Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CRITICAL DAMAGE

Terjebak di kerumunan membawa Manda ke ingatannya waktu kecil. Dulu dia sempat hilang di pusat perbelanjaan. Waktu itu ibunya sedang asyik mengejar diskon sampai Manda terlepas dari pengawasan. Manda yang kebingungan terjebak di keramaian orang-orang dewasa. Dia tersenggol sana-sini sampai tak sadar dia sudah jauh dari ibunya. Manda menangis begitu kencang.

Ketika terjebak di kerumunan itu Manda mendadak sesak napas. Persis seperti sekarang. Dia kesulitan bernapas. Dia benar-benar tenggelam di kerumunan peserta tarung akbar yang menggila.

Mengingat kembali tujuannya, yaitu mendapatkan petunjuk tempat adiknya disekap, Manda berusaha menyingkirkan ketakutannya. Dia tarik napas dalam-dalam dan bertahan. Dia pegang erat-erat tameng vibraniumnya, melindungi tubuhnya dari serangan bertubi para musuh. Manda mengeluarkan pedang lasernya. Dia mengaktifkannya sehingga laser tersebut memanjang dan susah payah dia bergerak memutar, mengiris tubuh-tubuh lawan yang mendesak.

Manda dikerubungi alien-alien yang susah dia jelaskan bentuknya. Kemudian robot-robot. Para ninja. Para samurai. Pasukan berpakaian ala power rangers. Tokoh-tokoh kartun. Semua mengerumuni Manda.

"Itu, itu yang mesti kalian incar, bukan aku!" Manda menunjuk piala di atas puncak es.

Dia melihat ada beberapa peserta yang mulai menanjaki gunung es tanpa ada yang mengganggu. Aneh sekali. Kenapa ribuan lainnya malah berfokus ke Manda? Bisa kewalahan dia. "Wong Heksa! Bagaimana ini pesertamu salah mainnya!"

Tak ada jawaban dari Wong Heksa. Sekuat tenaga, dengan lifebar yang tersisa separuh, Manda melawan mereka semua. Dia kerahkan senjata-senjata mematikan. Pedang laser sampai habis dayanya. Granat sampai tak bersisa. Dia tendang melingkar dan tinju ninja. Mereka seolah mati satu tumbuh seribu. Lingkaran kerumunannya selalu diperbarui.

Anehnya, koin leburan mereka tidak masuk ke anggaran. "Wong Heksa! Jangan curang!" Manda protes.

Pukulan keras mengenai pipi Manda. Membuatnya berdarah dan pusing. Lifebarnya berkurang seiris. Manda melindungi dirinya lagi di bawah tameng. Sialnya ada tangan sangat kuat yang merebut tamengnya dan membuangnya. Tameng itu melesat ke dinding gunung es, memutuskan tali panjat seorang peserta.

Kini Manda jadi sasaran empuk. Posisinya sulit sekali untuk keluar dari keroyokan. Dia menangkis dengan tangan kosong setiap tangan yang menghajarnya. Ayunan pedang dari lawan dia tangkis pakai tongkat besi. Manda susah sekali mau mengeluarkan senjata dari inventorinya. Dia mencoba melompat pun seperti ada yang menarik kakinya. Ada tangan yang muncul dari daratan es. Manda menginjak-injaknya lalu tanpa diantisipasi, kakinya malah dibikin keseleo. Manda menjerit kesakitan. Lifebarnya berkurang lagi. Sekarang tinggal tiga puluh persen.

"King T'Challa! Tolong aku!" Manda berharap sang Black Panther muncul membantunya.

Tak ada sahutan dan tak ada yang datang. "Wakanda forever!"

Dia melihat satu peserta telah berhasil mengambil piala di puncak gunung es. Dia tampilannya mirip Son Goku. Terbang sombong menaiki hoverboard, bukan awan kinton. Manda berseru menunjuk orang itu tapi para pengeroyoknya tidak menggubris. Manda mengumpati Wong Heksa yang tak adil. Lifebarnya berkurang seiris.

Manda kewalahan menangkis serangan lawan. Kakinya sakit tak bisa digerakkan. Tangannya lama kelamaan pegal juga. Keahlian tempur Sara Lance turun drastis. "Astacakra forever!" Manda berteriak asal.

Anehnya, para pengeroyok seperti bengong sebentar. Manda memanfaatkan itu untuk menggelayut pada lengan monster bertubuh besar. Ketika mereka tersadarkan dari bengong, Manda ikut terayun oleh lengan monster itu. Mengirimnya terbang ke atas. Manda memanfaatkan itu untuk mengeluarkan senjata dari inventori. Dia lempari granat ledakan tinggi.

Kerumunan pengeroyoknya lenyap sepertiga. Sayangnya dia terbang tidak tinggi, sehingga kembali ke tanahnya pun lebih cepat. Manda tidak bisa keluar dari kerumunan pengeroyok.

Tenggelam lagi dia dalam lautan serangan membabibuta. Segalanya terasa melambat. Slow motion.

"Maafkan aku, Karin."

Manda tak sanggup melawan. Sakitnya tak tertahankan. Lifebarnya drastis turun menjadi nol.

Manda mati.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro