Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

PERTUKARAN TEMPAT


Abah telah menyampaikan rencana detailnya kepada Waras. Dia mesti bersiap lebih cepat. Abah telah merasakan tanda-tanda bakal datangnya Kalong Ireng yang sebenarnya. Melalui pengamatan Abah yang sekilas namun menyeluruh, cuci otak Sonya Ruri sudah terlampau jauh. Khawatirnya akan sulit untuk dikembalikan murni.

Wujud astral Waras kembali ke raganya. Dalam sadarnya, Waras masih dapat melihat wujud astral Abah Depe. Memberinya instruksi-instruksi melalui gestur. Supaya tidak menarik perhatian. Abah Depe akan kembali dulu ke raganya, dan setelah beberapa waktu yang cukup astralnya akan kembali lagi untuk menjalankan rencana.

Waras menjalani rutinitas sebagai murid padepokan. Bangun sebelum subuh dan melakukan perjalanan telanjang kaki menanjak dan menuruni lereng gunung gaib. Lalu mereka berendam di kolam hitam. "Berendam dan mandilah di kolam hitam. Terdapat senyawa darah Pendekar Hitam di dasarnya. Sehingga akan memantabkan niatan hati kalian mempelajari ilmu di padepokan ini." Kata guru padepokan yang bisa berubah jadi kelelawar.

Waras berendam secukupnya. Dia tidak mau terkontaminasi pikiran sesat pendekar hitam.

Waras pura-pura bodoh ketika pelajaran jurus-jurus. Dia membuat dirinya ceroboh dengan pura-pura jatuh saat kuda-kuda. Dia berkali-kali ditendang oleh kakak tingkat untuk menguji kekuatan kuda-kudanya.

Setidaknya cukup tiga hari bagi Waras dan Abah untuk meyakinkan kalau dirinya hanyalah murid biasa yang menghendaki ilmu alih rupa menjadi siluman.

"Waras, ini mungkin permintaan yang terlalu besar. Astacakra satu ini mungkin akan sangat sulit untuk diaktifkan. Karena kerusakan memorinya terlalu hebat. Virus-virus pendekar hitam telah menggerogoti jiwanya. Jadi, kau akan tahu apa yang perlu kau lakukan nanti. Pengorbanan besar yang kami minta darimu." Pesan Abah semalam ketika mengunjunginya dalam wujud astral. Mereka mengobrol dalam wujud astral.

"Apa pun yang bisa aku lakukan. Akan aku lakukan dengan sepenuh hati, Bah. Jika pun nyawa taruhannya. Saya bersedia."

"Sungguh Pendekar Putih sejati."

Tiba harinya. Para murid baru akan belajar berhadapan dengan murid level 2. Kemarin mereka sudah berlatih bersama murid level 1. Nastiti, perempuan yang suka dengan Edi alias Waras, selalu saja memosisikan diri di samping Waras.

Ini saatnya, pikir Waras. Dia harus seolah-olah kena serangan dari murid level 2. Beruntung, hari ini mereka sedang mempelajari jurus tapak seribu. Pukulan sekali namun efeknya seperti terkena pukulan seribu kali. Jurus yang cukup menyakitkan, tapi mudah dipelajari.

Murid level 2 mempraktikkan dahulu dengan menyerang gedebog pisang didirikan membentuk tubuh manusia. "Pukulannya harus kencang. Dan dengan tarikan dan tahan napas, entakkan serta jiwa kalian yang telah direndam di kolam hitam. Pukulan fisik hanya sekali, selanjutnya sembilan ratus sembilan puluh sembilan pukulan berikutnya akan dilaksanakan oleh tubuh astral kalian."

Sekali pukul. Ciat! Gedebog pisang itu langsung hancur. Setelah pukulan sekali, seperti terdengar bunyi pukulan sebanyak seribu dalam waktu tiga detik. Seperti dengung yang menggetarkan jantung.

Selanjutnya mereka ambil posisi berhadapan masing-masing dengan pasangan dari level 2.

"Jangan takut, tidak berbahaya kalau untuk latihan. Pukulan tapak seribu bisa dibatalkan kalau dinilai membahayakan murid. Dan kalian bisa menangkisnya dengan tangkisan seribu juga."

Murid level 2 menunjukkan gerakkan tangkisan. Jurusnya sama hanya gerakannya saja yang berbeda. Dua orang murid level 2 memperagakan. Pukulan tapak seribu dengan tangkisan tapak seribu yang bersamaan. Efeknya adalah empasan yang membuat rambut berkibar. Lalu terdengar juga dengung menggetarkan jantung.

Waras berhadapan dengan murid level 2. "Mohon jangan keras-keras, Mas." Pesannya.

"Jangan loyo." Katanya ketus.

"Siap?" seru guru padepokan.

"Siap!" semua berseru.

"Hajar!"

Waras sengaja tidak melakukan tangkisan tapak seribu. Sementara astral Abah Depe sudah siap menjemput raga dan astralnya Waras. Bruk!

Tubuh Waras terpental cukup jauh. Abah Depe melesat dan menukar tubuh Waras dengan debog pisang dilapisi tabir tipuan mata sehingga mereka semua tetap melihat debog pisang itu sebagai Waras. Tak bernyawa.

Abah Depe menyembunyikan tubuh Waras di peti mati di dalam tanah di area pemakaman keramat padepokan Halimun Soang. Astralnya Waras kemudian dia masukkan ke dalam botol yang diperolehnya dari padepokan Nyi Laksmi di alam persinggahan Watukayu.

Tinggal menyiapkan tubuh baru bagi roh Waras. Abah telah memilih satu dari dua murid teladan yang selalu mengawal Sonya Ruri. Yang laki-laki bernama Wisana dan yang perempuan bernama Wati.

Abah menuju kamar salah satu dari mereka dan mencabut paksa rohnya. Abah kemudian menuangkan roh Waras ke dalam mulut murid teladan itu.

"Ingatan orang ini akan dapat diakses olehmu. Jadi manfaatkan malam ini untuk menyelami pengetahuan yang dipunya orang ini." Pesan Abah. "Apa pun yang terjadi, lakukan segala upaya agar Sonya Ruri tidak menjadi senjata pamungkas mereka."

Ayam berkokok di kejauhan membangunkan Waras dalam tubuh barunya. Dia kaget ketika meraba dadanya. "Kok menonjol?"

Dia mengecek apa yang ada dibalik bajunya. "Astaga, Abah! Aku dimasukkan ke tubuh perempuan."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro