan Seonghwa sudah siap akan hal itu.

"Seonghwa, aku tidak akan berhenti tetapi mungkin akan terasa sakit nanti." San tersenyum lalu mengusap pipi Seonghwa, "Tetapi ketahuilah aku tidak pernah bermaksud untuk menyakitimu."

Seonghwa mengangguk lalu mencium bibir San lebih dahulu. Dengan perlahan, San meloloskan atasan hybrid kelinci tersebut. Jemarinya bergerak turun menuju pangkal paha Seonghwa, disitulah San menyadari bahwa Seonghwa sudah tidak memakai bawahan apapun.

Seringai tipis menghiasi bibir San.

"Anggh!"

Lenguhan tipis mengalun ketika San memasukkan dua jarinya pada lubang Seonghwa, membuat hybrid kelinci itu berjengit.

"Sakit?"

Seonghwa menggeleng, "Lanjutkan, San."

Lalu San menambah jari ketiganya guna membuat lubang Seonghwa rileks, bibir San bergerak mengecupi leher submisifnya. Nampak jelas tanda merah keunguan dengan bercak-bercak air dari shower.

San mengeluarkan jarinya setelah merasakan lubang Seonghwa rileks, ia membawa tubuh Seonghwa menempel ke dinding.

"Kau siap?"

"Siap, San--agghh!"

Seonghwa tidak dapat menahan desahannya lagi ketika milik San melesak masuk. Ia mengangkat kaki kanannya agar San dapat mengakses lubangnya lebih leluasa. Kedua lengan Seonghwa memeluk leher San dengan erat sambil berusaha meredam racauannya.

"Lebih cepat, San."

Seumur hidupnya, Seonghwa tidak pernah meminta lebih ketika berhubungan seks. Ia selalu ingin menyudahi dengan cepat, tapi apa daya karena ia harus menjadi pemuas napsu bagi tuannya.

Ini pertama kalinya untuk San melihat tubuh Seonghwa secara keseluruhan. Terdapat banyak bekas lukas di perutnya dan satu goresan panjang dari pinggang sampai pangkal paha kanannya. San tidak bisa membayangkan betapa buruknya hidup Seonghwa yang dulu.

"Kau cantik sekali."

Hybrid kelinci itu tersenyum lalu membalasnya dengan mencium leher sang dominan.

San merintih, semakin menghantam titik nikmat Seonghwa dan merapatkan tubuh satu sama lain. Betapa ia menginginkan hal ini, setelah malam-malam panjang hanya diisi dengan membayangkan tubuh indah Seonghwa kini fantasi San menjadi kenyataan.

Ini bukan berhubungan seks, ini bercinta. Keduanya tahu terdapat perasaan lebih saat melakukan ini dan mereka sadar akan hal itu.

Maka ketika Seonghwa hampir mencapai pelepasannya, ia berbisik. "San." Kedua tangan Seonghwa menangkup pipi sang dominan, "I love you."

Detik berikutnya, Seonghwa mencapai klimaks, cairannya keluar membasahi perut pria bermarga Choi itu, kemudian disusul dengan San yang mencapai pelepasannya di dalam lubang Seonghwa.

Hybrid kelinci tersebut terengah, napasnya memburu dengan kepala bersender dibahu sang dominan. San mematikan shower lalu meraih dua handuk yang tergantung di luar, setelah mengenakan handuk pada dirinya, San beralih membalut tubuh Seonghwa dan merengkuhnya.

"Bisa jalan? Atau mau aku gendong?"

"Gendong."

Kekehan lembut mengalun dari mulut San, ia lekas menggendong Seonghwa dan melangkah keluar dari kamar mandi.

*****

"Mau tambah susu lagi?"

Seonghwa menggeleng sebagai jawaban, membuat San menaruh kembali teko berisi susu cokelat hangat di nakas.

Sesudah membalut tubuh Seonghwa dengan handuk tadi, San segera berpakaian sementara hybrid kelinci itu diam-diam memperhatikan. San dapat melihat pipi Seonghwa memerah dan mengalihkan wajahnya ke arah lain.

Siapa suruh berganti pakaian dihadapan Seonghwa? Seonghwa kan jadi malu
ヽ(`⌒´)ノ

Selesai berpakaian, gantian San yang memakaikan baju untuk Seonghwa. Sweater oversized dan celana piyama tak lupa dengan dalaman yang semuanya milik San karena Seonghwa tidak ingin kembali ke kamarnya.

"Mau tidur dengan San, boleh? Tapi mau minum susu dulu.."

Mana mungkin San menolak? Ditambah dengan tatapan memelas yang terlihat polos dan telinga kelincinya yang bergerak-gerak.

"Sudah habis!" Seonghwa mengangkat gelasnya tinggi-tinggi sebelum menaruhnya dinakas.

"Sekarang tidur ya."

"San mengusirku? San ingin aku pergi dari sini?"

San melongo.

"Aku kan ingin tidur dengan San."

Oke, itu terdengar ambigu.

"Aku gak ngusir kamu, Seonghwa. Maksud aku, kamu sekarang tidur tapi disini, di kamar aku."

"Oh begitu, hehe."

San menggelengkan kepala lalu membawa tubuh Seonghwa ke dalam pelukannya. Hybrid kelinci tersebut merasa nyaman luar biasa, ia semakin merapatkan tubuhnya dan mengusak didada sang dominan.

Jemari San mengusap surai Seonghwa dengan lembut, sesekali turut mengusap telinga kelincinya. "Sudah mengantuk?"

"Eung."

Mata Seonghwa sudah terasa berat dan hampir terpejam ketika ia merasakan San mengecup dahinya.

"Mimpi indah," lalu terdengar San bergumam rendah, "Aku mencintaimu, Seonghwa."

Mulai malam ini dan seterusnya, Seonghwa akan tidur sambil bermimpi indah. Karena hybrid kelinci itu tahu, rasa cintanya sudah terbalas.

*****

A/N :

Hope you like it, Gong! Maaf banget aku lama update requestan kamu yang ini 😭🙏

-yeosha

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro