
AN ENEMY HAS BEEN SLAIN
Manda tengah menyusun strategi ketika Wong Heksa muncul lagi di hadapannya. Begitu dekat. Masih dalam wujud hologram. Manda hendak menyingkirkannya tapi tidak bisa. "Apa lagi? Minggir sana."
"Manda, piala di atas itu adalah petunjuk nyata keberadaan adikmu. Jadi, kau harus memenangkan pertarungan ini."
"Artinya, aku harus melenyapkan semua musuh? Ribuan musuh?!"
Wong Heksa hanya menyeringai menyebalkan.
Manda mengeluarkan pedang dari inventorinya dan menebas hologram Wong Heksa. Sungguh perbuatan yang sia-sia.
Manda tidak bisa membuat jubah kamuflase supaya dirinya tak terlihat musuh. Peraturan permainan ini tidak mengijinkan itu. Baiklah, Manda mengeluarkan koin anggaran cukup tinggi untuk mengunduh keahlian bertempur Sara Lance juga. Dia cek lifebarnya masih delapan puluh persen. Dia perhatikan musuh-musuh yang sudah mulai bergerak menuju gunung es. Beraneka ragam wujud, ukuran, senjata dan tunggangan.
"Ha, mereka boleh punya tunggangan?" Manda mencoba juga untuk membeli tunggangan, entah itu motor terbang atau pun hewan magis. Sayangnya, dia tak diijinkan untuk itu. Manda mesti melakukan cara konvensional untuk menuju puncak itu.
Raungan dan terompet tempur membahana. Manda lihat ada gajah raksasa dari Lord of The Ring menghancurkan ratusan musuh sekali injak. Di atas gajah itu yang mengendarai adalah makhluk Ewok dari Star Wars. Gila, di raungan terompet pertama tanda pertarungan sudah dimulai, peserta tarung agung ini fokus untuk membantai peserta lain. Ramai sekali.
Tidak ada darah di sini. Untunglah. Setiap lawan yang dibunuh, lenyap menjadi serpihan koin.
Manda menebaskan pedang lasernya ke setiap musuh yang menemukannya bersembunyi di balik batu. Koin anggarannya bertambah. Manda mengeluaran blaster dan menembaki lawan-lawan di dekatnya. Dia mengusahakan ruang geraknya leluasa.
Satu empasan berasal dari robohnya gajah raksasa melempar banyak peserta sampai melayang. Manda tadinya kaget, lalu dengan reflek tangguh seorang Sara Lance, dia memanfaatkan itu untuk menyapu melingkar pakai blaster lasernya. Puluhan musuh dalam wujud Storm Trooper meledak jadi koin.
Makhluk-makhluk yang kelampau besar tadi sudah dibunuh oleh kelompok bersenjatakan panah api dari Amazon. Mereka melolong-lolong mengagungkan kemenangan sesaat. Tidak lama kemudian mereka dilalap habis oleh seekor naga, Manda pikir itu Smaug. Bisa saja salah. Lalu naga itu tumbang juga setelah kena tembakan panah besi vibranium oleh seorang berkostumkan mirip Black Panther. Manda menyerukan, "Wakanda Forever!" orang itu langsung mencari keberadaan Manda. Sial sial sial. Manda keceplosan. Dia kemudian dikejar oleh Black Panther itu.
Manda menjatuhkan lawan yang menaiki hoverboard, dia potong kakinya pakai pedang laser. Manda menaiki hoverboard demi menghindari kejaran Black Panther. Empasan energi kinetik dari kostum Black Panther membuat Manda terpental dari hoverboardnya. Black Panther itu menindas Manda.
"Ampun King T'Challa!" Manda melakukan silang tangan di dada. Black Panther itu tidak jadi meringkusnya. Dia justru menawarkan tangan untuk membantu Manda berdiri.
"Temukan dirimu yang asli, Astacakra," pesannya. Black Panther itu memberi Manda sebuah tameng dari vibranium. Lalu dia lenyap.
Manda bengong. Astacakra! Dia masih yakin piala itu akan jadi petunjuknya untuk menjadi Astacakra juga. Apa pun cara dia harus sampai di puncak terlebih dahulu. Manda merangkak dan mencari tempat sembunyi. Serangan laser, panah melintas, granat dilempar, peluru berdesing, susah payah dia hindari. Manda keluarkan tameng bulat pemberian King T'Challa. Terima kasih Forever King!
Berondongan peluru mengenai tamengnya, tapi tidak berpengaruh apa-apa. Manda berlari menerjang musuh-musuh alien. Tameng itu jadi semacam senjata juga. Siapa pun musuh kena tameng itu langsung lenyap jadi koin.
Sedari peperangan berlangsung, setiap kali Manda membasmi lawan akan terdengar suara robot perempuan, "an enemy has been slain!" mirip sekali dengan gim daring favoritnya. Menambah semangat Manda.
Manda melihat masih belum ada yang dalam proses pendakian gunung itu. Semua masih sibuk membasmi lawan sebanyak-banyaknya. Manda memanfaatkan itu untuk bergerak maju dibantu oleh tameng kuat. Sembari itu dia menebas-nebas pedang laser ke sekeliling, sekali-kali ganti dengan blaster.
Terengah-engah dia telah sampai di kaki gunung es. Curam sekali tampaknya. Manda mesti memilih atribut memanjat. Ah, dipikir-pikir itu akan membuatnya lambat dan jadi sasaran empuk. Dia harus mencari tunggangan yang dapat mengantarnya dengan mudah ke puncak. Manda melihat peserta bunuh-bunuhan yang menunggangi hewan atau kendaraan tertentu. Nah itu dia. Ada kuda berkaki enam. Dia melihat aksi kuda itu berlari di dinding batu curam tanpa kesulitan. Manda keluarkan panah, dengan keakuratan tinggi dia berhasil menjatuhkan alien kulit biru penunggangnya. Manda segera lompat dan tepat mendarat ke punggung kuda kaki enam itu.
Manda melambai-lambai ke ribuan lawan yang masih sibuk menjatuhkan lawan. Gara-gara itu dia jadi sasaran tembak. Manda menghindari itu dengan lincah. Dinding gunung es meretak dan terjadi longsor kecil. Menimbun musuh yang mulai sadar mereka harusnya segera mendaki dunung.
Manda melempari mereka dengan granat ledakan tinggi. Koin-koin masuk ke anggarannya. Suara robot perempuan jadi kedengaran bertabrakan karena harus mengumumkan "an enemy has been slain" sebanyak itu dalam waktu bersamaan.
Puncak sudah semakin dekat. Manda bersiap-siap untuk meraihnya. Tiba-tiba saja kuda berkaki enamnya tersungkur, membuat Manda terlepas dari punggungnya. Manda terjun bebas. "Tidaaak!"
Dia melihat ada tangan-tangan keluar dari dinding gunung es, mencengkeram kaki kuda kaki enamnya. Kemudian kuda itu seperti tertelan dinding gunung es. Manda meluncur jatuh dan lenyap ditelan kerumunan peserta yang hendak memanjat.
Lifebarnya berkurang cukup banyak.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro